Suara teriakan itu semakin mengusik pendengaran Elang. Panik mendera sampai meruntuhkan egonya untuk menerobos masuk. Dilihat ke segala arah, kemudian mengikuti sumber suara Liana. “Liana, lu di mana?” Dia berlari tergopoh-gopoh. Yang ada dalam hati dan pikirannya hanya kondisi Liana. Apakah teriakan itu karena Liana sedang kesakitan? Entahlah. Yang terpenting Elang harus memastikan itu. Tapi langkah kakinya sekarang malah berhenti di depan pintu kamar mandi. “Aaaa … pergi!” Liana kembali menjerit. Hanya butuh tekad, Elang membuka pintu kamar mandi dengan gampang sampai terheran-heran, kenapa Liana sampai lupa mengunci pintu? Apa sengaja? “Sana!” Teriakan Liana kembali membuyarkan lamunan Elang, pintu terbuka dan kini sorotan mata malah menangkap sosok gadis perawan yang duduk di atas