Kania tidak tahu apa salahnya hingga pak kepala sekolah memanggilnya ke kantor. Dan sepertinya ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Bu Vita, kasus itu sudah selesai sejak kemarin. Jadi ada apa? batinnya. Dan saat Kania mulai memasuki ruang kepala sekolah, matanya melebar melihat sosok itu. Meski pria itu membelakanginya, namun ia bisa merasakan bahwa dia adalah Revan, papanya. Kania membenarkan letak kacamatanya dan mengambil nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Ia tidak boleh lari atau melarikan diri. Ia tidak ingin kepala sekolah berpikir yang tidak-tidak dan memutuskan menghadapinya. "Tuan, ini Kania," ujar pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala sekolah di sekolah Kania. Revan menoleh dan mendapati Kania berdiri menghadapnya namun mengalihkan pandangan. Ia sege