“Jus apa ini?” tanya Liana pada Elang yang telah memberikannya segelas jus di pagi hari. Ini perdana, biasanya hot cokelat, mengikuti kesukaan Elang. “Jus senak. Minumlah!” Elang tak minum jus, tapi minum jamu yang diberikan oleh Kang Asep yang katanya bagus untuk stamina dan kesuburan pria. Dia mulai minum malam tadi dan pagi ini. Terhitung dua kali dan dia akan menghabiskannya. Rasanya memang tak enak, tapi karena sudah terbiasa dengan berbagai jenis minuman ketika OSPEK dulu, jadinya lidahnya tak lagi mengeluh akan rasa. Sebelum meneguk, Liana mengendus terlebih dahulu—memeriksa bahwa jus itu aman untuk dikonsumsi atau tidak. “Baunya aneh. Sayur ya?” Liana menebaknya. Dia menjadi mual ketika mencium jus warna putih pekat itu. Entah apa yang dimasukkan Elang, dia sama sekali tidak bis