Bagian 16 - Kembali Ke Titik Awal

1162 Words
Anna beberapa kali menarik nafasnya kuat-kuat. Luke sama sekali tidak masuk dalam kriteria suami idaman. Suaminya itu lebih pantas di sebut sebagai penyandang gelar suami sialan. Bisa-bisanya Luke berbuat baik padanya hanya untuk memanipulasinya? Menjebaknya dalam suatu keadaan di mana, Anna akan bergantung pada Luke. Kemudian saat Luke sudah mendapatkan apa yang dia mau, dan Anna sudah tidak di butuh kan lagi, maka tanpa berpikir dua kali, Luke akan menendangnya dan membuat kehidupannya benar-benar hancur. Benar-benar egois! Anna meronta dalam gendongan Luke, membuat Luke mendengus kesal. “Turunkan aku Luke!” teriak Anna dengan berani. Rahang Luke mengeras. Kenapa, Anna harus se keras kepala ini menolak perlakuan baiknya. “Kenapa kamu selalu keras kepala, Ann?! Bisa tidak kamu diam dan menjadi istri penurut, huh?” ucap Luke dengan kesal. Mendengar perkataan Luke, justru Anna tertawa getir. Luke memang ingin menghancurkannya lewat jalan licik seperti ini. ‘ Akting mu, benar-benar luar biasa. Begitu mudahnya, Kau mempermainkan perasaanku seperti ini, Luke? Harus dengan cara apa lagi aku harus meyakinkanmu jika aku sudah berubah?’ Pikir Anna. “Mau aku ingatkan, apa status kita dan posisi yang kamu berikan untuk ku di rumah ini?” lirih Anna menekankan kata-katanya. Dia tidak boleh lemah. Dia harus melawan, agar Luke tidak semakin semena-mena terhadapnya. Jika terus di biarkan seperti ini, Luke pasti akan semakin gencar mempermainkannya juga perasaannya. Lebih baik, dia kembali bermusuhan sengit dengan Luke, dari pada Luke mendekatinya hanya karena sebuah dendam terselubung. “Jangan lupa. Aku mau menikah denganmu karena kamu mengancamku. Jika tidak? Siapa yang mau menikah dengan bekas orang gila sepertimu. Kamu sudah membuat hidupku hancur. Aku sangat membencimu. Aku tidak akan pernah mencintaimu! Dan selamanya akan tetap begitu!” Bug! “Aduh!” Teriakan Anna berubah menjadi ringisan pelan saat Luke dengan tega melepaskannya dan Anna harus jatuh mengenaskan di lantai. Luke sangat keterlaluan. Untuk apa Luke berbuat baik jika akhirnya dia harus di banting ke lantai seperti ini. Ya, meskipun Anna merasa, jika kata-katanya tadi lah yang sudah memantik emosi Luke dan permusuhan di antara mereka. Luke menunduk. Menyejajarkan tubuhnya dengan Anna yang melantai. Bibir Luke yang tipis membentuk sebuah senyuman tipis meremehkan. Bagus. Anna sudah membuatnya semakin benci dan menutup hatinya rapat-rapat. Andai saja Anna dapat merasakan jika yang di lakukannya seharian ini tulus. Mungkin semuanya tidak akan kembali ke titik awal—lagi. Luke menjepit dagu Anna dengan kasar sampai-sampai membuat Anna meringis pelan. Pandangan mereka bertemu. Sorot tajam ke duanya, membuat aura permusuhan itu semakin nyata. Luke bahkan sangat ingin memberi pelajaran pada mulut lancang Anna yang sudah berani mengeluarkan kata-kata kasar seperti tadi. Lebih tepatnya, Anna sudah berani menghina dan melukai harga dirinya sebagai lelaki. Luke meneliti wajah Anna dan berkata, “Kamu sendiri yang memintaku untuk menempatkan mu dalam posisi ini. Sangat di sayangkan, wanita jalang seperti Selena justru lebih menyenangkan di bandingkan dirimu yang berpendidikan.” “Jangan membandingkan aku dengan w************n itu!” teriak Anna tak terima. Sungguh, kehadiran Selena di tengah-tengah mereka akan semakin memperkeruh suasana. Luke tertawa licik. Anna tidak terima dengan perkataannya tadi. Lalu, posisi seperti apa yang Anna inginkan di sini? “w************n kamu bilang?” tanya Luke yang lebih terdengar seperti nada sindiran. “sadar diri Anna! Siapa dirimu yang sebelumnya? Apa kamu wanita baik-baik meskipun kamu putri orang yang terpandang? Putri seorang pria berwibawa yang sialnya sudah tiada di tangan ibumu yang sama jahatnya seperti kamu itu huh?!” ucap Luke sambil mencengkeram dagu Anna kuat-kuat. Ingin Luke remukkan saja, mulut wanita yang benar-benar kurang ajar itu. “Sakit Luke, “ desis Anna dengan pandangan yang mulai buram oleh air mata. Kenapa Luke harus membawa-bawa keluarganya. Sudah cukup. Anna tidak mau mengingatnya lagi. Penyesalannya saja sampai saat ini semakin menggerogoti. “Apa kamu kira, aku juga akan mencintai kamu begitu? Hahaha ...” Luke tertawa sumbang. “dasar t***l! Jangan mimpi kamu! Oiya, kamu bilang, alasan yang sudah membuat pernikahan ini terjadi, karena aku yang mengancam kamu ‘kan?” desis Luke. “memang benar. Karena apa? Karena aku juga sangat membencimu! Aku ingin menjadikanmu istriku agar bisa membuatmu menderita!” Luke mendorong wajah Anna kuat-kuat, sampai tubuh Anna yang lemah ikut meringkuk di lantai. Setelahnya, Luke pun bangkit dengan kemarahannya yang nyata. “Sekarang camkan baik-baik! Hubungan ini tidak lebih dan tidak kurang, adalah sebagai pembantu dan majikan. Jangan lancang dan menganggap posisimu lebih tinggi dari Selena yang kau sebut w************n. Karena w************n itu, jauh lebih berguna dari pada kamu!” Prangggg! Anna berjengit kaget saat Luke melempar vas bunga mawar di dekatnya hingga hancur. Anna tidak berani mendongak. Dia takut jika harus menghadapi Luke yang kesetanan seperti ini. Bisa Anna lihat, Luke yang melangkah cepat di antara pecahan kaca yang berserakan lewat anak rambutnya yang jatuh menutupi wajahnya yang penuh air mata. Dia sudah berhasil membuat Luke marah besar dan semakin membencinya. Tapi, jauh di lubuk hatinya. Bukan hubungan seperti ini yang Anna inginkan. Dia ingin menjadi istri yang baik dan dengan perlahan bisa meluluhkan hati Luke untuk bisa menerimanya. Tapi, tak pernah Anna kira semuanya akan serumit ini. Dia kira, Luke tidak akan ikut mempermainkan hati dan perasaannya. Tapi semuanya salah. Luke tidak akan pernah berubah. Luke tetap saja licik dan tak berperasaan. Anna menghapus jejak air mata di wajahnya. Dia harus kuat. w************n yang di bangga-banggakan suaminya tidak boleh melihatnya lemah seperti ini. Selena pasti akan menertawainya dan merasa semakin terbang. Anna bangkit dan melangkah pelan menuju kamarnya. Yang terjadi hari ini, sangat melelahkan. Dia butuh istirahat dan mengembalikan mood nya yang berantakan. *** Hari sudah pagi. Anna baru saja selesai mandi. Dia harus bersiap-siap untuk memulai harinya sebagai pembantu di rumahnya sendiri. Entah, peristiwa apa lagi yang akan terjadi hari ini? Anna sudah memantapkan hati untuk menghadapi apa pun yang terjadi nanti. Anna keluar dari kamar dan menuju dapur. Kakinya sudah sembuh. Dia tidak akan terlihat menyedihkan lagi dengan kakinya yang pincang seperti kemarin. Keadaan rumah masih sepi. Mungkin Luke masih belum bangun. Dan Anna memilih melanjutkan tugasnya. Memasak sarapan pagi, apalagi. Setelah ini, dia masih harus mengerjakan pekerjaan rumah lainnya dan bisa istirahat setelah semuanya selesai. Telefon rumah berdering. Anna mencuci tangannya kemudian mengangkat panggilan itu. “Halo!” “Bawakan aku sarapan!” Suara serak membentak di seberang sana, yang sudah menghubungi pagi-pagi begini, ternyata adalah Luke. “Biasanya kau sarapan di dapur, “ jawab Anna. Sepertinya Luke benar-benar ingin membuatnya tersiksa. “Jangan membantahku! Sadari posisimu dan lakukan tugasmu!” klik! Sambungan telepon sudah mati bahkan sebelum Anna menjawab kata-kata kasar Luke, lagi. Anna menghela nafasnya pelan. Tugasnya bertambah. Dan dia harus memenuhi permintaan tuan rumah sebelum semuanya menjadi semakin rumit dan kacau. Anna lekas menyiapkan sarapan yang Luke minta. Dia melangkah cepat menuju lantai atas untuk segera menyelesaikan pekerjaannya yang semakin banyak. Tok, tok, Tok! Anna mengetuk pintu sebelum memasuki kamar. Baru kali ini, dia akan kembali memasuki kamar Luke yang pernah membuatnya di sakiti oleh pemiliknya. “Masuk!” Teriakan Luke dari dalam, membuat Anna membuka pintu dan—ya Tuhan! Anna hampir saja menjatuhkan nampan yang di pegangnya. Hatinya mendadak sakit dengan mata terpejam. Bayangkan saja. Bagaimana perasaanmu saat melihat suamimu sedang berpelukan dengan wanita pelacuran di atas ranjangnya dengan tubuh ke duanya yang setengah tertutupi selimut walaupun kamu tau di balik selimut itu keadaan mereka sama-sama telanjang?  **** *Sudah Tersedia dalam versi ebook
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD