Arafan tak menghiraukan tatapan Abbas dan Dimas. Ia bergegas kembali ke meja kerjanya. Bersiap menyambar kunci mobil agar bisa segera pulang ke rumah. “Hira sama Hana dalam bahaya,” ujar Arafan saat Abbas dan Dimas menuntut penjelasan. “Siapa yang ngubungin lo. Ada apa, Fan?” Dimas tak kalah panik. Ia yang paling tidak tahu apa-apa sulit mencerna ucapan Arafan. Ia paham ada banyak bahaya yang mengancam sahabatnya tapi tak tahu detailnya seperti apa. “Pesan apa yang dikirimkan?” tanya Abbas. Ia harus tahu apa ada kaitannya dengan keluarga Rajandra. Arafan menekan paduan untuk tombol save pada keyboardnya. Data yang sedang ia siapkan tidak boleh hilang. Meski terburu-buru ia tak boleh gegabah. “Fan!” ujar Abbas. Ia me