Bab 30

1753 Words
Boston, Massachusetts November, 2006 Ada beberapa hal yang dibencinya di dunia ini, dan adik laki-lakinya, Aaron Foster, dapat dipastikan ada di urutan nomor satu. Tidak bisa dipungkiri kalau Kendall Jenner telah melewati tahun-tahun yang sulit sejak kematian Ralph Nader Jenner, ayahnya, lima tahun yang lalu. Sementara Kendall tidak benar-benar mengenal p*****r asal Virginia yang melahirkannya. Akibatnya Kendall harus menanggung semua urusan rumah tangga, termasuk menangani adiknya yang bermasalah. Ralph telah menjadi seorang ayah yang cukup baik. Ketika Kendall berusia satu tahun, pria itu berpikir untuk menikahi seorang wanita kaya, cantik, asal Boston. Bagaimanapun, ia berpikir bahwa Kendall membutuhkan sosok seorang ibu. Pilihannya jatuh pada Jannate Blossom. Mereka menikah saat usia Kendall beranjak dua tahun dan sejauh yang Kendall tahu, Jannate telah menjadi ibu yang baik untuknya. Wanita itu menyayangi Kendall seperti putrinya sendiri dan berusaha mengabaikan masa lalu Ralph dengan p*****r asal Virginia yang juga menjadi ibu biologis dari putri kecilnya itu. Tiga tahun setelah pernikahan mereka berlangsung, Jannate melahirkan Aaron. Perhatian Jannate sepenuhnya tercurah untuk putra laki-laki berambut pirang yang tampak menggemaskan itu hingga tidak hanya sekali Kendall merasa diabaikan. Jannate memanjakan Aaron dengan cara yang berlebihan. Setiap hari yang berlalu, Jannate mulai mengisolasi dirinya dari Ralph dan Kendall. Masalahnya, Jannate mencintai Aaron dengan cara yang tidak disukai Ralph. Sebagai pria yang terlahir dari keluarga miskin, Ralph mendidik anaknya dengan keras. Caranya berbanding terbalik dengan semua limpahan kasih sayang dan kemewahan yang diberikan Jannate untuk putra semata wayangnya. Hingga saat Kendall berusia dua belas tahun dan Aaron beranjak tujuh tahun, percekcokan yang terjadi di antara kedua orangtua mereka membuat situasi dalam keluarga itu semakin runyam. Di tahun berikutnya, Ralph memutuskan untuk menceraikan Jannate. Wanita itu merebut hak asuh Aaron darinya dan kembali pada keluarganya yang terpandang. Beberapa bulan setelah perpisahan itu terjadi, Jannate dikabarkan meninggal dalam sebuah kecelakaan. Orang tua Jannate, Oliver Blossom dan Gracia Blossom melempar hak asuh Aaron pada Ralph. Mereka mengatakan dengan pedas di hadapan Ralph dan Kendall bahwa mereka tidak sudi membesarkan darah daging Ralph di rumahnya. Itu adalah masa-masa tersulit yang dialami Kendall bersama ayahnya. Membesarkan seorang putra yang terbiasa hidup bergelimang kemewahan membuat mereka kewalahan. Akibatnya, ketika Kendall dan Ralph lengah karena terlalu menyibukkan diri pada pekerjaan mereka, mereka harus menerima fakta bahwa Aaron telah tercebur ke dalam pergaulan yang salah. Laki-laki itu memilih lingkungan yang salah untuk dirinya. Bahkan, diusianya yang ke empat belas tahun, Kendall bersama Ralph harus menjemput adiknya di kantor polisi yang melaporkan kalau mereka menemukan Aaron bersama anak-anak-anak jalanan lainnya sedang mengonsumsi narkoba. Ralph menghukum Aaron atas tindakannya itu. Tapi cara keras sekalipun tidak bisa meluluhkan sikap Aaron. Yang tejadi, Aaron semakin keras dan menutup diri. Hingga usianya dua puluh tahun, laki-laki itu sudah tiga kali keluar masuk panti rehabilitasi. Ralph angkat tangan karena merasa tidak sanggup menangani Aaron, sementara Kendall harus bekerja keras untuk mendapatkan uang dan pekerjaan serta menanggung semua biaya hidup. Kendall menyayangi Aaron. Kalau saja adik laki-lakinya itu mengerti, segalanya mungkin akan lebih mudah untuk Kendall. Pada usia ke lima puluh tiga tahun, Ralph meninggal karena penyakit jantung. Laki-laki itu tidak hanya meninggalkan nama, melainkan sejumlah utang yang menumpuk dan adik laki-laki yang bermasalah untuk Kendall. Penderitaan Kendall menjadi semakin lengkap. Aaron tidak pernah bertahan lebih dari dua bulan di pekerjaannya. Laki-laki itu keluar atau bahkan seringnya dikeluarkan dari pekerjaannya. Aaron tidak pernah membuat dirinya menjadi lebih berguna untuk Kendall. Bahkan, tidak hanya sekali laki-laki itu datang untuk meminta sejumlah uang dalam jumlah besar pada Kendall. Selama lebih dari empat tahun, Kendall yang menanggung semua biaya hidup Aaron. Ia telah menegaskan pada adik laki-lakinya kalau Kendall ingin agar Aaron berubah dan mencoba menemukan hal-hal lain yang jauh lebih baik dari narkoba dalam hidup, Aaron selalu mengatakan hal yang sama: "aku akan mencoba, kak.." dan hingga sekarang Kendall tidak benar-benar yakin kalau Aaron berusaha untuk mengindahkan perkataannya sedikit saja. Kemudian, setelah lima tahun yang terasa sangat sulit itu berlalu, Kendall menemukan solusi untuk masalahnya ketika bertemu Ricky Kerry. Pria Eropa kelahiran Spanyol yang telah mengubah namanya lebih dari lima kali, berulang kali melakukan aksi kriminal dan berhasil lolos dari jerat hukum, berkali-kali nyaris terbunuh dalam pekerjaannya dan tetap hidup hingga sekarang, membuat Kendall tertarik untuk bergabung dengan lintah yang kaya raya itu. Ricky dikenal dengan kemampuannya berbisnisnya yang brilian juga seorang penjilat bermuka tebal. Orang-orang berpikir Ricky Kerry yang mengerikan adalah pria tua berusia sekitar lima puluh tahun-an yang kejam. Nyatanya, hal itu berbanding terbalik. Kali pertama Kendall menemui Ricky, ia sudah menyukai laki-laki berusia tiga puluh tujuh tahun dengan sejumlah nama samarannya itu. Ricky seseorang yang menyenangkan ketika diajak bicara. Ia juga terlalu sering menutupi emosinya dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dengan orang terdekatnya sekalipun. Hingga sekarang, Kendall tidak yakin kalau ia benar-benar mengenal Ricky Kerry. Ada beberapa hal yang sulit dimengerti tentang laki-laki itu. Dan setelah hampir satu tahun bekerja bersama Kerry, Kendall memutuskan untuk meredam rasa penasarannya terhadap Kerry. Kendall tidak tahu siapa dan apa latar belakang Kerry, atau bahkan nama aslinya. Laki-laki itu seolah telah bersumpah untuk menceburkan diri ke dalam neraka jika mengatakan latar belakangnya pada siapapun. Tapi Kendall tahu kalau Kerry tidaklah seburuk citranya di masyarakat sebagai pelaku kriminal tingkat atas. Kerry bersikap baik pada Aaron. Laki-laki itu juga memberi Kendall bayaran yang lebih dari layak. Dan tidak hanya itu, Kerry secara sukarela meminta Kendall untuk menempati penginapannya yang kosong di pusat kota ketika Kendall harus menjual rumahnya untuk menutupi utang-utang Ralph. Sikap Kerry terhadap orang-orang terdekat yang bekerja untuknya membuat Kendall berpikir bahwa laki-laki itu mungkin rela jika harus membayar nyawanya untuk orang-orang yang bersikap loyal padanya. Namun, sesuatu yang tidak bisa dipungkiri tentang Kerry bahwa betapa buruk dan berbahaya citranya. Dan ya, dalam beberapa hal tertentu, Kerry memang semengerikan itu. Dua minggu yang lalu, Kerry menghubungi Kendall untuk datang ke suite-nya dan mendiskusikan masalah yang baru saja terjadi. Seseorang yang pernah bekerja sebagai anak buah Kerry nyatanya adalah penipu dalam keanggotaan. Pria bernama Guy Hormer punya rencana busuk di balik loyalitasnya selama ini. Laki-laki itu baru bekerja dengan Kerry sejak dua bulan yang lalu, dan sekarang Hormer berhasil mencuri sebagian uang Kerry, menambah daftar kejahatan kriminal atas nama Kerry dan kabur bersama satu orang pria lain yang tidak dikenal. Kerry menyakini kalau pria itu adalah adik Hormer, Javier Mascherano. Sama seperti Hormer, Javier memiliki sejumlah catatan kriminal. Perbedaannya, Hormer lebih andal menyembunyikan hal itu jika dibandingkan dengan Javier. Menurut kabar yang beredar, Javier sering mengunjungi sebuah klub di pusat kota. Dan dalam seminggu belakangan, Kendall mendatangi klub itu, mengubah tampilannya untuk mempermudah tugasnya dan berkali-kali menemui b******n yang menatapnya penuh nafsu, hanya demi harapan kecil kalau Javier akan datang ke sana. Meskipun Kendall belum pernah melihatnya secara langsung, tapi Kerry telah menunjukkan potret yang diambil secara asal tentang Javier dan Hormer. Jadi, dengan penuh keyakinan, Kendall mendatangi klub itu. Nyatanya setelah berkali-kali Kendall hadir di sana dan tidak juga mendapatkan apa yang dicarinya, Kendall nyaris putus asa. Tapi ia tahu kalau pencariannya tidak akan berhenti sampai di sana. Besok, jika ia cukup beruntung adalah kali terakhir Kendall mengunjungi klub itu. Ia telah membayar seorang bartender untuk memberikan informasi jika Javier atau Hormer datang ke sana. Bartender itu mengatakan kalau Hormer sering datang pada malam senin untuk sekadar seks dan bersenang-senang. Kendall tidak akan melewati kesempatannya kali ini. Kali ini aku akan menangkapmu, tikus sialan! Suara engsel pintu yang berderit ketika pintu di geser terbuka telah menyita perhatian Kendall sepenuhnya. Seorang pria tinggi dengan tubuh langsing, mengenakan setelan jaket dan jeans lusuh serta membiarkan rambut pirangnya yang mulai memanjang jatuh dengan tidak beraturan di atas dahinya, memunculkan diri dari balik pintu. Kendall menghela nafas ketika melihat Aaron mengepakkan jaketnya yang lembab, kemudian melepas sepatu dan bergerak ke arah konter untuk mengambil es soda yang selalu disediakan Kendall di dalam lemari pendingin. Aaron kemudian bergabung dengan Kendall di tengah ruangan. Laki-laki itu segera memilih tempatnya dan duduk di samping Kendall. Sejumlah kertas berisi tulisan dan potret wajah seseorang yang bertumpuk di atas meja berhasil menyita perhatian Aaron, tapi hanya sesaat sebelum Aaron memperhatikan tampilan Kendall dari samping dan berdecak masam. "Sial, Kendall! Apa yang kau lakukan pada dirimu?" "Diam Aaron! Biarkan aku bekerja!" Kendall berusaha keras untuk mengabaikan keberadaan Aaron di sampingnya dan kembali memfokuskan diri pada laporan yang didapatnya dari seorang informan yang juga bekerja untuk Kerry. "Apa itu wig atau.." Aaron menunjuk ke arah rambut Kendall. Rambut itu sekarang berwana pirang dengan semburat keemasan. Kendall memang sengaja memilih wig berwana pirang karena ia pikir warna itu akan lebih cocok untuk mendukung tampilan dan penyamarannya kali ini. "Apa yang kau lakukan pada rambutmu?" tanya Aaron ketika Kendall tidak juga menjawab pertanyaannya. "Ini hanya wig. Apa kau bisa tenang sebentar?" Aaron berdeham. "Sejujurnya aku ingin meminjam uang padamu." Kendall sudah menebak tujuan Aaron datang padanya. Laki-laki itu tidak mungkin berurusan dengan hal selain uang jika sudah menyangkut Kendall. "Aku tidak bisa memberinya padamu," Kendall menegaskan tanpa menatap ke wajah Aaron. Meski pikirannya sudah buyar dan ia kesulitan untuk fokus, Kendall tetap menolak untuk menatap laki-laki itu. Sudah cukup untuk permainan adiknya. "Maaf, aku tidak akan memberimu uang." Wajah Aaron berubah masam. "Aku hanya ingin meminjamnya. Lagipula Kerry memberimu lebih dari cukup untuk membiayai hidupmu saja! Kenapa kau tidak bersenang-senang, Kendall? Kau bekerja pada Ricky dan dia memiliki banyak uang yang bisa dia berikan padamu jika kau memintanya." "Diam Aaron!" Tatapan Kendall memperingati. Wajahnya memerah karena ia kesulitan menahan emosinya yang sudah memuncak. Dalam tahun-tahun hidupnya, ketika Kendall selalu mengalah untuk adiknya, sekarang tidak akan terjadi lagi. Usia Aaron akan mencapai angka dua puluh sembilan tahun bulan besok dan laki-laki itu harus belajar untuk membiayai hidupnya sendiri - bukannya bergantung pada kakaknya yang terlalu sulit untuk bersikap tegas. "Aku tidak ingin berdebat denganmu lagi," tegas Kendall. "Sudah cukup. Kau seharusnya menggunakan semua uang yang kuberi untuk memulai hidup barumu, tanpa narkoba, tanpa alkohol, tanpa wanita.. Sadarlah, Aaron! Aku tidak bisa selamanya menanggung hidupmu." "Apa yang kau katakan?" Aaron menyipitkan kedua matanya. "Aku hanya meminta sedikit dari gajimu dan kau sudah menghinaku.." Kendall nyaris berteriak karena kesal. "Aku tidak menghinamu! Bisakah kau tutup mulut sialanmu itu?!" Dalam sejenak, suasana menjadi sangat hening. Aaron menatap Kendall cukup lama, tapi tidak ada perlawanan yang keluar dari mulutnya kini. Ketika Kendall berpikir kalau situasinya tidak bisa menjadi lebih buruk lagi, ia bangkit berdiri, meraih mantel dan mengenakannya dengan cepat. Setelah menemukan kunci mobilnya, Kendall berjalan ke arah pintu. Ia membuka dan menutupnya dengan kesal kemudian berlari secepat mungkin untuk sampai di dalam Jeep tua peninggalan ayahnya. Hal yang perlu dilakukannya hanya mengendara menjauh meninggalkan ketidaknyamanan itu. Melarikan diri dari sesuatu yang tak terhindarkan, kemudian menangis sendirian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD