BUKAN PEMUAS NAFSU TUAN PEMBUNUH

895 Words
Aku merasakan ciuman kecil-kecil di punggungku, mataku membelalak. Spontan aku berteriak dan berusaha melepaskan tangan yang membelit tubuhku. Tapi tangannya sangat kuat. Dia menarik bahuku kasar hingga aku terlentang. Dengan cepat posisinya sudah berpindah menindih tubuhku. Kakiku terkunci oleh kakinya. Jelas, aku kalah di bobot. Kami saling pandang, mata kami bertaut satu sama lain "Kau mau apa ?" ditengah ketakutanku suaraku jadi bergetar. "Masih tidak tahu aku mau apa ?" satu alisnya terangkat. Dia tampan, mempesona, menggoda dan nakal. Begitulah cara iblis berkamuflase. Pria yang menindihku itu Brandy. "Posisi kita saat ini bukannya sudah menjelaskan semuanya" Dia melirik ke bawah dan saat itulah aku sadar, aku sudah tidak berbusana. Bathrobe yang kukenakan terbuka menunjukkan tubuhku yang polos. Aku mengutuk diriku yang tertidur hanya menggunakan bathrobe. "Lepaskan !" Aku tidak menginginkan hal ini sekarang, aku tidak melakukan hal semacam ini dengan orang yang bukan kekasihku. Percuma, Brandy membawa tanganku ke atas kepala, menahan ku kuat-kuat. Lalu wajahnya menelusuk, memberikan ciuman panas di curuk leherku. Oh.... Ciumannya berjalan ke rahangku lalu ke bibirku, kali ini aku tidak kuat lagi untuk menutup mulutku. Aku membiarkan nafasnya masuk ke rongga-ronggaku, lidahnya mengabsen isi bibirku. Decakan kami terdengar keras ditelingaku. Berdengung, bercampuran dengan detak jantungku. Ketika dia melepaskan ciumannya menyisakan sergahan panjang dariku. Aku muak dengan Kinar yang tidak mampu menyembunyikan kejalangannya. Aku mencoba mencari-cari pembenaran. Ku tatap wajahnya lagi, di sela-sela nafasku yang tersengal. Aku mencari-cari sosok pria yang aku cintai pada dirinya. Tapi dia orang lain, matanya kaku penuh misteri, tajam dan mengintimidasi, senyumnya kecut meremehkan. "Kau memang pelacurku, sayang" Hatiku tercubit, sakit ! Aku tidak terima dikatai p*****r. Aku mencintainya dengan tulus ketika dia menjadi Adam. Dan cintaku tidak berkurang sedikitpun meski aku tahu siapa dirinya. Nafasku tersengal, merasakan jerit perasaanku sendiri. Kalau tahu aku sehina itu di matanya, untuk apa aku tumpahkan semua perasaanku pada pria ini ? Aku berusaha melepaskan diri. Aku memberontak mengerahkan seluruh energiku, aku menghentakkan kepalaku ke atas dan mengenai sisi kiri wajahnya. Dia memekik, tangannya mengendur, aku tahu saat itulah waktunya aku melepaskan diri. Ku tendang pahanya. Dan dia berguling ke samping. Aku berhasil lolos meski sempat jatuh di ranjang. Aku kembali tegak. Ku tarik bathrobe kembali membungkus tubuhku. Kamar mandi. Aku tahu tempat itulah yang aman bagiku saat ini. Aku berlari dan secepat gapaian tanganku, ku hempaskan pintunya dan ku kunci. Aku merosot turun, terududuk, bersandar di pintu itu. Tanganku gemetar. Aku bernafas tak karuan. "BUKA" dia mengetuk pintu membabi buta Aku menautkan kedua tanganku, seperti posisi berdoa, aku berusaha menenangkan diri. Aku tidak akan mati hari ini ! Aku tidak akan diperkosa hari ini ! Tok.Tok. Buck.Buck. "Dengar kau pikir aku tidak bisa mebobol pintu kamar mandi ini ?" Air mata sudah turun ke pipiku "Tentu saja bisa...Bos !" aku memberikan tekanan pada kata "bos" supaya nada sarkastikku terdengar jelas "Tapi aku juga bisa membunuh diriku di ruangan ini" gumamku pelan Pernyataanku barusan membuat dia berhenti mengetuk. Beberapa saat tidak terdengar apapun dari balik pintu. "Kinara" "ah" aku berdesis, caranya memanggilku membuatku goyah. Setiap kali dia berbicara dengan nada normal, suaranya serak seperti bisikan yang patah. Dengan suara itulah dia selalu memanggil namaku sehabis kami melakukan s*x, ketika kami saling memandang di atas ranjang, dia akan membelai rambutku sambil memanggil ku "Kinara" "Aku tidak akan membiarkan siapapun melecehkan aku ! Aku memang miskin, aku memang sampah di mata kalian. Tapi kalaupun aku harus mati, aku akan mati dengan membela diri. Kalau bunuh diri adalah jalan terbaikku, akan aku lakukan..." "Kinar !" Aku tahu dia ada di balik pintu, sedang duduk di belakang pintu itu seperti aku. Karena aku biasa merasakan punggungnya di punggungku. "Aku tidak membawamu sejauh ini untuk membunuhmu" Aku menangis, aku pasti keliatan t***l. Perempuan cengeng yang hanya bisa merengek. Tidak pernah punya solusi dalam hidup. Tidak tahu caranya menyelesaikan masalah. Itulah aku. "Aku tahu pasti kau mengira aku perempuan bodoh, iya aku memang bodoh, well" aku diam sebentar "Dulu aku menempatkan hatiku pada seorang pria. Sebelum dia datang ke hidupku, aku tidak pernah tahu rasanya dicintai. Masa kecilku penuh siksaan, aku mungkin tidak pernah cerita pada Adam, tapi akan ku ceritakan padamu" Hening sesasat "Papaku seorang pemabuk, pecandu, dia sering memukulku dan mama, kami selalu saling berpelukan untuk melindungi satu sama lain. Dilain hari papa bisa sebaik malaikat yang memberikan rasa hangat padaku. Dia pernah menggendong ku di pundaknya, dia pernah pulang ke rumah dengan senyum merekah membawa martabak hangat untuk kami" suaraku memekik kecil, sembilu membiru di hati menyeruak bak tinta keruh mengangkat hal-hal yang kelam. "Jadi aku sudah terbiasa menderita. Kalau diminta memilih satu part dalam hidupku, maka aku akan memilih ketika Adam datang di hidupku dan membuat semuanya terasa mudah" aku menghapus air mataku, mengingat betapa hangat pelukannya, dia selalu memelukku ketika tidur. "Katakan pada Adam terima kasih, dia pernah begitu hangat padaku" aku terisak "Kalau dia ada di di sini hari ini, dia pasti membunuhmu karena berusaha melecehkan orang yang dicintainya. Ah..." aku tidak sanggup melanjutkan kata-kataku sendiri Tidak ada jawaban dari balik pintu, tidak ada suara. Tidak ada apa-apa lagi. Aku menangis semakin pilu. Aku bicara panjang lebar pada siapa tadi ? Aku memilih tidur di bathtub dari pada melihat mata Brandy yang kejam saat berusaha memperkosaku. Matanya suram dan kelam, dia memperlakukan aku seperti p*****r yang bisa digunakan semaunya. Aku jelas bukan perempuan semacam itu ! Aku hanya tidur dengan lelaki yang kucintai dan mencintaiku. Brandy bukan orang itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD