TJCPP 17

1000 Words
Fajar mulai menyising dan Leia sudah bergegas memapah Alvaerelle. Kakinya tidak begitu sakit, tetapi gadis itu tidak percaya dan ingin membantu. Tidak ada yang dapat mencegah Leia. Meski terbilang seorang pelayan, memang benar gadis itu sangat teliti terhadap hal-hal kecil. Alvaerelle harusnya berterima kasih karena hal-hal kecil itu berpengaruh untuk tiap keputusan di depannya. Pertanyaan Ayred kemarin membuat keadaan di dalam kereta kuda sekitar sini menjadi canggung. Baik Alvaerelle maupun Ayred tidak mengucapkan sepatah kata pun padahal mereka ada di dalam satu kereta yang sama. Sementara Lia hanya diam kebingungan dengan kecanggungan ini. Meskipun dia ingin bertanya dan berbicara, tetapi dia sadar Dia tidak memiliki hak untuk melakukan itu. Alvaerelle sendiri sebenarnya enggan berbicara. Iya senang kalau ada orang yang menyadari kalau dirinya bukanlah berasal dari dunia ini. Namun, aylen tidak dapat dipercaya. Maka dari itu, Alvaerelle sangat tidak ingin berbicara dengannya lebih lanjut. Terlebih laki-laki berambut biru itu sudah mengungkapkan kalau pemilik tubuh ini jatuh dari tebing dan tidak mungkin selamat. Terlalu aneh jika si pemilik tubuh justru selamat karena jatuh dari ketinggian. Beberapa kali mata Alvaerelle mencuri pandang terhadap laki-laki biru yang berada dihadapannya. Tampan dan juga misterius, agak menyebalkan. Alvaerelle tidak menyukai laki-laki ini. Lalu, gadis dengan rambut coklat dan mata kemerahan itu pun mencoba mencari tempat untuk bisa menghindari tatapan Ayred. Lia bilang, laki-laki itu merupakan pengguna sihir terkuat, itu artinya banyak sekali sihir yang mungkin bisa membuatnya kebingungan. Maka dari itu meski di ruang sempit ini dia mencoba menghindar. "Sepertinya Nona Alvaerelle masih terlihat sakit, apa kalian berdua yakin untuk tetap melanjutkan perjalanan ini? Selagi kita masih berada di dekat mansion," ucap Ayred sambil tersenyum. "Sejak berangkat dari keluarga Zinsastra, saya pun tidak yakin Tuan Ayred titik kondisi masih sangat rapuh dan kemungkinan besar akan tumbang di tengah jalan. Seperti halnya kemarin Nona bukannya sembuh, Nona Alvaerelle justru mendapatkan rasa sakit yang lain,"jelas Leia yang lalu melirik ke arah Alvaerelle cemas. "Setahuku keluarga Jin shastra memiliki seorang anak kandung, namanya Gaylia. Lantas, kenapa harus Nona Alvaerelle yang dikirimkan kan ke kerajaan sebagai tunangan dari putra mahkota? " tanya Ayred dan itu cukup membuat Alvaerelle bungkam. Dia sendiri tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Meski sejujurnya dia berharap, dia dapat menceritakan segalanya dan keluarga Zinsastra akan dihukum begitu saja. Sayangnya, itu mustahil. Selain karena dia tidak ingin dianggap pembohong, Keluarga Zinsastra dapat membunuhnya kapan pun. Seharusnya yang memiliki kesalahan inilah yang bertanggungjawab. Bahkan jika Gaylia jatuh cinta kepada putra mahkota, sudah seharusnya gadis itulah yang maju. Alvaerelle tahu Alvaerelle sudah menumpang cukup lama di tempat Zinsastra. Hanya saja, apakah perlakuan mereka layak untuk menyerahkannya sebagai kompensasi seperti itu? Tiap Alvaerelle mengingatnya, dia sangat kesal. Lalu dia pun menjawab, "Memang, Tuan Durlan memiliki seorang anak bernama Gaylia. Nona Gaylia sangat menyukai putra mahkota, tetapi kedua orangnya tidak merestui hubungan lebih lanjut mereka berdua. Sehingga Nona Alvaerelle menggantikannya." "Aku memang sudah pernah mendengar sikap butut Tuan Durlan Zinsastra. Tidak aku sangka akan separah itu. Berbeda dengan dongeng di dalam cerita, Tuan Durlan justru tidak membiarkan anaknya bersama orang yang di suka ya?" ucap Ayred yang lalu melirik ke arah Alvaerelle. Tidak membiarkan bagaimana? Tuan Durlan yang licik itu tengah meyelamatkan nyawa dengan mengorbankan orang lain. Ini bukan kesalahannya tetapi justru dia yang menanggung. Alvaerelle pun menarik napas, berusaha untuk tidak terlihat seperti orang yang kesal. "Lebih baik kita menghindari pembicaraan seperti ini, Tuan Ayred. Ada hal-hal yang tidak dapat kita bicarakan begitu saja—begitu pun tidak aku pahami dengan baik," ucap Alvaerelle. Ayred lalu tersenyum, nampak senang dengan apa yang sudah Alvaerelle katakan. Jujur dia bingung dengan laki-laki itu. Di satu sisi terlihat berbahaya di sisi lainnya misterius. Kadang pula terlihat normal seperti elf lain pada umumnya. Leia mengangguk setuju dengan usulnya. Akhir mereka diam tidak berbicara. Jujur dia pun sangat tidak suka keheningan seperti ini. Hanya saja, kehadiran Ayred membuatnya tidak nyaman. Dia tidak ingin tiba-tiba dicurigai hal lainnya. Dibawa ke pengadilan dan dihukum karena berbicara asal. Bahkan sejujurnya dia sudah merasa tidak aman dan nya. Di tengah hari, mereka akhirnya sampai ke Kerajaan Irendelle. Mereka terlihat baik-baik saja, kecuali kepala Alvaerelle yang pusin. Sepanjang perjalanan, tidak ada waktu untuknya berhenti bicara. Jadi dia tidak dapat tenang. Rasa ketakutan karena ketahuan bukan Alvaerelle membuatnya cemas. Dia sudah jauh berbanding terbalik dengan sikap si pemilik tubuh. Sekarang dia juga tidak tahu harus bersikap bagaimana agar orang-orang di sekitarnya tidak begitu mencurigai. Andaikan ... andaikan dia bisa mengumumkan tanpa ada hukuman kalau dirinya bukanlah Alvaerelle, mungkin sekarang keadaannya akan baik-baik saja. Kerajaan Irendelle lebih ramai dari yang dia duga. Beberapa pelayan seperti Leia pun banyak. Tidak hanya cantik, mereka juga memiliki mata sipit, tajam dan menusuk. Lalu Alvaerelle pun menelan ludah. Dia belum terbiasa melihat telinga panjang dari seorang makhluk. Ah, ini memang bukan tempatnya. Dia baru beberapa hari. Wajar kalau tidak terlalu akrab dengan tempat ini. Ayred mengulurkan tangan padanya, suatu etika. Dia tahu kalau menolak adalah tindakan yang tidak benar. Akan tetapi, dia juga tidak sanggup jika berdiam diri saja. Akhirnya dia pun menerima ajakan tangan dari laki-laki tersebut. "Tuan Ayred, Anda sangat pengertian. Padahal tidak perlu bersikap seperti ini kepadaku," ucap Alvaerelle pada Ayred. "Aku tidak bisa mengabaikan seorang perempuan yang akan menjadi ratu dari Kerajaan Irendelle. Bisa-bisa Pangeran Myrin akan membunuhku sekarang," jelas Ayred sambil menuntunnya. Beberapa pasang mata memperhatikan mereka. Ini agak memalukan. Leia yang berjalan di belakang pun terlihat sangat bersemangat, bahkan dia begitu senang ketika melihat Ayred menuntun Tuannya. Alvaerelle dibawa masuk ke kerajaan. Entah kenapa dia merasa ada yang aneh. Lalu di ujung sana, seorang laki-laki dengan beberapa gadis sekitarnya muncul. "Itu Myrin Elpetor. Jangan macam-macam dengannya jika kamu ingin hidup dengan damai, Nona Alvaerelle," bisik Ayred seolah tahu tujuannya berada di sini. Hidup dengan damai dan nyaman. Terlepas dari status mengerikan ini. Segera Ayred membungkukkan badan, refleks dia pun turut memberi penghormatan. Untungnya tubuh Alvaerelle mengingat jelas cara-cara untuk bertindak di saat seperti ini. Setelah melihat Ayred kembali menegakkan badan, dia turut mengikuti. "Gadis murahan mana yang kamu bawa Ayred Elaqiella." Dan itu satu kata yang paling menyakiti harga dirinya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD