When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Aku akan segera ke sana.” “Kamu mau kemana?” Nean menghadang langkah Zenna ketika gadis itu ingin keluar dari rumahnya. “Zenna mau ke ruamh sakit kak, ada sesuatu yang harus Zenna selesaikan,” jelasnya, Zenna masih berusaha untuk menerobos badan Nean yang besar, namun nahas, tubuhnya yang kecil tidak bisa berbuat apa-apa. “Biar kakak antar.” “Nggak usah kak, emangnya kakak nggak ke sekolah?” tanya Zenna ke dua aisnya bertaut. “Kakak udah mengundurkan diri,” jelas Nean sekenanya. “Tapi kenapa?” “Bukan saatnya untuk bertanya, katanya kamu ada sesuatu yang ingin diselesaikan, lalu kapan kita akan berangkat ke rumah sakit?” Seketika pertanyaan mengenai Nean hilang di otak Zenna. Gadis itu langsung mengunci pintu rumahnya dengan gerakan cepat. “Ayo kak.” Zenna menarik tangan dan mem