"Mbak Vita!" Sebuah panggilan yang berasal dari arah belakang tubuhnya, membuat Vita seketika menengok. Fajar berdiri di ujung atas tangga menatapnya heran. Kedua alis matanya bertaut seperti bingung. Tepat saat Fajar melangkah dan menghampiri, suara desis itu hilang bak ditelan bumi. Vita merasa aneh dan ketakutan yang ia rasakan tadi, masih berasa dengan dadanya yang berdebar dan bulu kuduk yang meremang, berdiri. "Mbak Vita kenapa? Kok kaya orang yang ketakutan gitu. Ada apa?" tanya Fajar —adiknya— setelah berdiri tepat di depan Vita. "Eh, itu, tadi ada ...." "Kalian ngapain di sini?" Suara Pak Sudibyo tiba-tiba muncul di tengah perasaan Vita yang berkecamuk antara ingin cerita yang sebenarnya kepada sang adik atau tidak. Lelaki yang mendekati usia paruh baya itu ikut mende