Chapter 81

1221 Words

“Tidak!” Dia mendorong Tengku Ammar hingga terguling ke lantai. Namun pria itu segera bangkit dengan tatapan gelap. Entah kenapa kali ini Jantung Ratih berdebar kencang. Tengku Ammar tidak bisa lagi mengendalikan dirinya dan menerkam Ratih menekannya dengan kuat. "Setelah ini mari kita lihat apa kamu masih berfikir untuk menyerah." Ratih yang di timpa oleh benda berat yang menusuk, berteriak ketakutan. "Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin menghancurkanku sampai mati." Tengku Ammar bangkit lagi menghidupkan lampu tidur sambil tersenyum dan mencium dagunya. "Aku merindukanmu." Bisiknya di telinga Ratih. Wajah Ratih segera memerah. “Menjauhlah dariku, jika aku hamil pada saat kamu menceraikanku, bagaimana aku bisa hidup?” Tengku Ammar menatapnya dengan tatapan dalam dan mengusap ramb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD