9 SHOCK

1607 Words
Sudah lama sekali Elisa tidak sarapan pagi bersama anggota keluarga diruangan makan kediaman Wilian Levi itu, pagi ini dia meminta susternya untuk mengantarkan dia makan bersama anak-anak dan juga menantunya. Seperti biasa dalam beberapa kali seminggu dipagi hari, ruangan makan menjadi tempat keluarga itu berkumpul, namun kali ini tidak ada uncle Elodi dan kakek. Elodi entah merencanakan apa seperginya kakek ke Amerika, rumah menjadi sedikit lebih tenang tidak ada paman mereka yang sedikit pemarah itu. Suasana makan kali ini tampak hening, hanya ada percakapan kecil sesekali yang terdengar antara Noah dan Angela begitupun Rhysand yang sesekali bertanya pada yang lainnya. "Selamat pagi!" Sapa Elisa. Sampai akhirnya semua mata melihat kearah pintu masuk ruangan makan, disana suster Amanda dengan seragam suster merah mudanya sedang mendorong Elisa ketempat dimana anak-anaknya itu berada. Ini juga menjadi momen yang sangat di tunggu-tunggu Isara, dimana dia akan bertemu Noah secara langsung, Isara terlihat sangat cantik dan modis dengan seragam barunya yang terdiri dari atasan dan sebuah rok selutut tidak lupa aksesoris kepala ala suster ada kepalanya meski rambut coklat bergelombangnya di gerai kebelakang. "Mom!" Angela begitu girang. “Mom?” Rhysand langsung memberhentikan makannya mendapati sang mama akhirnya mau makan bersama mereka setelah lama sekali tidak pernah seperti ini. Padahal baru saja Elisa mengusir Rhysand dari kamarnya tidak disangka sang mama mau keluar dari kamar, jauh seperti perkiraannya sang mama yang akan semakin menjauhi dia dan yang lainnya. “Tetap di tempatmu Rhysand.” “Mom aku senang mom mau akhirnya makan disini.” Vio langsung bangkit dari tempat duduknya lalu meminta Isara menepi agar dia yang mendorong sang mama. “Mom duduk disebelah aku.” Namun tiba-tiba Vio ragu memegangi kursi roda sang mama. “Mom tidak akan memukul ku kan?” “Pergilah duduk kembali, biarkan suster Amanda yang menemaniku.” UHUK UHUK UHUK! Noah tiba-tiba dia tersedak makanannya, ini seperti mimpi, ia berkali-kali mengusap matanya berharap dia salah melihat orang yang berpakaian perawat disana hanya mirip saja dengan Isara sang mantan istri yang ditinggalkannya. “Sayang, hey ada apa denganmu!” Angela lalu memberikan gelas air mineral pada suaminya itu dan Noah segera meraih lalu menenggaknya. Di sisi lain Rhysand dalam diam menyaksikan itu semua bagaimana Isara yang sengaja membuat Noah terkejut dan reaksi Noah yang begitu shocknya melihat wanita itu. Lagi-lagi Rhysand mengumpat dalam hati, “Benar-benar wanita wanita yang mengerikan.” Rhysand juga sangat merasa sedang dijebak masuk dalam perangkapnya namun dia bersumpah itu tidak akan pernah terjadi. "Omlate ibu Elisa? atau Salad?" Elisa lalu bergabung di acara sarapan keluarga Wilian Levi itu itu dengan Isara yang tetap berdiri disebelahnya melayani wanita itu mengambilkan makanannya. "Roti saja." “Mom aku senang mom akhirnya mau makan bersama kami.” Kata Angela. “Ya kan sayang?” “Hem iya, ini kemajuan yang sangat baik ibu mertua.” Noah berusaha tenang sungguh sulit sekali, ia bahkan takut untuk mengangkat wajahnya melihat sosok cantik disebelah mertuanya itu. “Ya, aku merasa sedikit lebih baik sejak Suster Amanda menemaniku.” “Suster Amanda? Oh... “ kata Noah. Suster Amanda? Apakah aku benar hanya salah orang? Isara tidak pernah menjadi suster, tidak mungkin ini dia. Noah bermonolog pada dirinya sendiri. Tidak ada hal apapun yang bisa membuat laki-laki itu memastikan kebenarannya ini benar-benar mirip Isara namun jika melihat penampilannya tampak sangat bukan dia. Isara tidak suka berdandan, rambutnya hitam dan lurus. Tapi bukankah penampilan bisa diubah? Ya satu hal yang Noah ingat, tepat diatas payudaraa kanannya ada sebuah tatoo kupu-kupu kecil yang dia buat sebab ada bekas luka cakaran hewan disana. “Tapi aku lebih suka dengan Suster Mery.” Bisik Angela pundia suaminya pelan sekali. Sebab dia melihat suster Amanda sangat fashionable, muda dan terlihat lebih cocok menjadi seorang model yang berpakaian suster. “Hemm...” Respon Noah acuh yang padahal dia juga sedang menilai yang sama dengan istrinya itu. “Ah baiklah, nikmati sarapanmu mom! Suster Amanda ikut aku ada beberapa barang-barang perlengkapan mom dimobil yang aku beli kemarin belum sempat aku turunkan.” “Kau membeli bunga Lily putih? Kau membelikan sandal berbulu angsa kesukaanku Rhy? Handuk buatan tangan petani kapas yang sangat lembut itu?” “Ya aku membelinya beberapa agar mom bisa bergantian memakainya.” “Apa bedanya dengan yang aku beli? Kenapa mom tidak mau memakainya.” “Kau bisa tanyakan kakakmu apa bedanya.” “Semuanya dipesan khusus, ada banyak yang dijual di pasaran tapi mom hanya menyukai kerajinan tangan salah seorang yang dia temukan saat papa masih ada.” Jelas Rhysand. “Hemm, entahlah mom aku sudah berusaha. Jika pemberianku salah aku tidak tahu lagi harus apa.” “Ya terimakasih atas usahamu Angela.” Ucap Elisa mulai menyantap makanan yang di letakkan Isara ke piringnya. “Aku berangkat sekarang mom, beberapa pekerjaan harus aku selesaikan di kantorku lalu mengunjungi ke perusahaan seperti biasa memeriksa yang kakek tinggalkan.” Rhysand berpamitan kepada sang mama sembari memberikan pelukan kecil. “Ya selalu berhati-hatilah, aku selalu tidak suka kau terlibat dengan perusahaan kakek sekalipun kau bertanggung jawab atas itu.” “Semua akan baik-baik saja, percayalah.” “Tidak ada yang baik setalah Emil ku pergi.” “Mom sudahlah! Ayo suster Amanda ikut aku!” Rhysand pun pergi meninggalkan ruangan makan lalu Isara juga berpamitan sebentar kepada Elisa untuk meninggalkannya dan akan cepat kembali. Isara sengaja memperlambat langkahnya, ia tidak ingin terjadi sesuatu padanya saat mengikuti langkah Rhysand ke parkiran mobil yang ada halaman belakang kediaman keluarga itu. Dari jauh ia lihat asisten Rhysand juga tampak datang entah dari mana membawa beberapa perlengkapan lalu senjata yang dimasukan kedalam saku Rhysand. Mendadak Isara berhenti dia takut ini jebakan lalu Rhysand melakukan sesuatu padanya. “Astaga kau takut kepada manusia Isara? Bagaimana kau bisa takut pada manusia sedangkan kehidupan lebih kejam padamu? Ayolah kau sudah di depan mata? Lihat bagaimana tadi wajah si berengsek itu?” Isara lalu tertawa mengingat kembali bagaimana paniknya Noah. Hahaha. “You remember me, sayang?” “Hey perempuan hutan! Cepat!” Teriak Rhysand dari jauh ia sudah lebih dulu sampai di mobilnya yang terparkir diantara mobil-mobil mewah lainnya. Isara kembali mengayunkan langkahnya ke arah Rhysand kini ia memasang wajah tersenyum dengan sikap penuh percaya diri mencoba menepis semua ketakutannya pada laki-laki itu. “Aku tidak akan takut padamu, justru kau yang harus takut kepadaku. Kau pasti sudah melihat bagaimana ekspresi iparmu tadi saat melihatku?” Rhysand memerintah Ronan membuka bagasi mobilnya lalu juga mengeluarkan beberapa barang-barang lain disana. “Di kamarku Ronan, itu dokumen yang dibutuhkan hari ini.” Ronan pun segera pergi dari sana, dia melewati Isara sedikit melirii penuh ejekan pada wanita cantik itu. Bugh! Seketika Ronan tersandung Isara menjegal dengan kakinya beruntung lelaki itu cepat menyeimbangkan tubuhnya. “Jaga mata sialanmu, asisten pengacara ular!” “Sial!”Ronan pun melanjutkan langkahnya pergi dari sana. Tinggalah dia orang itu dihalaman belakang tempat parkiran itu, Isara melangkah angkuh mendekati mobil Rhysand. “Dimana barang-barang milik nyonya Elisa, Tuan? Astaga kau sangat tampan sekali hari ini.” “Mundur!” perintah Rhysand yang merasa Isara terlalu dekat dengannya. “Mundur?” Isara pun sumringah. “Anda kenapa? Takut? Saya tidak berbisa.” “Mundur katakku!” “Baiklah.” Isara pun mundur masih dengan wajahnya yang terus tersenyum menyebalkan itu. “Aku menjadi heran kenapa anda memintaku kesini tuan? Bukankah anda bisa membawanya sendiri kekamar ibu Elisa karena anda tadi datang kesana. Atau jangan-jangan anda ingin bertemu denganku berdua seperti ini?” “b*****h!” Rhysand yang sedang mengeluarkan barang-barang milik sang ibu menjadi tersulut dan menjatuhkan salah satunya. “Kenapa memakiku? Aku salah apa?” Rhysand langsung mengeluarkan bungkusan-bungkusan yang banyak itu ketangan Isara hingga membuat Isara kesusahan. “Kau dengar wanita hutan, jika bukan karena ibuku kau sudah dari kemarin aku lenyapkan!” “Lakukan! tapi izinkan kita bersenang-senang dulu sebelum kau melakukannya, sepertinya itu menyenangkan.” Isara mendorong lagi barang-barang itu kepada Rhysand membuat laki-laki itu menjatuhkan semua bungkusannya. “Bagaimana Tuan?” Isara lalu melangkah maju selangkah demi langkah membuat Rhysand diam dan mematung. “Mundur! Menjauh dariku!” “Kau takut? Apa yang kau takuti? Kau sudah lihat bagaimana tadi adik iparmu? Lihat bagaimana dia bertemu wanita ini?” “Aku tidak peduli! Semua orang punya masa lalu dan mungkin kau masa lalu yang menakutkan untuknya! Jangan sekalipun kau menyakiti mereka apa lagi Angela.” “Lalu bagaimana dengan sakitku?” Isara mengambil tangan Rhysand lalu membawa ke dadanya dengan jarak mereka yang semakin dekat. “Sakitku! Sakitku! SAKIT SEKALI!” Tatap Isara netra Rhysand ia berucap dengan sungguh-sungguh penuh emosional meski awalnya untuk menakut-nakuti Rhysand. “MENYINGKIRLAH!” Dorong Rhysand tubuh Isara yang sukses membuat laki-laki itu takut dan jantungnya tidak tenang. Isara pun nyaris terjatuh namun dia cepat mengimbangi. “Kau kasar! Padahal aku berlaku sangat baik denganmu.” “Kau wanita iblis! Kau berencana menjebakku! Kau berencana membuatku terlena! Kau fikir aku t***l! Kau fikir kau akan mudah melakukannya!” Isara kembali tersenyum lalu memunguti barang-barang yang sudah berjatuhan itu. “Anak pintar, aku terlihat seperti menggodamu? Kau berfikir seperti itu?” Rhysand tidak mau lagi mengindahkan ia segera masuk kedalam mobil miliknya dan meninggalkan Isara begitu saja diluar sana. Isara pun menahan tawanya atas sikapnya yang sudah membuat Rhysand kesal. “Justru kau sudah tergoda tuan pengacara, lihatlah kepanikanmu.” TIIIINNNNNN... Rhysand membunyikan klakson begitu kuat memerintah agar Isara menepi lalu tiba-tiba dia lihat di ujung halaman rumah, Noah juga keluar disana sepertinya Noah ingin mencari kesempatan bertemu dengan suster Amanda. Ada rasa penasaran yang kini muncul pada Rhysand yang ingin menyaksikan pertemuan itu, namun ia merasa Noah adalah anak baik Rhysand yakin Noah bisa menghadapi masalahnya ini dimana dia juga akan selalu ada dibelakang adik dan iparnya itu menyelesaikan semuanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD