“Safia!” panggilan dari Lusi ketika Safia baru melangkah masuk ke dalam lobi. Pagi ini Safia berangkat duluan dengan ojek karena tadi Arya mengatakan langsung ke proyek dan mungkin siangan baru akan ke kantor. Ini sudah satu mingguan Arya berubah sikap jadi baik pada. Selalu menawarkan tumpangan acapkali pulang pergi bekerja. “Ada apa?” tanya Safia yang penasaran dan mendekat ke meja resepsionis. Dengan nada lirih Lusi berbisik. “Saf, kamu lihat deh wanita yang duduk di sana.” Bisik Lusi lalu perlahan Safia menoleh pada arah tunjuk rekan kerjanya itu. Safia memperhatikan lekat-lekat wajah yang seolah tak asing olehnya. “Memangnya dia siapa, Lus?” “Katanya namanya Wina Aurora. Adik kandung Wila Amalia.” Mata Safia membulat. “Adiknya Wila? Oh ... atau jangan-jangan dia adalah adik yang