5

1550 Words
Istirahat pun akhirnya tiba juga, kini Acha bersama dengan kedua temannya yang lain yaitu Mila dan Sita. Namun saat sudah akan keluar, Oreo menghentikan mereka bertiga. Mereka bertiga pun hanya diam saja sekarang. "Lo bertiga mau ke UKS?" tanya Oreo kepada Mila, Sita dan Acha. "Ya, dan kita ga mau kalo lo kesana. Lo harusnya mikir kalo mau ngomong Oreo." ujar Sita kepada Oreo dan Oreo pun hanya bisa diam saja. "Sorry gua ga ada maksud..." ujar Oreo yang dihentikan oleh Acha. "Sita bener Oreo, kayak ya better Lo ga muncul dulu. Biar kita bertiga yang ke UKS." ujar Acha. Acha sudah berbicara dan kini Oreo hanya mengangguk. Acha, Sita dan Mila pun sudah berjalan menuju ke UKS. Mereka bertiga pun sudah sampai di depan pintu UKS dan sekarang mereka masuk. Saat masuk mereka langsung bertanya kepada penjaga UKS dimana Ona. Penjaga UKS tampak bingung pasalnya belum ada yang masuk ke UKS. "Dari tadi pagi belum ada yang masuk ke UKS." ujar penjaga UKS itu. "Kakak yakin? Padahal udah dari jam pertama tadi." ujar Acha khawatir. "Iya, semua bilik juga kosong ga ada yang keisi, kalian juga bisa lihat sendiri kan karena semua gorden ga di tutup." ujar penjaga UKS dan mereka bertiga mengangguk. Mereka pun keluar dan langsung memperlihatkan wajah khawatir. Mereka tidak tahu dimana Ona sekarang, kini mereka mencarinya. Mereka harus menemukan dimana Ona. "Lo berdua cari dulu, kalo udah ketemu bilang ke gua ya. Gua mau bilang ke Oreo dulu. Kali aja Ona juga sekarang sama Oreo." ujar Acha kepada dua temannya itu. Mereka memanggil dan sekarang ini Acha pergi ke kelasnya itu. Saat sampai di kelas, Acha langsung mencari Oreo tapi ia tidak menemukan disana. Ia bertanya kepada teman-temannya yang lain dan ternyata Oreo sedang pergi ke kantin. Ia langsung berlarian menuju ke kantin. Yang ada dipikirannya sekarang adalah kemana Ona pergi, ia hanya takut saja jika Ona nanti akan melakukan hal yang tidak diinginkan oleh mereka semua. "Oreo, Lo tahu dimana Ona sekarang ga?" tanya Acha saat dirinya baru saja sampai ke kantin. Oreo terlihat bingung karena Acha bertanya padanya. "Hah? Bentar deh bukannya Lo ke UKS? Ya Ona di UKS kan?" tanya Oreo yang mana mukanya mulai khawatir karena ia merasa bahwa ada yang tidak beres. Hatinya sudah benar-benar gelisah memikirkan beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi. Ona menatap ke arah Acha yang terlihat kebingungan. "Ona ga ada di sekolah. Masalahnya dari tadi pagi petugas UKS bilang kalo ga ada orang yang ada di UKS sama sekali. Makanya gua cari Ona, Sita sama Mila juga lagi nyari Ona sekarang." ujar Acha yang kini sangat khawatir. "Kalo gitu gua ikut cari, ayo." ujar Oreo mengajak Zaki dan Putra juga. Mereka pun kini sudah berpencar untuk mencari Ona. Acha dan Oreo sekarang sudah pergi ke rooftop tapi ternyata tidak ada di rooftop. Padahal biasanya Ona juga suka pergi kesini tapi ternyata kali ini ia tidak disini. Sementara Zaki dan Putra juga sekarang sudah ada di taman belakang. Namun mereka juga hanya mendapatkan zonk karena Ona tidak ada disana. "Gimana ketemu ga?" tanya Acha saat bertemu kembali di koridor. Mereka semua sama-sama menggelengkan kepala. Semuanya tampak zonk. "Bentar, gua sama Sita mau ke depan. Kita bakalan tanya sama satpam." ujar Mila, karena bisa saja Ona pulang dan jika pulang pasti lewat depan. "Okay, kalo gitu kita ke gudang. Itu satu-satunya yang belum kita lihat juga kan." ujar Oreo kepada mereka, tapi Acha sekarang ini hanya diam. "Oreo, gudang kan tempatnya Orion sama Genknya. Ga mungkin lah Ona ada disana. It's impossible." ujar Acha kepada Oreo, tapi Oreo menggeleng. "Justru bisa aja tempat yang ga kita kira Ona bakalan ada disana adalah tempat dimana Ona sekarang berada. Lo tenang aja, ada kita. Ga usah takut juga sama Orion." ujar Oreo dan Acha mengangguk. Mereka pun pergi ke gudang. Tampak sekarang ini mereka sudah berjalan menuju kesana. Acha sebenarnya sedikit takut karena ada pengumuman bahwa jangan sampai menganggu Orion jika hidupnya ingin tenang dan nyaman di sekolah. Yang mana artinya menganggu Orion sedikit saja berarti membuat hidupnya tak aman di sekolah. Mereka berempat sudah sampai di depan gudang. "Mau pada ngapain Lo disini?" tanya Orion kepada mereka semua. "Gua ga mau ganggu, cuma mau nanya. Di dalam ada cewek ga? Cewek yang bukan Genk Lo?" tanya Oreo yang bertanya dengan tenang meskipun sudah banyak tatapan permusuhan dari teman-teman Orion di dalam sana. "Ga ada, lagi pula Lo semua juga pasti tahu kalo ga akan ada yang berani kesini kan? Selain Genk gua tentunya." ujar Orion dan setelah mendapat jawaban itu, kini Oreo pun pergi dari sana. Oreo masih mencari kemana perginya Ona. Mereka pun sudah ada di lobby sekolah menunggu Mila dan Sita yang nantinya akan kembali dari gerbang depan sekolah menemui satpam. Mereka menunggu sembari memikirkan kemana Ona sekarang. "Pak Satpam, saya mau tanya. Tadi ada yang ijin pulang ga? Siswi cewek." ujar Sita kepada satpam itu, satpam tampak mengingat-ingat lagi. "Oh ada neng, cewek ada beberapa malah. Namanya siapa dulu biar saya lihatkan nanti di daftar ijin." ujar satpam tersebut kepada mereka berdua. "Namanya Ona pak, Ona Ratu Kalisya." ujar Mila kepada satpam itu. "Okay sebentar nya saya cari dulu." ujar satpam itu yang sekarang ini sudah mengeceknya dan saat sudah selesai mengecek ia kembali ke Mila dan Sita. Ia mengatakan bahwa tidak ada nama itu di daftar siswa yang ijin. "Ada siswa yang keluar tapi ga ijin atau ga ya pak?" tanya Sita. "Tidak ada karena kami hanya menerima siswa yang membawa surat keluar." ujar Satpam itu dan Sita serta Mila pun berterima kasih. Setelahnya mereka kembali ke sekolah, saat sampai di lobby mereka langsung mengatakan bahwa Ona tidak keluar. Dan itu sudah dipastikan juga. Kini mereka pun sudah sangat khawatir, benar-benar tidak bisa mereka pikirkan kemana perginya Ona. Sebenarnya mereka lupa bahwa Ona membawa handphone. Mereka tidak kepikiran akan hal itu sampai akhirnya Sita yang menyeletuk duluan tentang handphone yang mungkin dibawa Ona. "Eh, Ona bawa handphone kan? Kita telfon aja." ujar Sita tersebut. "Ah bener juga, kenapa kita ga kepikiran dari tadi astaga. Oke gua telfon Ona ya sekarang." ujar Acha kepada mereka semua dan mereka menunggu. Tampak Acha sudah menelfon Ona. Kini di dalam ruangan musik itu tampak terdapat suara dering handphone Ona. Namun Ona masih tertidur, ia tak mendengar dering itu padahal dering itu sangat keras hingga sampai terdengar di gudang sebelah ruang musik yang lagi-lagi, Orion yang mendengar. Orion pun menjadi benar-benar penasaran karena nada dering itu tak kunjung berhenti. Itu berarti ada telfon yang tidak di jawab oleh orang. Orion hanya takut jika saja ada seseorang yang pingsan di dalam ruang musik karena nada dering yang sampai ke telinganya sepertinya tak sampai di telinga si yang punya handphone. Ia menghentikan kegiatan temannya. "Lo pada ga denger apa? Ada suara dering handphone dari ruang sebelah. Ayo kita lihat, takutnya ada yang pingsan lagi." ujar Orion dan ia bersama dengan Gala dan Andra pun sudah keluar dan kini masuk ke ruang musik. Saat mereka masuk merek semakin mendengar suara dering itu. Hingga mereka sampai pada sunby suara itu, dimana ada seorang berambut panjang tidur dengan kepala yang ada di grand piano tersebut. "Woy, kaget gua. Itu manusia bukan woy." ujar Andra kepada mereka. "Ya manusia lah b**o. Udah Lo bangunin sana." ujar Orion ke Andra. "Ogah deh gua, takut." ujar Andra dan akhirnya Orion yang maju. Ia pun membangunkan seseorang yang saat ini belum ia lihat siapa karena wajahnya memang tertutup. Ia menepuk bahu cewek tersebut dan membangunkannya. "Woy bangun woy, udah siang. Handphone Lo ga bisa diem ganggu banget. Woy." ujar Orion berkali-kali hingga cewek itu akhirnya bangun juga. Tapi karena sangat malu jadinya ia kini tetap menutupi wajahnya itu. "Eh iya, terimakasih ya udah bangunin Ona. Kalo gitu Ona pergi dulu." ujar Ona yang masih menutupi wajahnya itu, Orion tampak tersenyum melihat tingkah Ona. Ia tak pernah menyangka ada cewek langka seperti itu disini. "Itu Ona yang kayak anak kecil itu kan?" tanya Orion ke mereka berdua. "Yoi, itu Ona yang itu. Bener-bener lucu dia tuh tapi ya gitu manjanya minta ampun deh. Itu bocah gimana bisa tidur disini deh." ujar Gala itu. "Jangan-jangan dia yang tadi di cari sama Oreo?" tanya Andra saat ini. "Jelas dia, tapi kenapa tadi mereka cari ya. Emangnya ga ketemu apa. Seharusnya mereka ketemu karena satu kelas." ujar Gala yang bingung. "Yang namanya Ona itu udah dari tadi di sini. Dia tadi sempat main piano, kayaknya dia juga bolos kayak kita." ujar Orion membuat dua temannya bingung karena Orion tampak tahu sekali dengan Ona yang dari tadi disini. Sementara Ona sekarang sudah kembali ke kelasnya. Ia tidak tahu siapa tadi yang membangunkannya tapi yang jelas ia sangat malu. Bahkan sampai di kelas ini pipinya masih memerah memikirkan hal tadi, lagi juga siapa yang menelfonnya hingga membuat handphonenya berdering dengan nyaring. "Eh Acha ngapain ya nelfon Ona. Apa ada masalah ya?" tanya Ona yang tak sadar bahwa dirinya tadi pamit ke UKS tapi tidak ke UKS dan ini sudah jam istirahat. Ia tak berpikiran bahwa teman-temannya pergi ke UKS untuk menjenguknya makanya ia bingung. Ia pun menelfon Acha kembali dan Acha langsung bertanya dimana Ona sekarang. Ona menjawab bahwa ia ada di kelas. Karena itu Acha langsung ke kelas bersama dengan yang lainnya. Mereka semua sampai di kelas dan tampak lega karena Ona ternyata baik-baik saja. Mereka pun sudah mulai mendekat ke arah Ona juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD