Sierra melenguh merasakan nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Mimpinya terasa aneh sekali. Dia merasakan ada seseorang yang sedang menyentuh setiap inci tubuhnya tapi matanya sama sekali tidak bisa dibuka.
"Sierra aku mencintaimu, " bisik seorang pria di telinganya.
Saat dia membuka mata dia tidak melihat siapapun di sekitarnya. Hanya saja miliknya terasa sakit dan sedikit basah.
"Aduh kenapa ya milikku ini terasa sakit? apa sebaiknya aku ke dokter saja? "
Dia juga merasa tubuhnya sangat lengket dan bau. Entah kenapa beberapa malam terakhir dia suka merasakan sakit pada inti tubuhnya. Untuk menghilangkan gerah dia memilih berendam di dalam bathub.
Kemarin dia baru saja bertengkar dengan Andrew kekasihnya karena tiba-tiba saja pria itu membatalkan rencana mereka besok. Padahal besok adalah hari jadi mereka yang ke 2 tahun. Alasannya karena tiba-tiba besok ada meeting di luar kota. Andrew berangkat dengan bosnya.
Biasanya pria itu rajin menghubunginya tapi sekarang mungkin hanya 3 hari sekali. Itu saja hanya bertanya basa-basi saja.
Setelah menyudahi mandinya Sierra memakai pakaiannya lalu keluar dari kamarnya. Mansion ini begitu luas. Semua fasilitas tersedia begitu lengkap disini. Mulai dari bioskop, perpustakaan, kolam renang, tempat gym, dan masih banyak lagi.
Sierra yang tidak bisa tidur pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku yang ada disana. Sesampainya disana dia menyalakan saklar lampu lalu masuk ke dalam perpustakaan. Dia mencari buku yang ingin dibacanya. Ternyata buku itu berada di atas kepalanya. Dia harus berjinjit saat ingin mengambilnya.
"Perlu bantuan? " tanya Gerald tiba-tiba muncul dibelakangnya sampai membuatnya terkejut. Pria itu mengambil buku yang ingin diambilnya sampai tubuh mereka tak sengaja bersentuhan. Pipi Sierra bersemu merah karena malu. Bisa-bisanya dia salah tingkah dengan kakak iparnya sendiri.
"Ka.. kakak kenapa belum tidur? " tanya Sierra untuk mengusir rasa gugupnya. Rambut Gerald juga terlihat basah sama seperti dirinya. Sepertinya Gerald baru saja selesai mandi.
"Kakak nggak bisa tidur jadi kakak kemari taunya kamu juga ada disini, " jawab Gerald sambil memberikan buku di tangannya kepada Sierra.
"Terima kasih bukunya kak, " ucap Sierra seraya tersenyum begitu manis.
"Sama-sama, " balas Gerald. Sierra duduk di atas sofa sambil membaca bukunya. Tak lama kemudian Gerald juga ikut duduk di sampingnya sambil membaca buku. Pria itu tampak sedang mengenalkan kacamatanya. Sierra reflek curi-curi pandang ke arah kakak iparnya itu. Entah kenapa dia terlihat ganteng sekali saat memakai kacamata.
"Kenapa kamu melihatku? apa aku terlalu tampan? " tanya Gerald membuat Sierra kembali memalingkan wajahnya ke arah bukunya lagi.
"Bukan gitu tapi upil kakak besar banget tuh. Apa kakak gak ngerasa? " jawab Sierra gugup.
"Benarkah? ada-ada saja kamu Sierra, " ucap Gerald sambil mengacak rambut adik iparnya itu. Tak terasa waktu telah satu jam berjalan. Sierra mengantuk sampai akhirnya dia tertidur sambil bersandar di bahu Gerald. Gerald menoleh dan melihat Sierra nya sudah tertidur lelap di bahunya.
"Kamu cantik sekali sayang. Selamat tidur, " ucap Gerald sambil ikut memejamkan matanya.
***
CEKLEK
Thalisa membuka ruangan perpustakaan. Dia kaget melihat suaminya dan adiknya sedang tidur dalam posisi duduk di atas sofa. Tapi Thalisa mencoba berpikir positif dan menghampiri mereka.
"Sayang bangun, " panggil Thalisa sambil mengguncang bahu suaminya. Mata Gerald terbuka dan melihat istrinya di depannya.
"Thalisa? sudah jam berapa ini? " tanya Gerald.
"Baru jam 6 sayang. Kenapa kamu dan Sierra ada disini? " tanya Thalisa penasaran.
"Kami tidak sengaja bertemu disini. Semalaman kami baca buku bersama. Kemudian tatapan Gerald beralih pada Sierra.
"Sierra bangunlah sayang ini sudah pagi, " Gerald membangunkan Sierra dengan lembut dan penuh perhatian. Thalisa tersenyum meski jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia merasakan sedikit rasa cemburu.
"Nghhh, " Sierra menggeliat lalu membuka matanya. Dia terkejut melihat ada kakaknya disini. Semoga saja kakaknya tidak berpikir macam-macam.
"Kakak? maaf aku malah ketiduran disini, " ucap Sierra sambil menjauh sedikit dari kakak iparnya.
"Tidak apa-apa ayo mandi sekarang nanti kamu telat berangkat ke kampus loh, " ucap Thalisa.
"I.. iya kak, " Sierra segera bangkit lalu berlari ngacir ke kamarnya. Sedangkan disana Gerald menarik tangan Thalisa sampai terjatuh di atas pangkuannya.
"Kamu cemburu? " tanya Gerald sambil menatap mata istrinya itu dengan dalam.
"Tidak suamiku. Buktinya kamu selalu berkata jujur padaku, " jawab Thalisa tersipu malu. Gerald tersenyum lalu memagut bibirnya yang begitu indah sambil membayangkan jika saat ini dia sedang berciuman dengan Sierra adik iparnya.
Sampai akhirnya gairahnya tersulut, Gerald dan Thalisa bercinta di atas sofa. Thalisa mengerang menikmati hujamannya dari belakang. Lagi-lagi Gerald membayangkan Sierra saat ini.
"Sierra ku sayang terima lah cintaku ini, " batinnya sambil menanamkan benihnya jauh ke dalam rahim istrinya itu.
Percintaan mereka tanpa sengaja dilihat oleh Sierra langsung. Kaki Sierra membeku di tempatnya. Baru kali ini dia melihat percintaan nyata selain dari video yang sering dia lihat di ponselnya. Tadinya dia ingin mengambil buku yang semalam dibacanya tapi dia malah melihat Gerald sedang bercinta dengan kakaknya.
Ekor mata Gerald melihat ke arah bayangan seseorang yang mengintipnya dibalik pintu. Pasti itu adalah Sierra nya.
Kemudian dia kembali memacu Thalisa agar Sierra bisa melihatnya. Thalisa kembali mengerang panjang sambil mengelu-elukan namanya.
"Ahh Gerald pelan sayang!! "
Sierra seolah terpaku hingga sampai akhirnya ponsel di tangannya bergetar. Dia langsung melarikan diri sebelum ketahuan oleh mereka.
***
Sejak saat itu setiap kali Sierra bertemu dengan Gerald dan Thalisa dia merasa canggung karena teringat dengan percintaan mereka pada hari itu.
Di suatu malam yang begitu sepi Sierra yang ingin memejamkan matanya malah teringat lagi kejadian itu. Pikirannya sudah gila. Gejolak darah muda dalam dirinya tiba-tiba saja naik begitu saja. Tanpa sadar tangannya bergerak menyentuh sekujur tubuhnya terutama dibagian paling sensitif.
Dia membayangkan saat ini Andrew sedang menyentuhnya. Suara desahannya lolos begitu saja dari mulutnya.
Tanpa dia sadari kamera mikro di balik lukisannya sedang mengintainya. Gerald melihat dengan jelas Sierra nya yang polos sudah berubah menjadi nakal. Dia melihat pertujukan indah itu di depan matanya sampai membuat miliknya mengeras di dalam sana.
"Andrew nghhh Andrew, " desah Sierra membuat d**a Gerald terbakar api cemburu. Lagi-lagi pria miskin itu yang memenuhi pikiran Sierra nya.
Dia langsung melempar laptopnya ke bawah lantai sampai hancur berantakan. Harga dirinya terusik karena selama ini dia tidak pernah kalah oleh siapapun dan bisa memiliki apapun yang dia inginkan.
Kemudian dia menelpon Siska sahabatnya untuk memberi tau sesuatu padanya.
"Halo Siska, segera jalankan rencana kita, " perintahnya.