Episode 6

2325 Words
Sementara itu. Si Botak Aldo merasa bahwa misinya kali ini bakal batal total. Terlebih ada penghalang yaitu Olien.. yang pernah memperlakukannya sebagai pecundang di depan banyak orang. Selama ini tak ada satupun wanita yang pernah menolak sang Calon pewaris tunggal. "Sudahlah boss lupakan sejenak, misi ini, bukan berarti kita telah kalah, tapi saatnya si boss menikmati surga dunia, kami telah menyiapkan para Bidadari, yang bodinya sesuai dengan selera boss saat ini.” "Betul boss informasi yang saya dapatkan adalah body dan kecantikannya melebihi si Icha boss.. malah usianya 5 tahun lebih muda dari si Icha." Aldo berdiri dan bertanya lagi.. namun sebelum anak buahnya mengulangi penjelasannya. Tangan Aldo melayang. plak..plaaaak. "Sekali lagi kalian membanding-bandingkan dengan wanita penghibur.. tak bunuh kau.” Bentak Aldo dengan sangat marah. Dia memang suka memanjakan wanita yang bisa memuaskan hasratnya. Tapi Icha adalah wanita dambaanya, yang gak bisa dibanding-bandingkan dengan yang lain. "Okey boss ma'af." Sambil menunduk dan memegang pipi yang habis ditampar si boss mereka berdua pergi. "Mau kemana kalian..?!.. sini temani aku minum." Teriak Aldo. Sebenarnya semua anak buah setianya adalah teman semasa SMA yang hingga kini tetap setia pada Aldo, bukan karena keakraban mereka, tapi seluruh kehidupannya selama ini yang mencukupi adalah si boss Aldo calon pewaris tunggal satu ini. Di Sisi yang lain dalam waktu yang bersamaan Entah berapa lama mereka keasikan foto-foto dan ngevlog Di alun-alun pusat, mereka benar-benar menikmati suasana yang tak terbayangkan selama ini. melihat dua patung pria yang melihat ke arah pegunungan yang jauh. Melihat mereka semua pak Alit bisa ikut merasakan bagaimana hati para tamunya saat ini. "Ini lho patung yang terkenal di promosi promosi perjalanan Itu." Tanya Niko. "Menurut info yang di dapat oleh pak Alit Pada 8 Agustus 1786, dua pribumi Chamonix, Jacques Balmat dan Michel-Gabriel Paccard, menaklukkan puncak tertinggi Mont Blanc." Dengan fasih pak Alit menjelaskan. "Patung di sebelah kiri adalah Jacques Balmat, sementara patung di sebelah kanan memegang tiang di tangan kiri dan tangan kanan menunjuk ke depan, adalah naturalis Swiss Horace Bénédict de Saussure. Untuk mempelajari tanaman alpine, dia membayar orang-orang yang mendaki puncak Mont Blanc." Kata Icha "iya neng." Jawab pak Alit sambil mengacungkan jempol. "Ya sudah yuk kita nikmati makanan khas di sini... itu tuh Restoran Icha pernah kesitu. sosis direndam,sandwich semua bahan lokal sini. pasti kalian bakal ketagihan." Katanya sambil menggandeng Rara dan Lia. Si Olien mengambil gambar mereka berlatar belakang dua patung legendaris dan background pegunungan Alpen. beberapa kali jepretan kemudian. "Pak tolong fotoin kita-kita." Setelah memberikan kamera moncong panjang mirip toa sedikit kecil . "Ma'af pak yang ini agak berat." Kemudian Olien gabung dan berbagai bergaya diperagakan.. kemudian menuju restoran yang ditunjukkan oleh Icha. "wah Gak salah kamu dapetin si Icha." Bisik Rara di telinga Nathan. "Hanya.. ngomongin siapa?!". Tanya Lia. "Enggak.. Kakak Athan tak suruh minta nambah." Elak Rara. "Memang enak banget sih!!", kata Olien dalam hati. Karena mereka memilih duduk di teras luar sambil memandang indahnya suasana pegunungan yang sebagian tertutup salju dan bagian yang lebih dekat terlihat hijau tua ..serta sekelilingnya berjajar restoran di pinggir jalan serta hotel dan villa. yang pasti buat mereka hanya pernah dilihatnya dalam sampul sampul majalah ataupun di internet, tapi kali ini mereka benar-benar berada disana dan menghirup udara serta menikmati hidangan yang tak pernah dirasakan cita rasa seperti ini di Indo. Untuk memesannya lagi Olien sengaja masuk ke restoran itu, sebenarnya dia bisa saja memanggil pramusaji. "Pak Alit sudah mirip fotografer kelas dunia dengan memakai kamera milik non Olien." Katanya sambil ketawa. Sambil kesana-kemari mengambil gambar aktifitas mereka. "Non Habis ini kita ke lembah tak jauh dari sini..dan kita jalan kaki saja ya.. lebih asik mumpung kita masih cukup banyak waktu.” Sebenarnya saat memesan hotel dapat kartu untuk naik transportasi umum.dan bus gratis. tapi sengaja gak diambilnya karena biar semua dapat terekspos sampai disudut kota kecil yang mereka kunjunjungi. saat musim semi atau musim panas. Sehingga kita bisa menikmati keindahan alamnya, termasuk bunga-bunga dengan aneka warna yang mempercantik Pegunungan Alpen ini." Kata Ichaa pada Rara dan Lia.. Sementara yang lain pada jeprat jepret entah gaya apa... dengan latar belakang bunga berwarna warni dengan dan tampak pegunungan Montblanc. Geranium dengan latar belakang punggungan Montblanc Bunga Geranium berwarna-warni tumbuh di sisi jalan di pegunungan yang tenang. Bidikan Kriwil si Hitam manis panggilan Olien indah dari salju yang menjulang tinggi menutup Pegunungan Alpen di belakang taman bunga yang mekar. menambah indah suasana pedesaan. Keceriaan, kegembiraan mereka semua begitu sempurna. Membuat mereka semua tak ingin beranjak dari sana. Dalam waktu yang bersamaan di tempat yang berbeda. "Hello, gimana pemantauan mu terhadap Icha." Tanya Mami Ajeng kepada calon menantu yang dibangga-banggakan dalam pembicaraan lewat telepon. "Semua gak ada yang tertinggal Tante, Aldo gitu lho.!!, Hanya saja sekarang Aldo tidak di TKP, masalahnya non Icha sekarang lancong di desa kecil yang kalau Aldo berada disana, bisa ketahuan rencana kita. Tapi don't worry Tante.. Aldo sudah pasang mata-mata Aldo bayar orang asli penduduk sana yang setiap saat melaporkan aktivitasnya lebat video yang dikirim ke Aldo.. sebenarnya Aldo sudah hafal daerah sana .wong Aldo juga sering ke tempat itu cuman masalahnya Aldo takutnya ketahuan.. bla bla..bla." Panjang lebar si tengik Aldo satu ini untuk mengambil hati calon mertuanya. Sebenarnya anak semata wayangnya pewaris tunggal pemilik Kapal pesiar Monalisa of the Seas Royal bean yang berlabuh di Marina Bay Cruise Centre Singapore. Sejak awal pada pandangan pertama, saat itu Astrid berkunjung ke rumah Ajeng untuk memperkenalkan mereka berdua yaitu Aldo dan Icha. Dan sejak saat itulah hampir setiap malam Minggu si Aldo ke rumah Icha. Tak jarang Aldo seminggu tujuh kali berkunjung ke rumah Icha hanya untuk menemani calon mertua dan menemaninya shoping ke berbagai tempat-tempat elit. tak luput juga k1ota fashion Paris yang kesohor dengan barang-barang mewah itu. Sementara itu. Si Botak Aldo merasa bahwa misinya kali ini bakal gagal total. Terlebih ada penghalang yaitu Olien.. yang pernah memperlakukannya sebagai pecundang di depan banyak orang. Selama ini tak ada satupun wanita yang pernah menolak sang Calon pewaris tunggal. "Sudahlah boss lupakan sejenak, misi ini, bukan berarti kita telah kalah, tapi saatnya si boss menikmati surga dunia, kami telah menyiapkan para Bidadari, yang bodinya sesuai dengan selera boss saat ini." "Betul boss informasi yang saya dapatkan adalah body dan kecantikannya melebihi si Icha boss.. malah usianya 5 tahun lebih muda dari si Icha." Aldo berdiri dan bertanya lagi.. namun sebelum anak buahnya mengulangi penjelasannya. Tangan Aldo melayang. plak..plaaaak. "Sekali lagi kalian membanding-bandingkan dengan wanita penghibur.. tak bunuh kau." Bentak Aldo dengan sangat marah. Dia memang suka memanjakan wanita yang bisa memuaskan hasratnya. Tapi Icha adalah wanita dambaanya, yang gak bisa dibanding-bandingkan dengan yang lain. "Okey boss ma'af." Sambil merunduk dan memegang pipi yang habis ditampar si boss mereka berdua pergi. "Mau kemana kalian..?!.. sini temani aku minum." Teriak Aldo. Sebenarnya semua anak buah setianya adalah teman semasa SMA yang hingga kini tetap setia pada Aldo, bukan karena keakraban mereka, tapi seluruh kehidupannya selama ini yang mencukupi adalah si boss Aldo calon pewaris tunggal satu ini. Disisi yang lain dalam waktu yang bersamaan Entah berapa lama mereka keasikan foto-foto dan ngevlog Di alun-alun pusat, mereka benar-benar menikmati suasana yang tak terbayangkan selama ini. melihat dua patung pria yang melihat ke arah pegunungan yang jauh. Melihat mereka semua pak Alit bisa ikut merasakan bagaimana hati para tamunya saat ini. "Ini tho patung yang terkenal di promosi promosi perjalanan Itu." Tanya Niko. "Menurut info yang di dapat oleh pak Alit Pada 8 Agustus 1786, dua pribumi Chamonix, Jacques Balmat dan Michel-Gabriel Paccard, menaklukkan puncak tertinggi Mont Blanc." Dengan fasih pak Alit menjelaskan. "Patung di sebelah kiri adalah Jacques Balmat, sementara patung di sebelah kanan memegang tiang di tangan kiri dan tangan kanan menunjuk ke depan, adalah naturalis Swiss Horace Bénédict de Saussure. Untuk mempelajari tanaman alpine, dia membayar orang-orang yang mendaki puncak Mont Blanc." Kata Icha.. "iya neng." Jawab pak Alit sambil mengacungkan jempol. "Ya sudah yuk kita nikmati makanan khas di sini... itu tuh Restoran Icha pernah kesitu. sosis direndam,sandwich semua bahan lokal sini. pasti kalian bakal ketagihan.” Katanya sambil menggandeng Rara dan Lia. Si Olien mengambil gambar mereka berlatar belakang dua patung legendaris dan background pegunungan Alpen. beberapa kali jepretan kemudian. "Pak tolong fotoin kita-kita." Setelah memberikan kamera moncong panjang mirip toa sedikit kecil . "Ma'af pak yang ini agak berat." Kemudian Olien gabung dan berbagai bergaya diperagakan.. kemudian menuju restoran yang ditunjukkan oleh Icha. "wah Gak salah kamu dapetin si Icha." Bisik Rara di telinga Nathan. "Hanya.. ngomongin siapa.?!" Tanya Lia. "Enggak.. Kakak Athan tak suruh minta nambah." Elak Rara. "Memang enak banget sih!!". kata Olien dalam hati. Karena mereka memilih duduk di teras luar sambil memandang indahnya suasana pegunungan yang sebagian tertutup salju dan bagian yang lebih dekat terlihat hijau tua ..serta sekelilingnya berjajar restoran di pinggir jalan serta hotel dan villa. yang pasti buat mereka hanya pernah dilihatnya dalam sampul sampul majalah ataupun di internet, tapi kali ini mereka benar-benar berada disana dan menghirup udara serta menikmati hidangan yang tak pernah dirasakan cita rasa seperti ini di Indo. Untuk memesannya lagi Olien sengaja masuk ke restoran itu, sebenarnya dia bisa saja memanggil pramusaji. "Pak Alit sudah mirip fotografer kelas dunia dengan memakai kamera milik non Olien." Katanya sambil ketawa. Sambil kesana-kemari mengambil gambar aktifitas mereka. "Non Habis ini kita ke lembah tak jauh dari sini..dan kita jalan kaki saja ya.. lebih asik mumpung kita masih cukup banyak waktu." Sebenarnya saat memesan hotel dapat kartu untuk naik transportasi umum.dan bus gratis. tapi sengaja gak diambilnya karena biar semua dapat terekspos sampai disudut kota kecil yang mereka kunjunjungi. saat musim semi atau musim panas. Sehingga kita bisa menikmati keindahan alamnya, termasuk bunga-bunga dengan aneka warna yang mempercantik Pegunungan Alpen ini." Kata Ichaa pada Rara dan Lia.. Sementara yang lain pada jeprat jepret entah gaya apa... dengan latar belakang bunga berwarna warni dengan dan tampak pegunungan Montblanc. Geranium dengan latar belakang punggungan Montblanc Bunga Granium berwarna-warni tumbuh di sisi jalan di pegunungan yang tenang. Bidikan Kriwil si Hitam manis panggilan Olien indah dari salju yang menjulang tinggi menutup Pegunungan Alpen di belakang taman bunga yang mekar. Tembakan indah desa pedesaan. Keceriaan, kegembiraan mereka semua begitu sempurna. Membuat mereka semua ingin beranjak dari sana. Dalam waktu yang bersamaan di tempat yang berbeda. "Hello, gimana pemantauan mu terhadap Icha." Tanya Mami Ajeng kepada calon menantu yang dibangga-banggakan dalam pembicaraan lewat telepon. "Semua gak ada yang tertinggal Tante, Aldo gitu lho.!!, Hanya saja sekarang Aldo tidak di TKP, masalahnya non Icha sekarang lancong di desa kecil yang kalau Aldo berada disana, bisa ketahuan rencana kita. Tapi don't worry Tante.. Aldo sudah pasang mata-mata Aldo bayar orang asli penduduk sana yang setiap saat melaporkan aktivitasnya lebat video yang dikirim ke Aldo.. sebenarnya Aldo sudah hafal daerah sana .wong Aldo juga sering ke tempat itu cuman masalahnya Aldo takutnya ketahuan.. bla bla..bla." Panjang lebar si tengik Aldo satu ini untuk mengambil hati calon mertuanya. Sebenarnya anak semata wayangnya pewaris tunggal pemilik Kapal pesiar Monalisa of the Seas Royal bean yang berlabuh di Marina Bay Cruise Centre Singapore. Sejak awal pada pandangan pertama, saat itu Astrid berkunjung ke rumah Ajeng untuk memperkenalkan mereka berdua yaitu Aldo dan Icha. Dan saat itulah hampir setiap malam Minggu si Aldo ke rumah Icha. Tak jarang Aldo seminggu tujuh kali berkunjung ke rumah Icha hanya untuk menemani calon mertua dan menemaninya shoping ke berbagai tempat-tempat elit. tak luput juga kota fashion Paris yang kesohor dengan barang-barang mewah itu. "Okey sekarang juga Aldo balik ke Indo kalau gak mengganggu studi mu. Kita atur rencana berikutnya." Kara song calon mertua. "Beres Tante." Di hari berikutnya. di ruang santai teras dekat kolam renang. Bu Ajeng sedang duduk buka- buka majalah. Sedang Pak Cokro mengamati bonsai baru yang di dapat dari pameran bonsai di Jepang tempo hari. "Selamat sore Tant". Sapa Aldo sambil mencium tangan Mami Ajeng dan cipika- cipiki. Kemudian menghampiri Pak Cokro dan menyapanya : "Selamat Sore Om, wah koleksi baru ya om..?.. Aldo liat persis seperti bonsai ini waktu Aldo ke China.. Om dapet dimana ini?". "Jepang." Jawab pak Cokro singkat. "Nak Aldo sini..Om mu kalau sudah serius gitu gak bisa diganggu gugat. Kok cepat sekali sampai di Indo.. perasaan kemarin Tante denger Aldo masih di Paris". Kata calon mertua." Dihampirinya Mami Ajeng lalu berkata perlahan: "Demi misi Tante." Mami Ajeng mengedipkan mata memberi isyarat pada Aldo untuk tidak membahas itu di depan pak Cokro. "Malam ini Tante Anter dinner ke restoran favorit kamu ya," pinta Calon mertua. Sambil menutup tangan kemudian mengacungkan jempol sambil membungkuk. Aldo menjawab: "Itu yang ingin Aldo sampaikan ke Tante.. tapi Tante duluan yang ngajak, padahal Aldo mau bikin kejutan sama Tante ya sudahlah..kita memang sehati dalam misi selera dan banyak hal." Jurus gombal mulai ditebarkan untuk membius calon mertua agar dapatkan pujaan hatinya tanpa halangan "Okey sekarang juga Aldo balik ke Indo kalau gak mengganggu studi mu. Kita atur rencana berikutnya." Kara song calon mertua. "Beres Tante." Di hari berikutnya. di ruang santai teras dekat kolam renang. Bu Ajeng sedang duduk buka- buka majalah. Sedang Pak Cokro mengamati bonsai baru yang di dapat dari pameran bonsai di Jepang tempo hari. "Selamat sore." Tante.Sapa Aldo sambil mencium tangan Mami Ajeng dan cipika- cipiki. Kemudian menghampiri Pak Cokro dan menyapanya : "Selamat Sore Om, wah koleksi baru ya om..?.. Aldo liat persis seperti bonsai ini waktu Aldo ke China.. Om dapet dimana ini?" "Jepang." Jawab pak Cokro singkat. "Nak Aldo sini..Om mu kalau sudah serius gitu gak bisa diganggu gugat. Kok cepat sekali sampai di Indo.. perasaan kemarin Tante denger Aldo masih di Paris." Kata calon mertua. Dihampirinya Mami Ajeng lalu berkata perlahan: "Demi misi Tante." Mami Ajeng mengedipkan mata memberi isyarat pada Aldo untuk tidak membahas itu di depan pak Cokro. "Malam ini Tante Anter dinner ke restoran favorit kamu ya." Pinta Calon mertua. Sambil membungkuk kemudian mengacungkan jempol sambil membungkuk. Aldo menjawab: "Itu yang Aldo ingin sampaikan ke Tante.. tap Tante duluan yang ngajak, padahal Aldo mau bikin kejutan sama Tante ya sudahlah..kita memang sehati dalam misi selera dan banyak hal." Jurus gombal mulai ditebarkan untuk membius calon mertua agar dapatkan pujaan hatinya tanpa halangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD