Andrew berkali-kali menelpon Sierra kekasihnya. Tapi Sierra sama sekali tidak mengangkat teleponnya.
"Andrew ada apa? " tanya Siska bosnya.
"Tidak ada apa-apa bu, apa ibu sesuatu? " tanya Andrew sambil menyimpan ponselnya di saku celananya.
"Badanku pegal sekali, apa kamu bisa pijat? " tanya Siska sambil memegang tengkuk lehernya.
"Bi.. bisa bu, " jawab Andrew tergagap. Kepalanya pusing saat melihat penampilan Siska sekarang. Siska hanya mengenakan celana pendek dan kaos yang sedikit ketat sampai memperlihatkan lekuk tubuhnya yang montok.
"Kalau begitu tolong pijatkan tubuhku, " perintah Siska. Dia membuka kaosnya hingga menyisakan bra nya saja. Mata Andrew nyaris melompat saat melihat keindahan tubuh bosnya. Gundukan bukit kembarnya terlihat besar dan menantang sekali.
Tangan Andrew menyentuh kedua bahu Siska dengan gemetar. Dia tidak pernah menyentuh wanita sebelumnya termasuk kekasihnya sendiri.
"Ngghh enak banget pijatan kamu Andrew. Kamu memang pintar sekali memijat. Tolong bagian sini juga ya, " pinta Siska sambil menunjuk lengannya. Andrew menahan nafas sambil memijat bosnya itu. Setelah selesai Siska memberikan uang tip untuk Andrew.
"Ini uang tip untuk kamu. Terima kasih sebelumnya ya Andrew. "
Andrew menolak uang tip yang diberikan olehnya " Tidak bu, saya ikhlas melakukannya. Kalau tidak ada yang saya kerjakan lagi. Saya pamit pergi dulu. "
"Hem baiklah tolong tutup rapat pintunya ya saya masih ingin rebahan, " pinta Siska.
"Iya bu, " Andrew segera pergi meninggalkan kamarnya dan menutup pintunya dengan rapat. Siska merasa penasaran karena susah sekali menggoda Andrew. Pria itu terlihat berbeda dari pria yang selama ini dikencaninya.
"Aku jadi makin penasaran denganmu Andrew... " gumamnya sambil membayangkan bagaimana tangan kekar Andrew menyentuh bahu dan punggungnya barusan.
Sementara itu di sisi lain Sierra sengaja tidak mengangkat telepon dari kekasihnya karena kesal pria itu melewatkan ulang tahun hari jadi mereka. Dia menatap nanar kue yang sudah dia pesan di depannya. Terlihat tulisan happy 2nd anniversary di sana.
"Apa kami ulang tahun? " tanya Gerald tiba-tiba muncul dari belakang sampai membuatnya terkejut.
"Kakak? astaga bikin kaget saja. Aku nggak ulang tahun. Ini kue hari jadi ku dan kekasihku. Tapi dia tidak bisa datang hari ini, " jawab Sierra.
Gerald duduk tepat di samping Sierra " kenapa tidak bisa datang? "
"Dia ada kerjaan mendadak di luar kota. Jadi aku akan memotong kue ini dan membaginya dengan kalian, " sebelum Sierra memotongnya Gerald malah menghentikannya. Tanpa sengaja tangan Gerald menyentuh tangannya.
"Jangan potong dulu, kita tiup lilinnya baru kuenya dipotong. Anggap saja aku adalah Andrew hari ini. "
"Tapi... "
Gerald langsung menyalakan api di atas kuenya. Setelah itu dia menyanyikan lagu selamat anniversary untuk Sierra. Suaranya lumayan bagus meski tidak sebagus penyanyi pada umumnya. Dia terharu karena kakak iparnya mau menemani hari ini. Sierra meniup lilinnya lalu bertepuk tangan dengan bahagia.
"Makasih ya kak Gerald. " Sierra reflek memeluk Gerald. Tiba-tiba Thalisa muncul di hadapan mereka. Dia menatap mereka dengan penuh tanda tanya. Sierra langsung melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh dari Gerald.
"Wah ada apa ini? apa aku melewatkan sesuatu? " tanya Thalisa sambil mendekati mereka.
"Begini sayang... " Gerald menceritakan semuanya sampai akhir dengan jujur pada istrinya itu. Mendengarnya Thalisa jadi ikut bersedih.
"Sayang maafkan kakak hampir saja kakak berpikir buruk pada kalian. Bagaimana kalau hari ini kalian kencan berdua? anggap saja hari ini Gerald adalah Andrew? " saran Thalisa.
"Tidak perlu segitunya kak, " ucap Sierra menolaknya.
"Tidak apa-apa, kakak percaya pada kalian. Sayang bawa adikku kencan hari ini ya. Perlakukan dia seperti seorang ratu hari ini, " pinta Thalisa pada suaminya.
"Baiklah sayang, " ucap Gerald menyetujuinya.
Jadilah malam itu Gerald dan Sierra kencan berduaan. Sebelum pergi Gerald mencium bibir Thalisa terlebih dahulu.
"Sayang jaga adikku ya, " pesan Thalisa.
"Iya sayang, " ucap Gerald sambil membelai pipi istrinya.
Setelah itu Gerald membawa Sierra pergi menuju restoran. Sesampainya disana Gerald membuka pintu mobil dan membantu Sierra untuk keluar dari mobilnya. Sierra terpaksa menggandeng tangannya saat masuk ke dalam restoran. Kemudian Gerald mendorong kursinya untuk Sierra duduki. Sierra duduk di kursi itu sambil mengucapkan terima kasih padanya.
Pelayan datang menghampiri mereka dan mencatat semua pesanan mereka. Setelah itu pelayan itu pergi dan meninggalkan mereka berdua.
"Kenapa restoran ini sepi sekali? " tanya Sierra bingung
"Entah mungkin memang sedang sepi saja, " jawab Gerald sambil memegang tangannya.
"Ehm kak, sebaiknya tidak perlu seperti ini, " Sierra ingin menarik tangannya tapi Gerald tidak melepaskannya.
"Anggap saja aku kekasihmu hari ini ingat? aku sudah berjanji pada kakakmu untuk memperlakukan kamu seperti seorang ratu hari ini."
Sierra tidak menjawab dan membiarkan Gerald menyentuh tangannya. Setelah itu makanan mereka sudah sampai. Pelayan menyajikannya di atas meja dan menuangkan anggur di gelas mereka masing-masing.
"Terima kasih, " ucap Sierra pada pelayan itu. Lalu dia dan Gerald mulai menikmati makan malam mereka diiringi oleh lagu-lagu klasik yang diputar di dalam restoran.
Sierra tidak menyadari jika ada saus yang menempel pada bibirnya. Tangan Gerald bergerak menyentuh bibirnya dan menyeka sausnya.
"Ada saus di bibirmu. "
"Kak biar aku saja, " ucap Sierra tak enak tapi Gerald tak mendengarkannya. Bahkan pria itu terang-terangan menjilati sisa bekas saus di bibirnya ke dalam mulutnya. Sierra merasa gugup lalu meminum anggurnya. Dia tidak mengerti kenapa Gerald melakukan ini. Selesai makan malam Gerald mengajaknya untuk berdansa berdua di pantai dansa. Sierra ingin menolak karena kepalanya terasa pusing setelah meminum anggur tadi.
"Hanya berdansa sebentar ayo," ajak Gerald memaksanya. Akhirnya Sierra mau berdansa dengan kakak iparnya itu. Di tengah dansa samar-samar Sierra mendengarkan sesuatu sebelum dia kehilangan kesadarannya.
"Aku mencintaimu Sierra. "
***
Sierra merasakan ada seseorang yang mencumbu tubuhnya tapi sayang kepalanya terlalu pusing untuk membukakan matanya. Benda tumpul itu kembali mamasuki dirinya dan menghujamnya. Suara desahan kembali lolos dari bibirnya.
"Apa rasanya nikmat sayang? " tanya orang itu padanya. Suaranya terdengar familiar. Matanya langsung terbuka dan melihat kakak iparnya sedang memperkosa dirinya.
"Kakak?! apa yang kakak lakukan?! hentikan kak!!" Sierra mencoba untuk melawan tapi tenaga Gerald lebih kuat darinya. Air mata Sierra mengalir menolak setiap sentuhannya tapi tubuhnya seakan mengkhianati dirinya. Gerald tidak berhenti sampai akhirnya pria menggeram menembakkan benihnya jauh ke dalam rahim Sierra. Sierra kembali menangis terisak-isak sambil membalik tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun.
"Kakak jahat!! kenapa kakak melakukan ini padaku hiks hiks hiks, " tangisnya.
"Karena aku mencintaimu Sierra." jawab Gerald sambil menyentuh bahunya yang terbuka.
"Jangan sentuh aku b******n!! " seru Sierra marah. Dia berbalik menampar wajah Gerald dengan sekuat tenaga sampai sudut bibir pria itu berdarah.
"Aku akan melaporkanmu pada polisi!! " ancam Sierra tidak main-main.
Gerald terkekeh sambil menyeka darah di bibirnya. Dia membuka ponselnya dan memperlihatkan wajah Sierra yang begitu menikmati sentuhannya.
"Ahhh ahhh enak banget," desah Sierra di video itu.
"Apa orang polisi bakal percaya kalau kamu diperkosa setelah melihat video ini. Jika kakak, orang tuamu dan kekasihmu tau apa yang akan mereka katakan Sierra? pikirkan sekali lagi, " ucap Gerald menggertaknya.
"b******n kamu kak!! " maki Sierra dengan air mata berlinang membasahi pipinya.
"Silahkan pilihan ada di tanganmu. Jika kamu nekat melaporkan aku, aku akan memberitahu polisi tentang video ini. Tidak ada seorangpun yang akan percaya padamu Sierra. Kalau kamu sudah mengerti sekarang juga naik ke atas tubuhku dan puaskan aku!! " perintah Gerald.