Selama 3 hari, Leonard tidak muncul di perusahaan. Alexy yang mencoba menenangkan diri kembali dengan ancamannya untuk kesekian kalinya, akhirnya menyuruh putranya bersama kakek dan neneknya saat ini. Dia dilarang keluar mansion karena takut hal kemarin-kemarin terjadi sekali lagi.
"Dia muncul lagi dan memberikan ancaman seperti itu?” tanya Kai yang datang pada jam makan siang ke kantor, menatap wanita yang duduk lesu di kursi kebesarannya.
“Ya. Dia berkata dengan penuh percaya diri. Bisakah kamu membantuku mencari tahu siapa dia sebenarnya? Dia benar-benar mengangguku! Apa dia sungguh adalah ayah dari putraku, Kai?”
Kai keringat dingin, maju ke depan dan meraih kedua tangannya.
“Sayang, aku adalah ayah dari putramu! Jangan dengarkan manipulasinya! Kamu sudah dengar apa yang pernah aku jelaskan tentang orang-orang yang ingin mengeruk keuntungan dari orang kaya, bukan?”
“Ya. Tapi, bagaimana dengan ucapannya itu? Dia ingin melakukan tes paternitas kepada putraku! Aku.... aku hanya takut...”
Kai segera membeku. Sesaat, dia kehilangan kata-kata dan tak tahu harus berkata apa.
Dia meraih kedua sisi wajah sang pujaan hati dan berkata lembut. “Sayang. Ayah dari putramu sudah meninggal. Kamu tahu itu, bukan? Dia pasti akan memalsukan hasil tesnya. Apa kamu sungguh akan percaya dengan pria asing yang tidak kita tahu asal usulnya dengan jelas? Sayang, ada banyak penipu profesional di dunia ini. Jangan dengarkan mereka. Aku mohon! Jangan terlalu polos, Sayang!”
Alexy sesaat termenung mendengar perkataannya. Lalu, dia mengangguk perlahan dengan senyum pahit.
“Kamu benar. Kenapa aku kepikiran seperti ini? Dia bisa saja menipuku dengan hasil tes yang sudah dimanipulasi, bukan? Aku mungkin terlalu stres dengan pekerjaan akhir-akhir ini.”
Kai setuju dan segera memeluknya erat-erat. “Tenanglah, Sayang. Jangan takut. Aku tidak akan membiarkanmu tersakiti oleh orang jahat yang egois seperti itu.”
Alexy mengangguk cepat, memejamkan mata dan membalas pelukannya lebih erat.
Ya. Dia tidak perlu terlalu memikirkannya.
Ayah dari putranya sudah mati bertahun-tahun lalu. Pria itu bukanlah ayah putranya, melainkan orang asing yang hanya ingin mengambil keuntungan dan membodohinya di saat dia sudah berada di puncak.
Benar kata Kai. Dia terlalu polos. Bagaimana bisa dia jatuh pada trik kecil semacam itu?
Dia tidak akan membiarkan dirinya dibodohi oleh siapa pun!
Dia adalah Alexy Dominika Archer!
Pemimpin Alerai Corp yang terkemuka!
Dia tidak akan jatuh hanya karena seorang pria asing menyebalkan!
***
Jam pulang kantor akhirnya tiba, dan Alexy bersiap untuk segera meninggalkan perusahaan. Namun, belum juga bisa mencapai mobil yang dibawakan oleh sopir, tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya dan membuatnya berlari menuju ke sebuah tempat yang dihindari oleh mata publik.
“Siapa?!”
Mulutnya segera dibungkam, membuatnya berhenti bergerak begitu mendengar suara merdu dari seorang pria di belakangnya.
“Ini aku, Sayang. Apakah kamu tidak menganggap perkataanku serius? Sudah 3 hari, tapi kamu tidak menghubungiku sama sekali. Apakah kamu sungguh tidak mengingatku? Ataukah nomor yang aku berikan sudah hilang?”
Alexy melepaskan diri dengan marah begitu pelukannya melemah. Dia berbalik dan langsung menamparnya penuh emosi.
“Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan! Jika ingin merampok orang kaya, cari saja yang lain! Aku tidak punya waktu untuk meladeni orang sepertimu!”
Leonard menatapnya dengan sedih di bawah bayang-bayang bangunan tinggi. Matanya berkaca-kaca dan nanar dengan sikap wanita di depannya.
Dia sudah mengancamnya dengan putranya, memberikannya batas waktu agar mau mengontaknya secara pribadi. Dengan begitu, dia bisa yakin kalau Alexy masih mengingatnya, atau mungkin hanya berpura-pura amnesia.
Nyatanya, dia masih tidak bisa menerima kenyataan kalau wanita yang dicintainya itu benar tidak mengingat lagi.
Semua kenangan indah dan pahit mereka seolah-olah sudah ditelan oleh bumi.
“Alexy, aku tanya dengan sungguh-sungguh kali ini, apa kamu benar tidak mengingatku, Sayang? Aku tahu 4 tahun bisa saja menjadi waktu yang singkat atau lama bagi seseorang. Bagiku, itu seperti neraka tanpamu. Tolong, jangan bersikap seperti ini hanya karena kamu dendam dengan perbuatanku.”
Alexy menatapnya jijik, mundur beberapa langkah seolah-olah mendengar hal paling tidak masuk akal yang dia katakan.
“Kamu hanyalah penipu! Aku tidak pernah menjalin kasih dengan pria sepertimu. Sekali lagi kamu mencoba macam-macam dengan putraku, aku tidak akan menahan diri untuk mengerahkan polisi untuk menangkapmu. Selagi aku masih berbaik hati, pergilah! Jangan muncul lagi di hadapanku!”
Leonard diam saja menatapnya dengan kedua tangan di saku mantel hitamnya. Dia menatapnya semakin sedih.
“Baiklah. Aku sekarang yakin kalau kamu benar-benar sudah kehilangan ingatan. Mungkin ini juga tidak buruk. Setidaknya biarkan aku menjelaskan diriku kepadamu.”
“CUKUP! Aku tidak mau mendengarkan apa pun lagi! Apa kamu bodoh, Tuan? Aku tidak bisa ditipu atau pun diberikan trik murahan olehmu! Baiklah! Aku sepertinya tidak punya pilihan lain. Katakan saja berapa yang kamu inginkan agar bisa pergi dari hadapanku?! Aku akan segera mengirimnya besok!”
Sudut bibir Leonard tertarik pahit. “Kamu pikir aku adalah pria mata duitan? Semua kekayaan di dunia ini tidak ada bandingannya denganmu. Kalau hanya uang dan harta, aku juga masih bisa mencarinya sendiri. Aku bukan pria pemalas, Alexy. Aku hanya ingin cinta darimu. Juga cinta dari putra kita!”
“BERHENTI! Jangan bicara lagi! Dia bukan putramu! Ayahnya sudah mati! Berapa kali harus aku katakan kepadamu?!”
“Darah tidak akan pernah berbohong.”
“Ya! Benar! Darah tidak akan pernah berbohong! Tapi, kamu bisa berbohong! Apa kamu pikir aku akan percaya begitu saja hasil dari tes paternitas itu? Jangan konyol! Aku tidak akan ditipu dengan mudah! Kamu bisa saja sudah mengaturnya sedimikian rupa! Apa tujuanmu? Kekuasaan? Aleria Corp? Atau kamu diutus oleh saingan bisnis kami?! Kamu ingin merusak pernikahanku dengan pria yang aku cintai, bukan? Itu tidak akan pernah terjadi!”
Leo tercengang dalam kebisuan begitu mendengar kata terakhirnya.
Melihat reaksi sang pria yang semakin sedih, entah kenapa Alexy merasa dadanya sangat sesak.
Apakah dia terpengaruh olehnya? Mustahil!
“Pria yang kamu cintai? Alexy... kamu mencintai Kai?” tanyanya lemah.
Alexy menelan ludah gugup, tampak ragu-ragu sebentar menatapnya, lalu dengan tegas dia mengeraskan wajahnya layaknya CEO wanita dingin tak berperasaan.
“Benar! Aku tentu saja mencintainya! Apa kamu pikir aku akan menikah dengan pria yang tidak aku sukai? Logika macam apa itu?! Katakan kepada siapa pun yang mengirimmu, aku, Alexy Dominika Archer tidak akan mudah untuk dijatuhkan! Sekali lagi kamu muncul di hadapanku, kamu akan merasakan akibatnya!”
Alexy berjalan meninggalkanya dengan wajah dingin menahan amarah. Sorot matanya penuh kebencian dan keterasingan yang begitu dalam.
Hati Leonard seperti ada yang retak.
Dia? Dikirim oleh seseorang untuk menjatuhkannya?
Wajah Leonard menggelap pucat. Itu tidak salah, tapi juga tidak benar sepenuhnya.
Dia datang ke sini, murni semata-mata karena cintanya kepada sang wanita.