“Julian….” Pintu kamar inap terbuka perlahan. Namun, bukan sosok sang anak yang muncul melainkan seorang perawat. Mitha kembali duduk merenung sejak sejam lalu. Sering kali ia memimpikan Julian beberapa hari ini, tapi anaknya tak berkabar sedikit pun. “Kamu kenapa?” tanya suaminya yang sejak tadi memperhatikan dirinya. Tangan sudah diinfuse lagi sejak semalam. “Mama lagi kangen sama Julian,” gumamnya tanpa menatap sang suami. Darwin bisa memahani perasaan istrinya, tetapi mereka tidak bisa pergi ke Indonesia. Masih ada beberapa perawatan yang akan ia jalani untuk kesembuhan. “Nanti juga dia datang,” kata Darwin. Mitha menatapnya, berharap apa yang dikatakan suaminya benar. Ada harapan besar di mata wanita lima puluh tahunan itu. Darwin yang tidak tega pun akhirnya memalingkan wajah k