Abbas memikirkan apa perlu ia melibatkan Arafan dalam semua urusan masalah keluarga Rajandra. Ia sedikit ragu mengingat sikap Arafan yang kadang susah diajak kerjasama. Abbas pun memilih mengendapkan dulu saran dari ayahnya dan melanjutkan niat untuk melihat pekerja tersebut. “Anda walinya?” “Ya. Saya seseorang yang bertanggungjawab terhadap pekerja itu.” “Kalau begitu anda harus tanda tangan di sini,” ujar perawat menunjukkan secarik kertas. “Tanda tangan?” Perawat tersebut mengangguk. “Harus segera dioperasi karena ada pecahan kaca yang bisa menembus paru-parunya.” Satu kabar yang cukup menyentak. Betapa fatalnya kecelakaan itu bagi pekerja di rumahnya. Tanpa berpikir panjang Abbas mengambil tindakan. Ia setuju saja dengan pilihan itu. Setelah menyelesaikan urusan administrasi,