"Kenapa? Apa lu gak percaya?" Liana mengedik kedua bahunya. "Entahlah. Gak peduli juga." Alis Elang malah berkerut. Bukankah tadinya Liana sempat tersipu? Kenapa sekarang terlihat cuek. "Hmm, lain kali jangan lakukan itu!" "Gimana?" Liana memiringkan wajahnya. Larangan itu membuat jantungnya mendadak berdetak ngilu. "Jangan menggunakan mulut!" Elang mempertegaskan. Seakan rontok sudah harga diri Liana. "Terpaksa. Dibangunin pun gak bangun-bangun juga." Liana bangun, beranjak pergi tapi ditahan oleh tangan Elang yang memegang lengannya. "Lu bisa ketularan sakit jika pakai mulut! ... Gua gak mau lu sakit." Alasan yang keluar dari mulut Elang itu memberikan penerangan. Liana berdesir, mengulum senyum haru. "Iya." Tangan terlepas, buru-buru Liana pergi. Menutup pintu kemudian bersanda