Lelaki itu berkali-kali meminta maaf kepada Vita. Ia sungguh tidak tahu karena baru bekerja seminggu bergabung. "Enggak apa-apa, Mas Syarif. Enggak usah merasa enggak enak gitu. Saya memang yang salah. Seperti yang Mas Syarif bilang, saya sudah lancang. Enggak seharusnya saya masuk ke dalam kamar orang lain." "Enggak, Mbak. Saya juga sudah bersikap kurang ajar dengan bicara ketus sama Mbak. Sekali lagi, maaf." Lelaki bernama Syarif itu pun menunduk dan sedikit membungkukkan badannya. Ia benar-benar menyesal sudah bicara sedikit keras kepada anak majikannya. "Sudah, sudah. Kita sama-sama meminta maaf. Saya salah karena sudah lancang, mungkin Mas Syarif juga merasa bersalah karena sudah bicara sedikit kasar sama saya, walaupun saya sendiri tidak masalah. Karena saya merasa itu hanya re