When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dua minggu kemudian …. Lovinta terlihat sangat sibuk menyiapkan bekal untuk Nean bekerja nanti. Ya, sudah satu minggu yang lalu Nean menjadi seorang koki di restoran Danial. Lovinta tidak menyangka jika lelaki itu akan meninggalkan profesinya sebagai guru. Lovinta berjalan ke sana ke mari mengambil wadah dan mengambil peralatan lainnya dan sesekali bersenandung kecil untuk memecahkan keheningan yang terjadi di dapur itu. semua asisten rumah tangganya diliburkan untuk sementara waktu, karena Lovinta ingin menyiapkan segala keperluan Nean, Danial, dan Diah seorang diri. “Selamat pagi, sayang,” sapa Nean dengan senyum yang tidak pernah luntur di wajahnya. Lelaki itu sudah berpakaian rapih dan wangi. Menggunakan celana levis dan jaket yang melekat pada tubuhnya. “Selamat pagi, sayang.”