Laki-laki itu cepat mengangkat kepalanya. Namun wajahnya terlihat bingung. “Astaghfirullah,” ucap Ola yang cepat-cepat mengatur detak jantungnya saat menyadari bahwa orang yang duduk dengan kepala tertunduk ternyata adalah Farid. Farid tanpa ayal bangkit dari duduknya. Dipeluknya tubuh ibunya dalam-dalam. “Ibu,” desah Farid yang sudah terisak. “Farid. Ya ampun, Naaaak.” Ola pun tak sanggup menahan tangisnya. Dia balas pelukan Farid seerat mungkin. Mereka berdua berpelukan cukup lama. Sadar waktu kunjungan tidak lama, Ola cepat-cepat merenggangkan pelukannya. Lalu keduanya duduk berhadap-hadapan. Saling pandang penuh kerinduan. Tidak ada kata-kata yang terucap. Hanya senyum kecut disertai tangisan. Farid terkesima melihat ibunya yang sedikit kurusan, namun terlihat segar seper