Lui menelungkupkan kepala di atas meja. Tubuhnya seolah tak bertenaga. Ini semua karena Nick. Lelaki itu benar-benar membuat paginya sungguh melelahkan. Dan Lui tak kuasa menolak semua perlakuan Nick. Ya Tuhan, mengingat apa yang ia lakukan pagi tadi membuat rasa panas menjalari pipi Lui. Ia malu demi mengingat keintiman nya bersama Nick. Lui berpikir, bagaimana mungkin ia bisa bertahan hidup berdua dengan lelaki m***m Seperti Nick . Akan menjadi seperti apa hidup nya kelak. Merutuki semua kebodohan nya, kenapa dia dulu harus membantu Lolita jika tahu akan berakhir tragis seperti ini. Sebenarnya tidak ada yang kurang dari diri seorang Nicholas Abraham. Tampan, mapan, berkecukupan. Hanya saja lelaki seperti Nick bukanlah kriteria Lui. Orang yang memiliki sikap kaku, otoriter dan pemaksa.