When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Langit diselimuti oleh awan hitam yang menggumpal dengan petir yang terdengar nyaring di telinga Lovinta. Gadis itu terlihat tengah sibuk menutup tirai jendela rumahnya agar angin tidak semakin berhembus masuk. Sesekali gadis itu menengok ke arah luar jendela, hatinya sangat risau ketika Nean tidak kunjung kembali padahal jam ini lelaki itu seharusnya sudah tiba di rumah. Sambil mengunggu sang suami dan sang papa pulang, gadis itu membuatkan dua cangkir jahe hangat untuk menghangatkan tubu keduanya. Hujan rintik itu kini menjadi lebat. perasaan Lovinta semakin tidak karuan. wajah gadis itu terlihat sangat hawatir saat melihat ke arah jendela yang tirainya sedikit terbuka, namun seseorang yang ditunggunya belum juga kembali. “Ya Allah, semoga mereka baik-baik saja,” gumam gadis itu.