Elang berpikir keras. Malam ini dia harus berhasil memberi sinyal agar Liana dapat memahami maksud dan tujuannya berlama-lama duduk menemani sang istri yang tengah bekerja. “Hmm, dari tadi kamu duduk di situ, gak ngerasin apa-apa gitu?” Elang mulai menarikkan sedikit sarungnya, memperlihatkan betis yang ditumbuhi bulu lurus nan rapi. “Euu, ada.” “Apa?” Elang berbinar, tak sabar menunggu jawaban terbaik dari Liana. “Lapar.” Liana mengalihkan tatapan dari iPad ke wajah suaminya. “Ya udah, yuk buka!” Disangka sinyalnya dapat ditangkap dengar baik dan benar, tapi malah zonk. “Gak ah, lagi diet.” Dia kembali menggores stylus pada layar iPad. Elang menghela napas berat. Dia harus menelan ludah yang terasa getir. Meremas rambutnya, semakin bingung harus seperti apa memberi sinyal agar cepa