When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Zenna pulang dalam keadaan basah kuyup, tubuhnya terlihat bergetar akibat dingin yang menyerang, ditambah lagi bajunya yang basah membuat gadis itu terlihat sangat menyedihkan. Gadis mungil itu mulai memasukki rumah nerakanya dengan pandangan kosong. Langkah kakinya memang menuju kamarnya, namun pikirannya meleyang entah kemana. “Kenapa kamu tega ngelakuin ini sama kakak?” tanya Lovinta yang sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. Tatapan mata kekecewaan sangat terpancar jelas di sana. Zenna mendongak dengan mata sembabnya, gadis itu menatap sang kakak. “Kenapa kalian semuanya bertanya seperti itu? aku bukan tuhan yang tahu segalanya. Semuanya terjadi begitu saja tanpa didunga,” jawab Zenna lantang. “Kamu kan tahu kakak suka sama Nean, kenapa kamu tega nusuk kakak dari belakang! KENA