Kalifornia, 15 Juni 2000
Beberapa puluh pekerja dikerahkan di kawasan perbukitan Halburt, tepatnya di selatan Kalifornia. Daerah perbukitan yang jauh dari pemukiman penduduk dan terletak di samping gunung Albrash yang masih aktif. Beberapa alat berat seperti mesin pengebor dan pengeruk tanah tengah digerakkan untuk menggali dasar bukit. Tak perduli penas terik yang menyengat, semua bekerja tanpa mengenal lelah. Bukan karena semangat kerjanya yang tinggi, namun karena tuntutan dari mereka yang memiliki jabatan. Seperti layaknya Romusa, sebuah panggilan bagi orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada jaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Pepohonan besar yang tumbuh di sana sudah mereka tumbangkan hingga menyisakan perbukitan gundul dan gersang dengan luas lebih dari satu juta hektar, bahkan saat ini nyaris rata dengan tanah. Di samping kanan tak jauh dari tempat penggalian, berdiri dengan kokoh sebuah tenda berukuran besar berwarna putih. Di sanalah profesor Austin Edbert dan kedua rekannya, profesor Zury Jacob dan profesor Grace Kael beristirahat sekaligus memantau perkembangan yang terjadi di lapangan.
Profesor Austin adalah seorang profesor yang bekerja di pemerintahan sudah lebih dari dua puluh tahun. Ia menjadi kepercayaan Perdana Menteri sejak awal Ia mulai bekerja di pemerintahan, dari Perdana Menteri Hary Mortas hingga kini posisi Perdana Menteri dijabat oleh Gary Gordon yang masih memiliki hubungan kerabat dengan Hary Mortas. Mereka percaya dengan kemampuan dan kepintaran profesor Austin dan begitu menghormatinya
Saat ini profesor Austin berkerjasama dengan profesor Zury dan profesor Grace di pemerintahan. Mereka berdua dulunya adalah murid profesor Austin saat Ia masih mengajar di salah satu universitas terbaik di Kalifornia Mereka berdua lah yang terpilih untuk bekerja di sana, sesuai dengan rekomendasi profesor Austin. Karena keduanya merupakan lukusan terbaik, dan profesor Austin yakin mereka berdua tidak akan mengecewakan Pemerintah, khususnya Perdana Menteri. Ketiganya bekerja untuk negara dan mengabdikan dirinya hingga mereka sudah tidak produktif lagi.
Saat itu ketiganya diminta untuk meneliti karakteristik tanah dan bebatuan di perbukitan Halburt sebelum Perdana Menteri melaksanakan proyek pembuatan jalan yang menghubungkan negaranya dengan negara bagian Arizona. Perdana Menteri ingin segera merealisasikan proyek yang sudah sejak lama Ia inginkan, namun proyek tersebut terhalang oleh adanya perbukitan di dekat perbatasan. Ia pun harus membuat terowongan raksasa yang menembus perbukitan Halburt.
Di luar rencana, ketiga profesor tersebut justru menemukan sebuah tambang batu berlian biru langka di dasar bukit. Perdana Menteri pun sangat bahagia mendapat berita yang sangat mengejutkan itu. Hingga Ia meminta bawahannya untuk mengalihkan proyek pembuatan jalan yang sudah Ia rencanakan menjadi proyek penggalian tambang batu berlian biru.
“Bagaimana ini prof, apa tidak berbahaya jika dasar bukit terus dikeruk dan diambil semua isinya?” tanya profesor Zury kepada profesor Austin.
“Itu dia yang saya juga takutkan. Saya khawatir gunung yang masih aktif itu akan menjadi semakin aktif dan justru menimbulkan bahaya untuk kedeoannya.” Terang profesor Austin. Ia pun terlihat sangat menentang dengan keinginan Gary, sang Perdana Menteri. Namun tidak ada yang bisa mereka lakukan, mereka hanya seorang pekerja yang hafus selalu menuruti perintah atasn mereka. Gary pun tidak akan pernah mundur dan mengurungkan niatnya sebelum Ia mendapatkan apa yang mereka inginkan.
“Atau kita bilang saja batu berlian itu ternyata palsu?” tanya Profesor Grace yang merasa penemuan menakjubkan mereka justru berdampak buruk bagi semuanya.
Profesor Austin hanya tertawa mendengar ide Grace yang sangat konyol. “Tidak semudah itu Grace. Perdana Menteri itu tidak bodoh, Ia sangat tau mana berlian asli dan mana yang berlian palsu walaupun batu berlian itu sangat langka dan tidak ada seorang pun yang memiliknya. Justru karena hal itu lah yang akan membuat Ia semakin berambisi untuk mendapatkan semuanya.”
“Tapi bagaimana batu itu bisa berada di dasar bukit prof?” tanya Grace sambil mengerutkan dahinya.
“Entahlah Grace. Harus ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan dari mana batu berlian biru itu berasal dan apa saja yang membentuknya.”
“Kalau menurut profesor?” tanya Zury yang sudah sangat tau profesor Austin pasti memiliki prediksi yang biasanya selalu tepat, hampir tak pernah ada yang meleset. Sepertinya Profesor Austin sudah sangat paham dengan semua yang ada di permukaan bumi.
“Saya yakin batu berlian biru itu bukan berasal dari planet ini.” Kata profesor Austin yang terlihat yakin. Ada kecemasan tersendiri yang Ia simpan rapat-rapat di dalam hatinya.
Zury dan Grace hanya saling pandang. Ia tak mengerti kenapa profesor menyimpulkan seperti itu.
***
Tiga minggu sudah berlalu sejak ditemukannya tambang batu berlian biru, dan sudah berapa ratus ton batu berlian yang sudah di angkat ke permukaan. Bukan Gary Gordon jika Ia membiarkan apa yang Ia temukan menjadi milik negara. Proyek penggalian itu Ia lakukan secara tertutup, hanya melibatkan orang dalam. Ia merasa apa yang Ia temukan harus menjadi miliknya, tanpa terkecuali. Hal itulah yang membuat profesor Austin semakin khawatir. Hingga akhirnya Gary datang menemuinya di proyek penggalian itu.
Gary datang dengan menunggangi helikopter pribadinya Eurocopter EC135 yang memiliki kecepatan jelajah 254 km/jam. Sebuah lahan disiapkan untuk pendaratan helikopter tersebut. Gary turun dari helikopter miliknya dan langsung disambut oleh staff dari kementerian dan pengawal pribadinya yang selalu siap siaga menjaga dan melindunginya 1 x 24 jam. Dengan sigap mereka langsung memakaikan alat pelindung diri berupa safety helmet yang berfungsi melindungi kepala dari benturan, terpukul atau kejatuhan benda keras atau benda tajam, terantuk, percikan api atau bahan kimia, radiasi panas, mikro organisme, dan juga suhu yang ekstrim. Serta Rompi reflektor atau safety vest yaitu rompi yang dirancang secara khusus yang dilengkapi dengan bahan iluminator yang bertujuan agar posisi penggunanya dapat terlihat dengan mudah di malam hari atau di area yang gelap.
Profeser Austin yang sedang mengawasi para pekerja segera mendekat ke arah Gary.
“Seejauh ini lancar Pak, paling tidak dua hari lagi akan selesai…” kata profesor Austin melaporkan pengamatannya.
“Kamu tau kan prof apa yang saya inginkan…?” tanya Gary sambil menatap penih ambisi bongkahan berlian yang sebagian masih tertanam di dasar bukit yang telah digali.
Profesor Austin menarik napas dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Ia sudah menebak apa yang Gary inginkan. Rupanya bongkahan berlian yang Ia temukan sebanyak itu tidak juga membuatnya merasa puas. Ia justru menginginkan lebih.
“Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa Pak… semua butuh proses dan harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
“Saya yakin sekali ada yang lebih banyak dari ini tersimpan di suatu tempat. Benar kan prof?” tanya Gary dengan sangat yakin sambil menoleh ke arah profesor Austin dan menatapnya dengan tajam.
Profesor Austin terdiam beberapa saat dan akhirnya menganggukkan kepalanya tanpa bisa beralasan.
***
Satu tahun telah berlalu sejak ketiganya memulai penelitian mereka. Hingga akhirnya mereka berhasil mengetahui darimana batu berlian itu berasal.
Setelah mengetahui batu berlian biru tersebut ternyata berasal dari sebuah planet di luar angkasa, mereka pun memutuskan untuk menghentikan penelitian mereka untuk menyembunyikannya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Tambang Batu berlian biru yanh ditemukan di dasar bukit itu merupakan hasil dari ledakan sebuah gunung di planet lain yang terbawa sampai ke bumi sekitar 100 tahun yang lalu dan terpendam di bawah permukaan bumi.
“Bagaimana ini prof?” tanya Grace sambil berbisik saat Ia mengetahui Perdana Menteri sedang menuju ke pusat penelitian dan laboratorium Big Boston tempat mereka berada. Sudah bisa ditebak Ia pasti akan menanyakan perkembangan apa yang sudah didapatkan.
“Kamu tidak perlu khawatir Grace, biar nanti aku yang menjelaskan.” Jawab profesor Austin dengan tenang.
Gary pun sangat marang mendengar menuturan profesor Austin. Ia todak semudah itu percaya. Tidak mungkin dalam setahun ini profesor Austin tak menemukan apa pun. Gary benar-benar menunjukkan raut wajah kecewanya, bahkan Ia menggebrak meja dengan telapak tangannya. Profesor Auatin pun berusaha tetap tenang dan memberikan penjelasan yang logis. Berbeda dengan Zury dan Grace yang mungkin baru bekerja beberapa tahun saja di pemerintahan terlihat gusar. Hingga Gary kembali ke ruangannya dan meninggalkan mereka dengan penih kekecewaan dan kemarahan.
Puncaknya adalah ketika profesor Austin, profesor Zury, dan profesor Grace sedang membicarakan penemuan mereka dan sepakat untuk menyembunyikannya, di saat itulah ada sepasang telinga yang diam-diam ikut mendengarkan dan melaporkannya kepada Perdana Menteri dan membuat kemarahan Perdana Menteri memuncak. Ketiganya dianggap sebagai penghianat dan dimasukkan ke penjara bawah tanah. Di dalam penjara mereka diperlakukan secara tidak adil. Mereka diberi makan seadanya dan dikurung dalam sebuah ruangan sempit dan pengap.
Dua tahun berlalu dan akhirnya mereka bisa melarikan diri dari dalam penjara dengan dibantu oleh salah staffnya di laboratorium. Kemudian ketiganya melanjutkan penelitian mereka secara sembunyi-sembunyi hingga mereka menemukan planet Abelian, dimana batu berlian biru itu berasal.