Bagian 10 - Menjebak Luke

1178 Words
“Anna bagaimana keadaanmu?” tanya Alex yang saat ini duduk di kursi di sebelah ranjang yang di tiduri Anna. Benar. Orang yang sudah menolong Anna dari kejahatan preman jalanan itu, adalah ayah mertuanya sendiri. Entah bagaimana ayah mertuanya itu, bisa berada di sana dan menolongnya? Sedangkan Luke? Bahkan sampai saat ini, Luke belum juga menjemputnya. Dasar suami b******k! Anna yakin. Luke pasti sedang bersenang-senang dengan wanita jalang bernama Selena itu di rumahnya, tanpa peduli tragedi apa yang menimpanya karena Luke tinggalkan di jalanan. Sialan! Anna meringis pelan. Wajahnya juga terasa ngilu. Bahkan sudut bibirnya terasa nyeri. Preman-preman jalanan itu, benar-benar berniat menghancurkan dirinya. “Aku baik Paman. Terima kasih banyak sudah menyelamatkan hidupku.” Alex tersenyum tipis. “Sama-sama Nak. Oiya, kakimu belum boleh di gerakkan. Tulangnya sedikit retak dan sendinya bergeser.” Anna mengangguk. Dia melihat pergelangan kakinya memang di lilit perban, lengkap dengan memar membiru di sekelilingnya. “Bagaimana Paman bisa ada di sana?” tanya Anna—penasaran. Alex tersenyum kilas. “Aku mengikuti kalian. Aku tau, ada yang tidak beres dalam pernikahan kalian, saat Luke menyeretmu pulang.” “Semuanya baik-baik saja kok, Paman.” “Jangan membohongiku Anna. Mana ada, pasangan suami istri yang harmonis seperti ini? Seorang suami meninggalkan istrinya di jalanan, begitu? Tidak ada Anna.” Anna menundukkan kepalanya. Alex bukanlah seseorang yang bisa dia bohongi. The King Of Paris itu, adalah salah seorang dengan pemikiran cerdik sehingga terpilih menjadi penguasa. “Hubungan kami tidak begitu baik Paman,” cicit Anna. “Apa Luke, menyakitimu?” “Tidak. Kami hanya bertengkar semalam.” Alex mangut-mangut. Sebenarnya, dia bisa membaca raut ketakutan di wajah Anna. Pasti sudah terjadi sesuatu. Apalagi, Luke menikahi Anna hanya karena alasan balas dendam. “Lalu?” tanya Alex memastikan. Dia ingin tau, se berengsek apa Luke memperlakukan Anna. Anna tersenyum tipis. “Tidak ada Paman. Aku yang memaksa keluar dari mobil,” bohongnya. Alex tidak boleh tau yang sebenarnya. Ayah mertuanya itu pasti akan bertindak. Dan Luke, Luke pasti akan membunuhnya. Alex menghela napasnya pelan. Dia tau, Anna berbohong demi menjaga keselamatan Luke dari kemurkaannya. Tapi, di paksa pun Anna tetap tidak akan buka mulut. Jadi, dia akan mencari tau sendiri jawabannya. “Baiklah Nak. Beristirahatlah. Aku pergi dulu,” pamit Alex sambil bangkit dari duduknya dan merapikan setelan jasnya. “Umm ... Paman!” “Iya?” “Apa ada lagi yang mengetahui kondisiku selain Paman?” “Hanya Peter. Kau tau ‘kan, Peter yang paling jeli akan semua situasi. Bahkan, peluru yang merenggut nyawa preman-preman tadi malam, berasal dari silent devil miliknya,” jawab Alex lalu keluar dari sana. Meninggalkan Anna yang terpaku dengan sejuta pemikirannya. Kenapa kau selalu menjelma menjadi malaikat penolongku? Sedangkan kesalahanku padamu sangat banyak. Dengan apa aku harus membalas kebaikanmu, Peter? Batin Anna sambil menutup wajahnya yang berurai air mata. Dia benar-benar menyesal sudah membuat Peter menderita di masa silam. *** Luke sudah sampai di kantor. Jika saja, persoalan yang akan dia rundingan dengan Peter tidak penting, maka saat ini dia akan lebih memilih mencari Annastasia yang sudah berani kabur darinya. “Peter?” ucap Luke begitu melihat Peter sudah stay cool di kursi kebesarannya. “Kau terlambat Luke,” sindir Peter sambil melihat jam tangan hitam yang melingkari pergelangan tangannya. Luke mendengus kesal. “Hanya 2 menit. Jika saja, wanita t***l itu tak berani kabur dariku. Aku tidak perlu ber susah payah untuk mencarinya.” “Sepertinya bukan itu alasannya, karena aku mencium bau parfum wanita jalang di tubuhmu.” Perkataan datar Peter, membuat Luke membuang muka. Kenapa Peter, harus berpikiran jeli seperti itu? Dan sialnya, tebakan Peter benar. Sepertinya, Peter menaruh CCTV untuk memantau kesehariannya. “Tidak ada masalah bukan? Lagi pula, pernikahanku tidak di sadari cinta. Jadi, aku bebas memilih wanita di luaran sana untuk aku tiduri sampai puas!” “Kau keterlaluan Luke! Pantas saja, dia berani kabur darimu.” “Salah siapa, dia mau menikah denganku?” balas Luke tak mau kalah. “Kau yang menarik Anna dalam pernikahan ini. Jadi, kau yang bertanggung jawab atasnya,” jawab Peter tak mau kalah juga. “Kita sudah membuat kesepakatan Peter, dan jangan lupa apa misiku menikahinya.” “Jika Jasmine tau, bagaimana? Dia akan memarahimu karena tau, sahabatnya kau jadikan istri agar bisa kau sakiti. “ Luke tertawa pelan. “Tidak akan. Jika Jasmine tau, kau yang harus bertanggung jawab atasnya.” “sial!” Peter mengumpat kasar. Luke menjadikan perkataannya tadi sebagai senjata. Benar-benar sialan. Suasana berubah hening. Peter melihat beberapa berkas laporan di tangannya sedangkan Luke melamun tentang keberadaan Anna. “Pergilah! Cari Anna sampai ketemu. Biar aku yang menangani masalah proyek ini,” ucap Peter mencoba menasihati. Dia tau, Luke tidak konsentrasi karena memikirkan keberadaan Anna. Luke mendengus sambil mengusap wajahnya kasar. “Wanita t***l itu, benar-benar menyusahkanku!” ucapnya lalu berdiri dan hendak pergi. “Peter, kau tidak ingin membantuku?” tanyanya sebelum membuka pintu. Peter tertawa licik. “Tidak! Dia istrimu! Aku tidak berhak ikut campur. Siapa tau, istrimu itu masih menaruh hati padaku. Nanti kau cemburu buta dan patah hati. Siapa yang mau bertanggung jawab nanti?” “Sialan kau!” kali ini Luke yang mengumpat kasar. Walaupun perkataan Peter adalah lelucon, tak bisa dia pungkiri, jika Anna mungkin saja masih mencintai Peter dan terobsesi seperti sebelumnya. “Jasmine akan meninggalkanmu dan aku akan menikahinya!” ucap Luke dan Peter sontak melemparinya dengan tempat Bolpoin. “Coba saja. Karena aku akan lebih dulu membakar mayatmu!” Luke tertawa terbahak. Dia berhasil berkelit dari lemparan Peter dengan keluar dari ruangan. Memang Peter hanya melemparinya dengan tempat bolpoin. Tapi, bayangkan saja, tempat bolpoin di kantornya, terbuat dari kaca tebal. Jika terkena lemparan Peter , pasti kepalanya benjol atau harus mendapatkan jahitan. Benar-benar kejam. Tapi, setidaknya dia bisa membuat pria pengidap posesif akut itu sama kesalnya sepertinya. Luke memasuki mobilnya. Kali ini, dia harus mencari sendirian keberadaan Anna, Istri tololnya. Pertama, Luke mendatangi rumah Anna. Tapi, saat dia mengecek keberadaan Anna di sana, pembantu rumah yang bertugas untuk menjaga dan membersihkan rumah itu mengatakan jika Anna tidak ada di sana. Dan memang benar adanya. Lalu, Luke berpura-pura menghubungi Rose dan mengatakan jika Anna mengunjungi mansion. Tapi, alasan itu juga mendapat jawaban mengecewakan. Anna tidak ada di sana. Dan Rose tidak mungkin membohonginya. Luke berputar-putar mengelilingi kota. Siapa tau, Anna melamar pekerjaan di sebuah tempat karena kelaparan. Luke yakin, Anna pasti lapar. Sedangkan untuk makan pun Anna tidak punya uang. Semua kartu rekening Anna ada padanya, dan surat penting perusahaan orang tua Anna, juga berada dalam kuasanya. Tapi, yang di dapatinya sama seperti sebelumnya. Anna tidak ada, bahkan di sudut kota sekalipun. Luke, juga menghubungi semua maskapai udara yang berada di kota. Dia curiga, siapa tau Anna sudah pergi ke luar negeri untuk kabur darinya. Semua orang di kota itu juga tau siapa Annastasia. Jadi, bukan hal yang sulit bagi Anna untuk meminta pertolongan dan memberikan jaminan. Hari sudah sore. Luke sudah lelah, kalang kabut mencari Anna ke sana-kemari tapi tak membuahkan hasil. Entah berada di mana wanita itu sekarang. Keberadaan Anna seakan tertelan oleh bumi. Luke menghentikan mobilnya saat melihat garis polisi melintang di pinggir jalan. Saat ini, dia sudah menuju arah pulang. Dia akan melanjutkan pencarian Anna besok. Dia sudah terlalu lelah sekarang. Dia harus segera pulang dan bertemu Selena untuk melepaskan penatnya. Luke yang penasaran, turun dari mobil dan menghampiri polisi yang sedang mengevakuasi korban. “Ada apa Pak?” tanya Luke yang melihat tiga orang korban tertembak. Tampaknya para preman jalanan. Kondisi mereka sangat mengenaskan, dengan luka tembak di kepala. “Kasus pembunuhan Tuan,” jawab polisi itu. “Siapa korbannya?” “Seorang wanita muda!” Jawaban polisi itu, mendadak membuat jantung Luke berdebar kencang. Pembunuhan wanita Muda? Apakah Anna? Pikirnya berkecamuk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD