Delapan Belas

1812 Words

Vino berjalan menuju ruangan Gynta. Sepanjang jalan Vino selalu tersenyum. Dia tidak ingin memberitahu Gynta kalau sekarang dia sedang pergi ke ruangannya. Sampai didepan ruangan Gynta, dia membuka pintunya tanpa menimbulkan suara. Vino menutup kembali pintunya dan melihat Gynta sedang membelakanginya, istrinya duduk diatas ranjang dan menghadap ke jendela.   "Menyebalkan! Awas saja kalau dia sudah pulang. Aku tidak akan bersikap baik lagi padanya," gerutu Gynta dan melihat layar ponselnya. Sepertinya dia sedang menghubungi Vino.   Lelaki itu masih memperhatikan Gynta dan merogoh sakunya lalu mengambil ponselnya. Benar, Gynta sedang meneleponnya. Vino meletakkan tas yang berisi pakaian Gynta dan duduk disofa menghadap punggung Gynta.   "Kau merindukanku?"   Gynta tertegun dan langs

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD