Prolog 1.1
Seorang gadis kecil sedang berjalan sepanjang trotoar untuk mencari onil, seekor kucing anggora kesayangannya. Sepasang manik hazel itu terlalu mengamati got yang memanjang karena takut mungkin saja onil-temannya-ada didalam got tersebut.
Seulas senyum menabur bibir mungilnya saat melihat sesuatu yang dicarinya telah tertangkap oleh maniknya. Got itu terlihat cukup dalam jika tubuh bocah berusia empat tahun tersebut yang masuk kedalamnya. Bocah itu jongkok dan kedua tangannya mencoba meraih tubuh kucingnya yang mulai terlihat kotor.
Saat kedua lengannya berhasil menangkap tubuh kucing tersebut, ia merasa ada benda keras yang menubruknya membuatnya jatuh masuk kedalam got. Sontak bocah kecil itu berteriak dan menangis. Kini tubuhnya sama kotornya dengan tubuh kucingnya.
"Kamu tidak apa-apa?"
Gadis kecil itu mendongak dan menatap seorang bocah kecil yang terlihat tak jauh kecilnya dengan dirinya. Mungkin bocah laki-laki itu lebih tua dua atau tiga tahun darinya. Bocah laki-laki itu membantu gadis kecil itu untuk keluar dari got. Kedua tangan mereka saling bertaut dan bocah laki-laki itu menariknya.
"Pakaianmu kotor." Lirih bocah laki-laki itu.
Keduanya saling menatap kearah got, tepatnya kearah kucing milik gadis kecil itu. Tiba-tiba bocah laki-laki itu turun ke got untuk mengambil kucing milik gadis kecil dan memberikannya.
"Ini milikmu. Maafkan aku karena sudah membuat kamu jatuh."
Gadis kecil itu diam cukup lama sebelum menerima kucingnya kembali dan menatap manik hitam pekat milik bocah laki-laki yang ada didepannya.
"Siapa namamu? Namaku Alvin." Ujar bocah laki-laki itu dan mengulurkan satu tangannya.
"Tata." Jawab gadis kecil itu dan menerima uluran tangannya.
Mulai saat itu mereka berdua menjadi teman baik. Jarak rumah Alvin yang cukup jauh dari rumah Tata membuatnya harus menaiki sepeda kecilnya sebelum bermain kerumah gadis kecil itu.
Dua minggu kemudian.
"Kamu mau pergi kemana?" Tanya Alvin sedih saat melihat Tata merapikan semua mainannya.
"Aku akan bertemu orang tuaku yang baru Alvin." Jawab Tata dengan nada yang tak kalah sedihnya dengan Alvin.
Alvin mengerutkan kening, "Orang tua barumu? Memangnya orang tua kandungmu kenapa?"
Gadis itu berjalan menuju ranjangnya dan menunduk, "Aku tidak tahu. Mereka yang mengasuhku bukan orang tua kandungku." Lirih Tata.
"Lalu kenapa mereka ingin memberikanmu pada orang tua barumu?"
Gadis itu hanya menggeleng. Karena memang ia tak tahu alasannya kenapa kedua orang tua angkatnya yang sekarang sudah tidak mau mengasuhnya lagi. Padahal ia baru tinggal dengannya selama empat bulan saat pertama kali ada seseorang yang mengambilnya dari sebuah panti asuhan kecil. Mungkin orang tua angkatnya tidak ingin membebaninya dengan masalah-masalah mereka yang terlihat rumit mengingat usia gadis itu baru menginjak empat tahun.
Alvin menghampiri Tata dan duduk disampingnya. Tiba-tiba saja dia menarik tubuh mungil Taa dan memeluknya. "Aku pasti akan merindukanmu. Aku akan menunggumu pulang kembali agar kita bisa bermain bersama lagi."
Tata tersenyum pahit dan membalas pelukan Alvin. Setelah Alvin melepaskan pelukannya, Tata meraih sebuah benda yang sudah dipakainya sejak ia masih tinggal dipanti asuhan dan melepaskan benda itu dari lehernya. Setelah terlepas, ia mengalungkannya pada leher Alvin.
"Aku juga akan merindukanmu. Kamu teman baikku selama ini. Itu hadiah untukmu."
***
[PERHATIAN: DILARANG MENJUAL, MENJIPLAK, MEMBAJAK, MENG-COPY SEBAGIAN DAN ATAU KESELURUHAN ISI DI DALAM CERITA TANPA IJIN DARI PENULIS DAN STARY PTE.LTD.
PENULIS TIDAK AKAN RELA LAHIR & BATIN, DUNIA AKHIRAT PADA OKNUM YANG MELAKUKAN HAL TERSEBUT.]