tujuh

1164 Words
Sesaat, Leonard tidak percaya dengan apa yang dia dengarkan dari mulut wanita tersebut. Alex yang dikenalnya merupakan wanita barbar yang sangat terbuka dan gampang sekali untuk mendekat kepadanya. Tidak seperti sekarang yang begitu angkuh, dingin, dan menatapnya seperti hal yang menjijikkan dan kotor. “Baiklah. Aku paham dengan kemarahanmu. Jika memang kamu ingin kita bertemu di pengadilan, maka tidak mengapa. Aku bersedia untuk menghadapimu jika memang itu satu-satunya cara untuk bisa mendapatkanmu dan putraku. Alexy, meskipun kamu tidak mengakuiku sekarang, tapi aku tidak akan berhenti begitu saja. Aku bersungguh-sungguh untuk datang ke hadapanmu dan ingin membicarakan masa depan di antara kita berdua.” Alexys seketika terlihat geram, dia bahkan menyipitkan mata tajam ke arahnya seolah akan menebasnya menjadi dua bagian. Tatapan permusuhan itu seketika menusuk jantung Leonard. Dulu, Alexy selalu menetapnya dengan tatapan penuh cinta dan kelembutan, tapi sekarang dia menatapnya bagaikan orang asing yang memiliki niat buruk di hatinya. Permusuhan keluarga mereka di masa lalu memang adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindari. Tapi, apakah benci dan dendam sungguh bisa mengalahkan cinta di antara mereka? Apakah keadaan Alexy yang sedang amnesia saat ini tidak bisa luluh oleh cinta mereka yang begitu dalam dan menggebu-gebu? Leo berdiri pelan dari duduknya sambil tetap waspada dengan sikap permusuhan sang wanita. Dia tidak ingin membuatnya takut, atau pun kabur begitu saja gara-gara gerakannya yang dinilai berbahaya. “Aku tidak ingin kamu berpikiran buruk tentang diriku. Mungkin kamu saat ini bingung kenapa orang sepertiku tiba-tiba muncul di hadapanmu sementara kamu tidak mengingat apa pun tentang diriku. Dari pengasuh putramu, maksudku putra kita, kamu mengalami amnesia sudah cukup lama. Aku ingin meminta satu kesempatan darimu agar bisa membuktikan siapa diriku sebenarnya. Aku tidak akan menutupi kalau kita berpisah dengan cukup buruk. Tapi, aku memiliki alasan di balik itu. Aku harap suatu hari nanti aku bisa menceritakannya kepadamu saat hari itu tiba. Kamu yang sekarang tidak mengingat diriku dengan baik. Bagaimana kalau kita saling berteman terlebih dahulu dan memulai semuanya dari awal? Walaupun kamu enggan dan tidak setuju aku melakukan tes paternitas, tapi aku bisa melakukannya meskipun kamu menentangnya. Kamu tidak mau sampai ada skandal yang muncul di saat kamu dan Sky Bennet akan segera menikah, bukan? Maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengancammu seperti ini. Tapi, aku tidak punya pilihan karena kamu begitu menjauh dariku, dan aku tidak menyukainya." Alexy tidak senang mendengarnya hingga wajahnya berubah sangat gelap bagaikan ingin membunuh orang. Dia berkata dingin seolah-olah lawan bicaranya adalah penjahat kejam yang tidak akan diberi ampun. “Aku tahu ini semua tentang uang, bukan? Berapa yang kamu inginkan? Katakan saja! Aku akan segera memberimu jumlah yang kamu inginkan selama kamu mau meninggalkanku dan putraku sejauh mungkin dan tidak membuat keributan di perusahaan. Jika kamu meminta lebih daripada uang, maka aku sungguh tidak akan segan-segan untuk mengiringimu surat tuntutan, dan akan merusak reputasimu di kota ini dengan seluruh koneksiku!” Leo yang mendengar ancaman dari wanita pujaannya tiba-tiba saja tertawa lepas dengan sangat lembut dan menarik. Sikapnya itu membuat wanita di depannya menatapnya bingung dan keheranan. “Kamu tertawa? Kamu pikir aku hanya bermain-main dan menggertak semata? Dengarkan aku baik-baik! Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitiku dan putraku! Kalau kamu masih ingin macam-macam denganku dan tidak mengambil uang itu demi kebaikanmu sendiri, jangan salahkan aku kalau hidupmu akan menderita luar biasa! " Leonard tiba-tiba tersenyum dengan sorot mata yang lembut penuh cinta dan kesedihan. Dia berkata dengan nada yang terdengar sangat lirih, “Bukankah kamu tahu seperti apa hidupku selama ini, Alexy? Kamu tahu betapa menderita aku selama ini. Sayang sekali kamu malah amnesia dan melupakan semuanya. Ini sungguh membuatku patah Hati. Padahal kamulah satu-satunya yang selama ini membuatku bisa merasakan dunia lain dan melihat pandangan hidup dengan cara yang berbeda. Kehadiranmu membuatku bisa memiliki tujuan dan semangat hidup baru. Tapi, aku tahu aku sudah menghancurkan semua itu dengan tanganku sendiri. Maka dari itu aku ingin menebusnya dan meminta satu kesempatan sekali lagi. Tidakkah kamu ingin tahu siapa aku yang sebenarnya? Apakah kamu sungguh ingin tenggelam dan bersembunyi di balik lupa ingatanmu itu untuk selamanya, Alexy sayang? Aku yakin kamu bukanlah seorang pengecut.” Kalimat Leonard berhasil membuat sang wanita goyah. Selama beberapa saat dia bisa melihat kebingungan di wajahnya yang cantik. Tidak berapa lama kemudian, wajah dingin seperti es abadi itu kembali diperlihatkan kepadanya. “Aku tidak ingin mendengar ceramah panjang kali lebar dari pria tidak jelas seperti dirimu! Mau aku pengecut atau tidak, itu adalah urusanku! Aku juga punya hak untuk mendapatkan masa depan yang ingin aku raih tanpa perlu melihat ke belakang! Kalaupun kamu memang ada hubungannya denganku dan putraku, lantas kenapa? Hubungan kita tidak ada harapan sama sekali. Berhentilah bermimpi! Aku sudah memilih priaku sendiri dan akan membahagiakanku seperti yang aku inginkan! Belajarlah untuk bersikap dewasa dan melepaskan hal yang seharusnya dilepaskan!" Leonard menatap nanar wanita di depannya. Tidak menyangka kalau kalimatnya akan begitu kejam dan begitu menyakitkan di hatinya. Apakah dia sungguh ingin berperang dengannya? Tidakkah dendam dari masa lalu di antara keluarga mereka sudah cukup untuk merusak apapun yang ada di sekitar mereka? Kenapa kini mereka berdua yang harus terlibat dan melanjutkan kebencian tersebut satu sama lain? Leonard yang sedang patah hati dan bersedih ini seketika mengeraskan rahangnya dan menatap Alexy dengan sangat serius dan tajam. “Kamu sungguh berbeda dengan Alexy yang aku kenal. Kalau kamu memang ingin melawanku seperti ini, maka aku tidak punya pilihan selain meladenimu sampai Akhir. Aku yakin kalau anak laki-laki itu adalah darah dagingku sendiri yang merupakan hasil perbuatan kita di malam itu. Aku akan memberikan apa yang kamu inginkan, Alexy Dominika Archer. Jika merebut putraku sendiri agar bisa membuatmu datang ke sisiku, maka aku pasti akan melakukannya. Saat ini, aku akan memberimu kesempatan untuk berpikir selama beberapa hari. Beri aku keputusanmu dan hubungi aku. Aku masih memakai nomorku yang dulu. Jangan coba-coba untuk memblokir nomorku atau kamu akan menyesalinya. Sayang, maafkan aku karena membuatmu khawatir gara-gara mengajak putra kita makan bersama. Aku berjanji akan memperbaiki kesalahanku satu persatu. Aku bukan pria sempurna yang membuatmu selalu tersenyum setiap hari. Tapi, aku yakin kamu akan tahu bagaimana aku berjuang untuk mendapatkanmu satu hari nanti. Kamu akan tahu kalau aku tidak sedang bermain-main denganmu, dan aku juga mencintaimu seperti calon suamimu itu. Bahkan lebih. Aku pergi dulu. Jaga baik-baik dirimu, Alexy.” Setelah tersenyum sebentar pada anak laki-laki yang menatapnya bingung, Leonard menatap kembali wanita di depannya dengan sorot mata penuh makna. Dia kemudian berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan menahan rasa sakit di hatinya. Haruskah dia benar-benar melakukan semua yang dia ucapkan barusan? Leo tidak ingin membuat Alexy semakin berpikiran buruk tentang dirinya. Dia yang sedang amnesia saat ini seharusnya merupakan kesempatan baginya untuk memperbaiki semuanya. Tapi, ternyata kepribadiannya yang sudah berubah total merupakan penghalang yang sangat tinggi untuk bisa sampai di hatinya. Namun, bukan Leonard namanya jika dia tidak bisa mendapatkan kekasih yang dia cintai. Sepeninggal pria itu, di belakang, wajah Alexy seketika pucat seperti hantu. Napasnya tertahan bagaikan ada duri-duri es yang menusuk jantungnya. Apakah pria gila itu akan melakukan perkataannya barusan? Dia tidak akan berani, kan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD