Episode 5

1564 Words
"Habis ini yuk kita ke Chamonix-Blanc, walau gak main sky kita liat-liat aja." Kata Icha. "Waduh tempat apa lagi itu?!". Tanya Nico. "Kuno.. masak gak tau?!.. itu lho warung lezehan yang jual nasi Jinggo.!!". Jawab Dirga. sambil tersenyum. "Chamonix-Mont-Blanc, sebuah kota yang terletak di perbatasan Perancis antara Swiss dan Italia. Termasuk didalamnya ada enam belas desa kecil, terbentang dari utara ke selatan, kota ini berbagi dengan Saint-Gervais-les-Bains se-kotamadya dalam catatatn ketinggian tertinggi di Perancis, dari 995m sampai 4809m di atas permukaan laut".Jawab pak Alit. "waooo tinggi.... dinginnya kayak apa itu?". "Yah lumayan sih?!" "Dengan bus + TGV naik kereta kurang lebih 6 jam." Jawab Icha. Kemudian Pak Alit menambahkan: "Dari stasiun Gare de Lyon ke stasiun Bellegarde-sur-Valserine, kemudian naik bus ke Chamonix." "Waduh lama juga ya.. kalau naik pesawat kira-kira berapa jam?". Tanya Rara, sambil ngiket rambutnya. "Dengan pesawat + bus ± 3 jam Setelah penerbangan dari Paris ke Jenewa 1 jam, dapat naik ouibus, easybus ...dari bandara ke Chamonix sekitar 1 jam 45 menit." "Dari Paris ke Chamonix Dengan bus, 10 jam." "Terkenal dengan ski, paralayang .. terutama puncak Mont Blanc. Menarik banyak wisatawan, pendaki dan penjelajah di seluruh dunia." Kata Icha. "Wah..berarti Icha sering kesana ya?" "Sama papi, mami tiga kali.. kalau sama papi aja kayaknya dua kali...terakhir pas lulus SMA sama papi aja." "Ya..ya..ya..ya aku inget sekarang... Gara-gara Nathan gak mau diajak kesini, malah pergi Gunung Semeru sama Enam Sekawan.. terus anak tetangga ngambek gak mau nyapa sampai Nathan gak doyan makan terus kucingnya mati minum racun serangga itu tho . Baru inget aku!". Kata Dirga sambil menggut-manggut.. Mendengar Ocehan Dirga, Icha tersipu malu sambil menutup mukanya sama kedua tangannya. "ooooooo mangkanya yang lain pada keheranan.kok Icha tenang-tenang Bae.!!" Jawab Niko Mereka pada nongkrong di cafe santai ngobrol tentang rencana esok hari. Buat Olien kemanapun perginya yang penting caamera ada di pundaknya. "mbak, aku minta dokumentasi hasil yang di kebun semua ya.. mo tak kirim ke Papi, Mam.i" Pinta Icha. "Beres.. ntar di kamar hotel saja tak kirim semua, soalnya sudah tak transfer ke laptop." Jawab Olien. "Jadi kita sepakat untuk pergi kesana ya.. tapi biar gak rugi dan bisa santai kita nginap disana untuk beberapa hari." Kata pak Alit "Kalau kami sih okey okey saja. Emang gak masalah kan kalau pak Alit bersama kami sampai nanti balik ke Indo.?!". Tanya Olien. "Gak masalah neng, sadah menjadi tugas saya sebagai pemandu wisata... Lagian sama boss juga sudah diwanti-wanti untuk tetap bersama kalian sampai nanti balik ke Indo." Kata pak Alit. Sementara itu dua orang, yang dari sejak kelompok ini nongkrong di cafe ini, kedua orang itu duduk di samping meja mereka, beranjak pergi. "Boss, kayaknya mereka besok mau ke ...Chamonix-Blanc." Diceritakan semua pembicaraan kelompok ini..kepada Aldo lewat telepon. bahkan kemesraan Icha yang semakin lengket sama tunangannya tak lepas dari cerita, membuat Aldo banting hp. di bad hotel dan mental jatuh ke lantai. Diambilnya, kemudian berkata: "Jangkrik....terpaksa kita gak bisa mengikuti mereka.. ya sudah cepetan kesini." Perintah Aldo. "Hem.. benerkan… dia itu suruhan si Botak, untuk memata-matai kita..tuh liat pasti sebentar lagi pergi.. tuh bossnya memanggil." Kedua anak buah Aldo bergegas pergi. Prediksi Olien gak mbleset sedikitpun. "Mangkanya kok dari awal kedua orang itu sebentar-sebentar matanya nglirik ke Icha terus." Kata Rara. Saat keduanya pergi. Olien dan Icha beserta kelompoknya ketawa ngakak. Karena kedua orang ini juga sering diperintahkan untuk mengawasi geraak-gerik Olien saat si Botak Aldo ditolak mentah-mentah. di depan orang banyak waktu Olien gagal Kuliah di Singapura. Gara-gara diganggu dan diawasi terus setiap langkah hingga Olien pulang ke Indo karena ulah mereka. Icha dan Nathanpun pindah tempat duduk gak mesra dan romantis seperti saat ada dua begundal tadi. _______ Keesokan harinya, mereka sudah pada siap dengan seluruh perlengkapan. siap berangkat. "Kali ini pak Alit juga ikut merasakan santai selama perjalanan biar, Nico dan saya serta Nathan yang bawa mobil, ntar kalau kami bertiga kecapean baru pak Alit yang bawa mobilnya." Pinta Dirga. "Wah kami para Bidadari bagian pijitin kalian saat capek." Kata Lia. sambil ketawa renyah. "Bapak ngikut aja, tapi jangan bilang sama boss besar nanti bayaran saya dipotong". Kata pak Alit dengan logat khas Balinya. Sambil meringis. "Tenang Pak di sini ada Kakak tertua yang bakal ngasih tiping gede." Jawab Rara. Sepanjang jalan mereka tak henti-hentinya bercanda. Sedang Olien fokus mengabadikan semua yang dianggapnya menarik untuk diabadikan.. sesekali merekam canda mereka. ngevlog kegembiraan selama perjalanan. "Kita berhenti di depan sana... kita buat video pasti asik buat diunggah dikonten kita". Kata Olien. Apapun perintah Olien gak ada yang pernah komplain, dan pasti bagus dan followernya makin menggila. setiap unggahan Olien. Melihat jarak kendaraan yang lewat jalan itu Olien memutuskan mengabadikan perjalanan ini dengan memakai dron. Karena asik jadi melupakan waktu yang harus ditempuhnya. Itu sudah biasa buat Enam Sekawan kalau sudah keluar kandang. Malam itu mereka mendirikan tenda untuk bermalam di hamparan luas. Asap mengepul keluar dari mulut mereka saat berbicara, karena dingin. Sebagai petualang sejati, mereka sudah memprediksi situasi, dan mempersiapkannya dengan sangat matang dengan situasi yang bakal terjadi. Ditambah saran dari guide berpengalaman dan mengenal situasi dan kondisi daerah yang bakal dikunjungi. Beberapa botol wine yang dibeli dari pemilik kebun anggur yang dikunjungi waktu itu. Di depan api unggun mereka menghabiskan malam. "Coba, ada yang nganter jagung kayak waktu itu..pasti bakal lebih asik." Kata Dirga saat duduk didekat Lia. "Tar tak telepon pak Somat yang memberi kita jagung tempo hari tak suruh kirim kemari". Kata Lia. Sambil menarik Topi penutup telinga hingga menutupi muka Dirga. "Aduh..kakak jadi gak bisa liat senyum manismu." Teriak Dirga., Diiringi musik klasik. "Canon in D Major." Menjadikan malam kian damai dan penuh kehangatan. "Mas….Mas tumben-tumbennya dirimu putar musik kayak gini..?.. biasanya iwak peyek, cinta satu menit, bojo anyar… pasti lagi kasmaran ya dikau." "Ya…disesuaikan sikon tho mas bro… ini lagi di hamparan luas di negeri orang yang baru saya nikmati hawa romantisnya.. jadi gak salah duuuuooong menikmati instrument seperti ini lagian kan kita punya anggota pendatang baru yang dari awal gak ada suaranya.. cuman liat senyumnya doaaaaaang you know.. ya anggap ini musik selamat datang githzuuu loooooo!!!"". Jawab Nico. Mendengar apa yang dikatakan Nicolas, Icha jadi tersenyum kian manis. Kemudian Icha dan Nathan saling pandang. "Okey gak ada salahnya kita bersulang." Saut Lia. Dituangnya wine ke gelas mereka. "Pak Ayo merapat sini jangan menjauh." Pinta Rara. ________ "Okey, kembali pada rencana awal kita.. Hal pertama yang harus dilakukan Setelah sampai disana adalah pergi ke kantor pariwisata yang terletak tepat di sebelah gereja Saint Michel et Prieuré. Disana kita bisa mendapatkan peta, informasi tentang status kereta gantung dan kegiatan budaya lainnya, hanya ada dua mobil kabel aktif. ( Kereta gantung)". "Asiiik, jadi tambah kerasan di sini." Saut Rara "Bener -bener hadiah kejutan, gak tau siapa sosok yang memberikan hadiah, keliling Paris kita." Kata Lia. "Yaaaa.. lewat tangan papa Albert calon mertua kakak." Saut Dirga sambil ketawa.. "Kata pak Bali.. eeeee... pak Alit, jika hanya sehari ato dua hari kita mengelilingi kota ini, bakal sia sia kita kesini.. tuuuh lihat gunung-gunung terselimuti salju.. gak kebayang dah kalau kita kesini dimusim dingin." Lanjutnya. "Calon suamiku.. emak minta gondong belakang capek niiich". Kata Olien Manja lebay. Membuat semua jadi ketawa ngakak, hanya Icha yang hanya tersenyum. "Ntar diam disitu sebentar jangan bergerak. mana kameranya." Kata Lia. Dijepretnya momen itu. "Aku ikuuuut." Kata Rara. "Ikut aja semua..biar bapak yang ngambil gambarnya.. Biar ganteng-ganteng begini bapak juga bisa kalau cuman jeprat-jepret saja". Pinta pak Alit dengan logat khas Balinya. Desa yang indah dikelilingi pegunungan bersalju. arsitektur bangunan khasnya...menjadikan mereka semua serasa hidup dalam dunia baru. Semenjak penerimaan Icha sebagai bagian dari Enam Sekawan, kini dia mulai berani membuka suara dalam banyak hal, ikutan bercanda, memberikan pendapat, memberikan refrensi apapun yang berkaitan dengan perjalanan wisata ini. "Kita isi bensi dulu yuk…dah laper nich." Kata Lia. "Iya aku juga." Sambung Rara. "Ayo…anak-anak manis. khusus Harri ini, Kakak yang bayar .tapi pake uangnya adik dulu ya..kakak yang bayar di kasir nanti." Canda Dirga. "Disekitaran sini ada Restoran makanan cepat saji, kita dapat menikmati sosis lezat Ueeeenak yang mungkin di Indo tak pernah kita jumpai Sosis yang direndam, sandwich, salad ... semua terbuat dari bahan lokal dan segar." Kata Icha. Mereka semua serentak berkata dengan jawaban masing-masing. "Okey." "Setuju." "Dimana aja yang penting perut segera terisi" "Yoi." "Asiiiiiiiik." Sambil berjalan Icha menjelaskan untuk meyakinkan Enam Sekawan katanya : "Restoran di kota Chamonix memiliki keunggulan karena kebanyakan menyajikan makanan khas setempat, keju leleh, daging asap, serta daging panggang seperti rusa muda dan domba muda. Kebanyakan makanan di daerah pegunungan menggunakan keju yang dipanggang atau dilelehkan, mungkin sesuai dengan iklim setempat yang terbilang selalu sejuk." "Iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih atau mau nobak daging lusa…pasti nenak?!". Kata Dirga menirukan anak kecil. "Duh.. mbak Icha bikin perut tambah laper aja Nok!!!, Masih jauh niich tempatnya?!". Kata Niko. "Tuh didepan.. 50meter lagi." Jawab Icha.Sambil menunjuk arah depan. Dirga, Lia, Rara Duluan dan langsung duduk di tempat yang sudah disediakan di teras restoran. "Heeemmmm.. asik juga. Sambil menikmati menu hidangan yang kita pesan bisa melihat pemandangan alam yang menakjubkan." "Pegunungan berselimut salju tipis..mirip kayak Lia lagi berbaring pakai gaun transparan." Kata Dirga. "Huuuuzzzzz….anak kecil tau apa?!". Jawab Lia. "Memang Chamonix. Kota Chamonix merupakan kota mungil, tetapi dengan fasilitas sangat lengkap. Saking lengkapnya saya sampai dibuat kaget-kaget karena butik-butik yang menjual barang bermerek terkenal seperti Gucci dan Hermes berjejer bagaikan di Paris!". Kata Rara dalam hati. "Jadi bisa melakukan tamasya dengan berjalan kaki menikmati keindahan alam menyusuri jalan setapak, memasuki hutan kecil, berjalan di pinggir sungai, semua bisa dilakukan dengan berjalan kaki." Tambahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD