When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hari ini adalah hari terakhir Gilang dan Lovinta berada di panti itu. Rasanya berat sekali untuk Lovinta meninggalkan kampung yang penuh dengan pemandangan indah itu. “Lovinta, kamu sudah membereskan barang bawaan kita ‘kan?” tiba-tiba saja Gilang datang dan membuat Lovinta terkejut. “Sudah, pak.” gadis itu beranjak dari duduknya dan ingin pergi meninggalkan Gilang, namun lelaki itu menahan pergelangan tangan Lovinta. “Mau kemana kamu?” Gilang bertanya dengan sorot mata yang dingin. Gadis yang beberapa hari ini dia hindari kini mencoba membalas menghindar pula. “Apa segala sesuatu yang saya lakukan harus melalui persetujuan dari pak Gilang?” gadis itu sangat berani menatap mata lelaki yang sedang menatapnya juga. Gilang semakin mengeratkan cekalannya untuk membuat Lovinta sadar b