3. MENJAUH

2009 Words
Malam harinya hingga jam 8 malam, Tania tak kunjung menampakkan diri di rumah nenek. Aku mulai cemas apakah memang selama itu dia pergi, dan kemana saja mereka. Aku mencoba menelpon Tania, tapi nomornya tidak aktif. Aku menimbang, haruskah menghubungi Kenzo ? dari tadi aku hanya menatap nomor Kenzo di Hp ku, aku sungguh ragu dan takut mengganggu mereka. Atau bahkan aku ragu tania pergi bersama Kenzo. Mengingat seminggu terakhir Kenzo tidak pernah lagi menelpon atau chat aku sama sekali. Nenek menyuruhku masuk karena sudah malam, aku lantas masuk kamar dan duduk di meja belajar ku sambil ku pandang deretan tugas sekolah yang sudah aku kerjakan tadi sore. Ku bereskan buku yang akan ku bawa besok ke sekolah. Tak berapa lama Tania muncul dengan senyum di ambang pintu kamar ku diiringi nenek yang membawa s**u untuk kami. “ Ini susunya diminum dulu, Tania juga bersih-bersih dulu baru istirahat, jangan begadang kalian.” peringat nenek, aku hanya mengangguk “ Siap nek, terima kasih ya. Maaf Tania hari ini ngerepotin Nenek.” jawab Tania Nenek keluar kamarku setelah mengelus pelan rambut ku dan tersenyum menanggapi Tania. Aku belum berbicara apapun, sampai tania meringis menatapku.. “ Maaf ya Sev, Lo marah ya ?” tanya Tania “ Lo, kemana aja sih Ta, gue khawatir tau nggak.” “ Ya maaf Sev, gue abis makan malam langsung pulang kok. Tapi ya gitu agak macet tadi jalanan.” “Lo pergi dari siang ta, kalo Lo lupa. Masih aja belum puas. Lagian ngapain aja sih Lo ?” “Ada deh.. pokoknya entar gue kasih tau Lo disaat yang tepat. Udah Ah gue mandi dulu.” “ HP Lo kemana ta ? Gue telponin ga bisa ?” “ Ada di tas Sev, tolong charge ya. Habis baterai dari sore dan gue nggak bawa powerbank.” jawab Tania sambil melenggang ke kamar mandi “Sev, sekalian Lo nyalain ya, kabarin Mami juga.” tambah Tania Aku mulai menyalakan Hp Tania setelah daya baterai mulai terisi. Aku segera mengetik pesan untuk mami Tania agar tak khawatir. Aku dan Tania sudah biasa saling pegang ponsel satu sama lain. Aku ingin mengirim foto yang ada di ponsel Tania saat kami pergi ke Mall tempo hari. Ku buka galeri foto dan yang ku lihat pertama adalah foto Tania dan Kenzo tertera foto itu diambil. Aku tersenyum dan kembali menaruh ponsel Tania, tak ingin semakin sakit hati ku urungkan membuka foto lainnya. Cukup bagiku melihat mereka dekat, aku cukup harus menjauh dari Kenzo. Tania keluar kamar mandi dengan wajah yang sudah segar, ku lihat dia langsung mengambil mukena dan melaksanakan kewajibannya. Ya, kami memang bukan kaum yang agamis tapi kami tau kewajiban kami. Ku rasakan ponselku bergetar, ku lihat ada pesan dari Kenzo. Tak berapa lama aku membuka dan membalasnya. Kenzo Hay Sevina, sedang apa ? Sevina Ada apa Ken, aku sedang ingin istirahat. Kenzo Aku hanya ingin tanya apakah Tania ada bersama kamu ? maaf kalau mengganggu waktumu Sevina Sevina Tania ada di rumah ku ken, jangan khawatir dia sedang sholat. Sebentar lagi pasti menghubungimu. Maaf aku pamit istirahat dulu jika tidak ada keperluan lagi Kenzo Selamat Istirahat Sevina. Good night, mimpi indah Ku letakkan lagi ponselku di atas nakas, bahkan Kenzo menanyakan Tania pada ku. Mungkin karena Tania belum juga membalas pesannya, pasalnya Tania baru saja selesai mandi. Ku perhatikan juga ponsel Sevina dari tadi nampak menyala, entah pesan dari siapa aku juga tak melihat karena merasa itu bukan hak ku. Aku semakin yakin bahwa langkah ku menjauhi Kenzo adalah yang paling tepat. Mulai besok aku akan melupakan rasa cinta diam-diam ku untuk Kenzo tanpa ku ungkit lagi dengan siapapun. Tania bergerak ke ranjang dan merebahkan dirinya di samping ku. Dia membuka ponsel dan tampak tersenyum membalas pesan. Dia menoleh menatap ku, sambil nyengir merasa aku memperhatikan dia dari tadi. Dia berbaring menyamping menatap ku. “ Ada yang ingin Lo sampaikan Ta ?” tanya ku mode serius “ Sev, Lo galak banget sih. Masih marah karena gue pulang malem ya ?” “ Bukan itu Ta, gue cuma aneh aja sama Lo akhir-akhir ini. Sering pergi tapi nggak pernah cerita ke gue lagi. Biasanya habis pergi Lo cerita kemana sama siapa dan ngapain aja. Ini sekarang Lo diam cuma senyum terus.” “ Duh nyonya ku mulai galak deh. Gue bukannya nggak mau cerita Sevina sayang. Tapi nanti gue cerita kalau udah waktunya.” “ Baiklah, asal Lo bahagia aja Ta. Apapun pokoknya harus selalu jujur sama gue ya.” “ Pasti Sev. Gue akan selalu jadiin Lo orang pertama yang tau apapun itu. Cukup doain gue selalu ya Sev, jadi sahabat gue sampai kapanpun.” pinta Tania tulus “ Sudah pasti itu Ta. Ya sudah kita tidur sekarang.” ** Keesokan harinya, aku dan Tania mengendarai mobil kami masing-masing. Hari ini aku ada les setelah jam pelajaran, makanya aku bawa mobil sendiri. Sering seperti itu jika aku akan ada les, apalagi sedang musim hujan. Kakek menyuruhku pakai mobil ke sekolah, takut aku sakit atau kenapa-kenapa. Meskipun aku lebih senang pakai motor karena menurutku lebih cepat sampai. Sesampainya kami di sekolah, aku dan Tania berjalan beriringan menuju kelas kami masing-masing. Kami menjadi pusat perhatian dari siswa lain, sudah biasa memang. Mereka bilang kami berdua adalah kembar most wanted. Tania memiliki perawakan tinggi, kulit putih, rambut sebahu berwarna cokelat, badannya ramping tak ada cacat, murah senyum, periang dan mudah di sukai. Aku pun hampir sama, tinggi kami sama hanya Tania lebih tinggi 2cm dariku. Kulitku juga putih, rambut hitam panjang sepinggang, aku lebih pendiam daripada Tania, tapi aku juga banyak teman di sekolah. Ku lambaikan tangan ketika di depan kelas ku sampai Tania berjalan menjauh melewati lorong menuju kelasnya. Aku duduk di sebelah Aya. Seketika kelima temanku menatapku, aku hanya tersenyum dan tak bercerita apapun. “ oke girls, mulai hari ini gue move on sebelum berkembang. Bantu gue ya.” ucapku sambil menatap mereka satu persatu yang disambut tawa dan sorakan mereka Kami mengikuti pelajaran seperti biasa, sampai saat waktu istirahat ku rasakan ponselku bergetar. Ada pesan dari Kenzo. Aku hanya menatap dan tak kunjung membalas, lebih tepatnya bingung apakah harus ku balas atau tidak di tengah usahaku menjauh dari Kenzo. Kenzo Sevina, sedang sibuk ? aku mengganggu ? Di tengah keraguanku, Tiara menyadarkan ku dan memberikan kode untuk membalas pesan Kenzo. Aku mulai mengetikkan kata balasan untuk pesan Kenzo. Sevina Sedang istirahat Ken. Ada apa ? Kenzo Ah tidak Sev. Aku hanya merasa akhir-akhir ini kita jarang berkirim pesan atau ngobrol. Kamu ada waktu ? bisakah kita bertemu nanti di taman biasa ? Sevina Maaf Ken, aku tidak bisa. Hari ini aku pulang telat ada les usai jam sekolah berakhir. Kenzo Baiklah tak apa, mungkin kapan-kapan saja. Hari ini kamu bawa kendaraan sendiri atau berangkat bersama Tania ? mau aku jemput pulangnya ? Sevina Tak perlu Ken, aku bawa mobil sendiri. Ku letakkan ponselku, aku heran kenapa Kenzo malah berniat bertemu denganku dan menjemput ku. Apa dia tidak ada janji dengan Tania atau memikirkan perasaan Tania. Usahaku menjauh dari Kenzo akan gagal jika aku masih bertemu dengannya hanya berdua. Sebenarnya alasan ku kali ini benar-benar mendukung usahaku menjauh dari Kenzo. Aku beruntung menjadi siswa yang rajin ikut les. ** Seminggu berlalu, hubungan ku dengan Tania baik-baik saja, seperti biasa kami masih bercerita apapun dan bercanda apapun kecuali pembahasan mengenai Kenzo. Aku juga tidak tau kenapa Tania terkesan tidak mau membahas Kenzo dengan ku. Padahal dulu kami saling menceritakan tentang kenzo atau pria lainnya. Sepulang sekolah, aku melihat dari kaca spion belakang sebuah motor mengikuti ku. Aku tau dia siapa. Tapi yang aku tidak tau apa maksudnya. Aku memang tidak lagi membalas pesan atau menjawab telepon Kenzo lagi sejak terakhir Kenzo mengajakku bertemu. Selain itu juga aku tidak bertemu Kenzo sama sekali seminggu ini. Kata Tania, Kenzo berangkat pagi sekali karena akan menghadapi Ujian Nasional. Hanya itu yang aku tau ketika aku menanyakan apakah Tania tidak lagi berangkat bersama Kenzo. Aku meminggirkan mobil ku ketika terdengar Kenzo membunyikan klakson dan seolah memintaku berhenti. Tak ada kesempatan untuk kabur, aku terpaksa menuruti kemauan Kenzo. “ Ada apa Ken ?” tanya ku langsung “ Sevina, bisa kita berbicara sebentar ?” pintanya “ Iya ini kita sedang bicara. Ada perlu apa ? aku harus pulang, sebentar lagi hujan. Takut nenek khawatir.” jawabku “ Sevina, apa aku ada salah ? kenapa kamu terkesan menjauhi aku Sev.” “ Tidak ada salah apapun Ken. Aku juga tidak menjauhi kamu.” “ Benarkah itu ? lalu kenapa pesan dan panggilan ku tidak pernah kau balas ?” “ Aku hanya sibuk, sedang banyak tugas sekolah Ken.” “ Kamu yakin Sevina ?” tuntut Kenzo “ Iya Ken. Untuk apa aku harus beralasan kalau memang aku tidak ada hal yang harus ku bahas denganmu ?” “Sevina, kamu seperti bukan yang aku kenal sebelumnya. Aku minta maaf jika aku ada salah.” “ Kamu tidak ad salah apapun padaku Kenzo. Lagi pula tidak penting apa alasan ku atau aku membalas pesan mu.” “ Kamu bilang tidak penting Sev ?” “ Iya, memang apa pentingnya ? percakapan kita hanya hal-hal biasa dan mungkin hanya basa-basi.” “ Apa menurutmu seperti itu Sevina ? Baiklah. Aku mengerti.” Kenzo melenggang menuju motornya dengan wajah kecewa. Aku tak lagi memperdulikan itu. Segera aku masuk mobil dan melajukan mobilku menuju rumah. Kenzo tetap seperti biasa, dia mengikuti dari belakang sampai aku tiba di rumah. Sampai di rumah, aku membuka ponselku. Sudah penuh dengan pesan dari Kenzo dan Fariz. Akhir-akhir ini memang Fariz rajin sekali mengirim pesan pada ku. Kenzo 14.35 Sevina, aku minta maaf jika memang telah menyakiti kamu atau membuat kesalahan yang bahkan tidak aku sadari. 14.38 Kamu boleh menganggap percakapan kita basa-basi. Tapi aku selalu menganggap kamu penting. 14.40 Sev, tidak bisakah kamu jujur apa yang kamu rasa kan ? 14.41 Sungguh aku merasa kamu menjauhiku Sev 14.42 Sekali lagi aku minta maaf 14.43 Sevina, kamu penting buat ku. Bukan tidak penting seperti yang kamu bilang tadi Aku hanya membaca sederet pesan dari Kenzo yang entah maksudnya apa, tanpa ada niat ku untuk membalas sedikitpun. Cukup buatku, ini memang kemauanku jauh dari hubungan Kenzo dan Tania. Ku buka pesan dari deretan kedua dari Fariz. Fariz 14.20 Sevina sudah sampai rumah ? 14.30 Segera kabari aku jika sudah sampai rumah Sev Sevina 14.50 Baru sampai rumah Riz. Terima kasih sudah bertanya Fariz 14.51 Syukurlah jika sudah sampai Sev. Sampai jumpa besok pagi Ku letakkan ponselku dan bergegas menuju kamar mandi untuk bersih-bersih dan ganti baju. Selesai aku dari kamar mandi, ku lihat Tania duduk di atas ranjang sambil bermain ponsel. Ku letakkan handuk pada gantungan di belakang pintu dan menghampiri Tania. “ Ke mall yuk Sev. Bosen gue, Papi sama Mami pergi juga soalnya.” ajak Tania “ Gue aja baru balik Ta. Capek juga ,males ah.” “ Ayolah Sev, udah lama nggak belanja nih. Lo sih belajar mulu.” rengek Tania lagi “ Sama siapa gitu Lo perginya Ta, gue beneran males nih.” “ Ih, Lo sih gitu Sev. Padahal gue pengen nonton juga sama Lo. Gue ngerasa kita jauh deh Sev akhir-akhir ini. Makanya kita perlu pergi bareng berdua biar kita tetap tak terpisahkan” jawabnya antusias “ Ada film apa sih emang ta ? Ribut amat.” sahutku setengah sebal “ Ada film Maripossa tau Sev. Idola Lo kan itu aktornya?” sahut Tania “ Ini sih Gue nggak bisa nolak kayaknya. Okelah mari kita pergi.” “ Nah gitu dong Sev. Sana siap-siap !” perintah Tania sambil mendorongku pelan menuju lemari pakaian untuk mengambil baju ganti Aku bergegas mengganti baju ku dan segera keluar rumah. Tania langsung masuk mobil dan aku bergegas untuk membuka pintu pagar. Saat ku buka pagar, aku terkejut dengan kehadiran sosok pria yang masih mengenakan seragam sekolah berdiri di depan pagar lengkap dengan motornya yang terparkir rapi di pinggir jalan. Kenzo...ya pria itu Kenzo. Untuk apa dia di depan rumah. Apakah Tania tau Kenzo disini atau justru mereka memang janjian dan seperti dulu kami akan pergi bertiga. Aku hanya diam terpaku menatap Kenzo tanpa mengalihkan perhatian sedikitpun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD