EMPAT BELAS

1053 Words

Hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat Meta keluar dari ruang Dokter di Poli Psikiatri. Ian langsung menghambur memeluknya, sementara Niken – Mami Ian yang tadi menyusul ke Rumah Sakit untuk menemani pemeriksaan Meta berjalan lesu menyusul Meta. Netra perempuan yang melahirkan Ian itu terlihat begitu memancarkan duka. "Meta jadi ikut Mami kan, nak?" tanya Niken lembut. Meta mengangguk. Niken mendekatinya, membawa Meta berjalan pelan seraya merangkul gadis itu hangat. "Om Fariz masih nunggu hasil visum biar kasusnya bisa langsung kita naikin. Kita bisa pulang duluan." Ujar Oemar pada Ian. "Yan, kamu yang harus lebih kuat, nak. Love would never easy!" ujar Ben. "Iya Yah. I just felt so useless." “Hmm... Ketika kita mencintai seseorang, dan hal buruk terjadi, kita akan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD