Sesuai dengan janji, Rafan mengajak Elang ketemu untuk mengobrol di salah satu saung yang ada di sawah milik warga. Tempat yang menjadi saksi bisu di mana Elang harus tunduk oleh penghakiman warga, ditambah dengan bisikan sesat dari Rafan agar Elang bisa menikah dengan Liana. Tak hanya itu, saung itu juga menjadi saksi bisu di mana Rafan diare sampai harus dilarikan ke puskesmas oleh makanan pedas yang dibawakan Luna. Saung memang menjadi sejarah yang manis jika diingat ketika sudah ada getaran dalam hati, tapi akan sangat menyakitkan jika diingat dengan kebencian. Dan sekarang, Rafan sudah tiba di saung, tapi di mana Elang? Dia mengedarkan pandangan ke segala arah, yang ada hanya bangau beterbangan sebelum menjadi kecap. Selain itu padi yang tinggal menghitung hari sudah bisa dipanen.