Lila menatap Diah iba. Sejak kepergian Danial dan Edera dari rumahnya, wanita renta itu hanya berdiam diri di dalam kamarnya. Lila menghela napasnya pelan, lalu wanita itu pun masuk ke kamar Diah. Sebelum itu, dia mengetuk pintunya terlebih dahulu. “Mama.” Lila mulai mendudukkan dirinya di pinggiran kasur milik Diah. Diah mencoba tersenyum, namun Lila tahu itu adalah senyum penuh dengan kepalsuan. “Keadaan Zee bagaimana?” Diah mencoba mengalihkan topik pembicaraa yang akan Lila bahas. “Zee baik, mah. Mah, Lila tahu apa yang sedang mama pikirkan, tapi Lila mohon jangan siksa diri mama sendiri dengan mengurung diri seperti ini di dalam kamar.” Lila menatap Diah memohon. Diah menghela napasnya pelan. “Mama takut dia akan mengambil Zee lagi dari kita.” Wanita itu kembali terisak. “Kit