Setelah kepergian Julian Ara jadi tidak bisa istirahat. Kejadian di kamar terus terlintas di kepalanya. Bagaimana ia bisa ke kantor tanpa rasa malu, terlebih mereka satu ruangan. Ara memukul wajahnya dengan bantal beberapa kali. “Pak Bos sudah lihat semuanya lagi.” Ara terus meratapi kejadian beberapa saat lalu. Suara merdu Jessie menggema di apartemen sederhana itu.Lagu Zoom yang membuatnya candu, Ara bukan penggemarnya, tapi saat pertama kali mendengar lagu itu membuat dirinya tak bisa berhenti untuk terus memutar. Lagu itu seperti memiliki magic. “Halo.” Terlalu asyik mendengar nada dering membuatnya lupa akan panggilan masuk. Deretan nomor yang tidak dikenal menghubunginya. Ara awalnya malas menerima panggilan itu, tapi tangannya terlanjur menggeser layar ke warna hijau. “Ara? I