Bab 19

1108 Words

Di kantor Langit tidak bisa fokus bekerja. Setumpuk berkas tidak sama sekali menarik perhatian. Pikirannya berkelana membayangkan kejadian semalam. Sesekali sudut bibirnya terangkat mengingat ekspresi Rindu dalam percintaan mereka. Terlihat seksi dan menggairahkan. Walau bukan yang pertama Langit begitu menikmati kebersamaan sesaat mereka. Bahagia. Membuncah. Rasa lain yang dirinya rasakan selain kekecewaan. Gurat wajah Langit berubah serius kala mengingat ucapan mbok Yem sebelum sarapan tadi pagi. Langit yakin bukan karena kelamaan bermain ponsel mata Rindu bengkak tapi karena menangis. Mungkinkah Rindu terluka dengan sikapnya semalam? Apakah kalimat yang dia ucapkan begitu pedas hingga melukai hati gadis itu? Tidak ingin ada yang mengganjal dalam pikirannya, Langit meraih ponsel dalam l

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD