When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lovinta menatap heran pada lelaki bertubuh gagah yang sedang berjalan memasuki ruangan Gilang. Pasalnya selama dia bekerja di perusahaan Gilang, gadis itu belum pernah melihat lelaki itu datang. Lovinta yang ingin meminta tanda tangan Gilang pun mengurungkan niatnya saat gadis itu mendapat tatapan tajam dari lelaki yang tidak dikenalnya itu saat ke duanya tidak sengaja berpapasan. “Mau mencari pak Gilang, pak?” Lovinta mencoba bertanya ramah, namun lelaki itu melenggang begitu saja seolah tidak mendengar sapaan Lovinta. “Ya Allah, sombong sekali,” gumam Lovinta menahan rasa kesal di dalam hatinya. Lalu gadis itu berbalik badan dan kembali ke ruangannya. *** “Halo, kak. Apa kabar? Lo nggak kangen sama adik lo yang baru aja pulang dari Australia?”