Boston, Massachusetts
November, 2006
Dale benci mengakui betapa cantiknya Maggie Russell - juga betapa angkuhnya wanita itu. Maggie hadir dengan tampilan yang lebih tampak seperti iblis penggoda bagi Dale. Dengan tingginya yang menandingi Dale, wanita itu semakin mengerikan. Mengenakan blus berwarna putih dengan kerah tinggi berbulu yang menutupi tengkuknya, ditambah lagi jeans yang melekat pas pada kaki panjangnya, membuat Dale harus berusaha keras untuk tetap memfokuskan pandangan pada wajah Maggie, meskipun hal itu nyatanya juga berdampak buruk bagi Dale sendiri.
Dale selalu membayangkan kalau Maggie adalah wanita berkulit pucat, berambut pirang yang memiliki dua bola mata besar berwarna biru terang dan lesung pipi seperti Kate, adiknya, nyatanya ia salah besar. Maggie adalah sosok yang lebih berbahaya dari itu. Wanita itu memiliki warna rambut cokelat terang bergelombang yang mewarisi gen Bill Russell, kulit berwarna kecoklatan, tinggi mencapai seratus tujuh puluh lima sentimeter, dengan bahu lebar dan p******a yang penuh. Wanita itu bertubuh ramping, bergerak cepat dan tenang seperti tikus. Sosok Maggie menggambarkan seorang wanita elite yang tampak memesona. Kedua matanya yang berwarna violet tampak membesar tiap kali Dale menatapnya tajam. Dale tidak tahu apa yang dipikirkan wanita itu saat menatapnya balik, yang pasti, Maggie tidak kelihatan senang.
Siang setelah pertemuan dengan Maggie Russell berakhir, Dale langsung berdebat dengan Hugh. Dale menolak tawaran Hugh ketika pria itu mengatakan kalau ia bersama Judd secara khusus akan menangani kasus menghilangnya Kate Russell. Sikap Dale yang demikian membuat Hugh terheran-heran. Dale tidak pernah bersikap tidak profesional sebelumnya. Laki-laki berusia tiga puluh tiga tahun itu selalu menerima semua kasus yang diserahkan Hugh padanya dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Tapi, pemikiran untuk terlibat secara langsung dengan Maggie Russell membuat Dale kesal. Bukan hanya karena pesona wanita itu yang mampu membuyarkan fokus Dale, melainkan juga karena sikap Maggie yang tidak disukai Dale.
Dale telah mengatakan keinginannya untuk bekerja sebagai agen lapangan demi membantu Judd menemukan Kate Russell. Ia bisa mengumpulkan data dari beberapa sumber, bekerja untuk melacak jejak Javier, kekasih Kate, dan pekerjaan lainnya yang biasa dilakukan oleh agen yang bekerja untuk Hugh di luar kantor. Tapi Hugh bersikeras untuk menjadikan Dale partner Judd sekaligus orang yang akan terhubung langsung dengan Maggie untuk bekerja sama menemukan Kate.
"Tidak," sanggah Hugh ketika Dale menyampaikan keinginannya. "Ben masih dalam penugasan di luar kota untuk menangani kasus Mr. Lawrance, dan Clay akhir-akhir tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Judd butuh seorang partner, dan kau adalah orang yang tepat. Kau juga pernah berteman dengan Kate Russell. Jika ada seseorang yang mengenali Kate dengan baik, maka orang itu adalah kau. Pengalamanmu bersama Kate akan sangat membantu untuk mempercepat pencariannya."
"Itu persis seperti yang aku maksud. Aku akan mencari Kate, tapi.."
Hugh mengangkat satu tangannya kemudian duduk dan mulai memfokuskan perhatian pada setumpuk kertas di mejanya. Pria itu tidak berkata-kata lagi hingga akhirnya, Dale menyerah.
Dale mengenal Kate Russell dalam beberapa tahun hidupnya. Pertemuannya dengan Kate diusianya yang ke dua puluh delapan, berujung pada persahabatan layaknya kakak dan adik. Saat itu usia Kate sembilan belas tahun ketika Kate menyaksikan Dale bertanding basket dalam keanggotaan NBA[1]. Kate dan beberapa teman wanitanya mewakili universitas mereka secara khusus menjadi pemandu sorak bagi tim NBA asal Boston. Dale saat itu terlibat sebagai asisten pelatih.
Saat pertama melihat Kate, Dale langsung tertarik pada kecantikan wanita itu. Kate manis dan suka berbicara dengan orang-orang di sekitarnya. Kemudian, mereka berkenalan dan bahkan mereka sempat mencoba untuk berkencan. Nyatanya, kencan itu tidak berakhir sesuai dengan yang dipikirkan Dale. Dale nyaman saat berbicara dengan Kate, tapi ia tidak bisa menganggap Kate lebih dari sekadar teman mengobrol untuknya. Selain karena usia Dale terpaut sembilan tahun lebih tua dari Kate, Dale juga tidak membayangkan ia dan Kate akan menjalin hubungan lebih dari sekadar teman.
Mereka sama-sama mengakui hal itu pada malam kencan pertama. Kate mengatakan kesenangannya bisa mengenal seorang anggota tim basket Boston lebih dekat, dan Dale berpikir bahwa Kate cukup manis untuk menjadi temannya. Sejak saat itu tidak hanya sekali Kate menemui Dale untuk berkeluh kesah tentang pacar barunya, pria yang mulai dikaguminya, juga betapa menyebalkannya Maggie Russell. Dale hanya mengenal Maggie dari semua cerita yang disampaikan Kate. Kate membuat Maggie terdengar seperti wanita yang mengerikan. Nyatanya, wanita itu bukan hanya mengerikan, tapi ia adalah mimpi buruk bagi Dale.
Pertemuannya dengan Kate hanya berlangsung selama beberapa minggu sebelum gadis itu perlahan menghilang dari kehidupan Dale. Tiga tahun setelahnya, Dale bergabung dengan Hugh. Beberapa hari yang lalu, ketika Maggie Russell meminta bantuan secara khusus pada agen Davisson untuk menemukan adiknya yang hilang, Dale dibuat terkejut. Sudah lama ia tidak mendengar kabar tentang teman lamanya itu. Maggie datang sebagai seorang kakak yang kebingungan. Dan Hugh secara spontan langsung menugaskan Dale untuk membantunya disaat hal terakhir yang ingin Dale lakukan adalah melibatkan diri dengan Maggie Russell.
Ia dan Maggie tidak akan bisa bekerja sama. Tapi tentu saja, sikap yang seperti itu tidak profesional. Dale hanya merasa kesal karena orang itu Maggie. Ia bertanya-tanya bagaimana seorang adik dan kakak memiliki sifat yang begitu berbeda. Kalau saja orang yang diculik itu Maggie dan Kate datang untuk meminta bantuan Dale untuk menemukan kakaknya, mungkin situasinya akan berbalik. Sayang sekali seseorang harus menculik wanita manis seperti Kate. Lagipula, tidak ada orang yang akan bertahan satu jam saja setelah menculik Maggie Russell.
Dale merasa berdosa karena terhibur dengan pemikiran itu. Ia berusaha menghapus bayangan tentang Maggie Russell dalam otaknya dan mulai fokus pada jalan raya. Saat itu sudah pukul sembilan malam. Niatnya, Dale akan berhenti disebuah kedai untuk menikmati kopi dan sedikit hidangan manis. Tapi karena ia sudah begitu kelelahan, dan belum lagi ia harus bekerja untuk Miss Russell besok, Dale akhirnya memutuskan untuk memesan kopi itu dan membawanya pulang.
Perjalanan pulang dari kantor untuk sampai di rumahnya memakan waktu sekitar satu jam. Begitu sampai di sana, Dale memarkir BMW-nya di garasi. Ia diam sebentar untuk memeriksa ponselnya dan mendapati dua panggilan tidak terjawab dari Burke, temannya dan satu pesan dari Bryant. Setelah Dale membuka pesannya, ia membaca pesan itu dengan cepat.
Michelle Sharon mengundangku untuk makan malam bersama keluarganya. Dia juga mengundangmu untuk datang. Acaranya lusa.
Dale membalas pesan itu dengan cepat.
Tidak. Maaf, lusa aku sibuk.
Beberapa detik setelah membalas pesan itu, Dale menyandarkan kepalanya pada sofa sembari menutup kedua mata. Rasanya ia akan tertidur di sana kalau saja suara pesan berikutnya yang masuk tidak cukup keras untuk membangunkan Dale. Ia membuka isi pesan balasan dari Bryant.
Baguslah.
Mendengus cukup keras, Dale meletakkan ponselnya di saku celana kemudian turun dari mobil. Ia menenteng segelas kopi panas yang dibelinya di kedai saat berjalan masuk ke dalam rumah sembari memikirkan sikap Bryant. Kakaknya mungkin cukup beruntung menjadi kesayangan John Harvey, tapi ia tidak cukup pandai untuk memahami bahwa sosialita yang cantik seperti Michelle Sharon hanya menginginkan harta dan gelarnya. Dale berpikir untuk memperingati kakaknya, tapi ia sudah dapat membayangkan jawaban apa yang akan diberikan Bryant untuk menanggapinya: sebaiknya kau jaga bicaramu.
Akhirnya, ia mengurungkan niatan itu. Setelah mengunci pintu di belakangnya, Dale meletakkan kopi panas di atas meja kemudian membuka jaket dan menyampirkannya pada tiang besi. Setelah melepas sepatu dan sarung senjata yang ia sampirkan di pinggangnya, Dale mengangkat kopi panas itu dan langsung berjalan menuju konter. Ia menolak untuk membersihkan diri. Dale merasa kelelahan malam ini lebih dari yang sudah-sudah. Jadi, ia akan menikmati malamnya dengan sedikit bersantai.
Dale tidak lupa menyetel ulang alarm untuk rumahnya. Rumah itu tidak begitu besar tapi dilengkapi dengan sistem keamanan yang cukup canggih. Dale membelinya beberapa tahun yang lalu sebelum ia dikeluarkan dari kepolisian. Meskipun tidak tampak seperti rumah yang diinginkan John Harvey untuk ditinggali oleh putranya, Dale merasa cukup puas karena ia membeli rumah itu dari hasil keringatnya sendiri.
Tiga bulan yang lalu, ia baru saja selesai memperbaiki bagian atap rumah. Kemudian minggu kemarin, Dale juga mengganti beberapa struktur kayu yang telah lapuk. Rencananya, kurang dari satu tahun, Dale akan memperbaiki kolam di bagian belakang rumahnya juga tangga kayunya yang mulai terdengar berderit tiap kali diinjak. Sejauh ini, Dale telah melakukan yang terbaik untuk hidupnya, dan yang terpenting semua itu tanpa campur tangan Marquess of Cumberland.
Setelah memandangi jam dinding yang menunjukkam pukul sebelas kurang dua puluh menit, Dale bergerak ke meja di dekat perapian tempat ia meletakkan laptopnya di sana. Ia membawa laptop itu dan duduk di konter. Rencananya Dale hanya akan menyelesaikan laporan yang tidak sempat dikerjakannya siang tadi. Tapi, begitu selesai, Dale merasa tertarik untuk mempelajari profil Maggie Russell yang disimpan secara khusus oleh Davisson Agency untuk kepentingan penyelidikan.
Dale menikmati bacaan itu hingga kopinya habis. Sejauh yang dapat ia tangkap, Maggie telah melakukan hal-hal besar diusianya yang ke-31 tahun. Wanita itu memiliki pemikiran tajam seperti Bill Russell dalam mengembangkan bisnis perumahannya. Dale jadi bertanya-tanya bagaimana wanita sesibuk Maggie masih sempat datang dan menyewa jasa Davisson Agency untuk menemukan adiknya yang hilang, disaat pihak kepolisian sedang mengusahakan hal itu. Itu pasti karena Maggie menyayangi adiknya. Dan tentu saja, kalau Dale ada di posisi Maggie, ia akan melakukan hal yang sama.
Lagipula tidak mudah ketika Maggie harus mengemban tugas tidak hanya menjadi seorang kakak bagi Kate, tapi juga pengganti ibu dan ayah mereka yang sudah meninggal. Ditambah lagi kewajibannya untuk mengurus Russell Housetown dan membuat bisnis itu tetap berkembang. Dale menduga kalau kesibukan dan seluruh masalah yang menyita perhatian Maggie telah membuat wanita itu menjadi sosok yang terlalu keras untuk dirinya sendiri dan orang lain. Well, itu adalah masalah lain. Yang harus dilakukannya saat ini adalah memfokuskan diri pada penyelidikan untuk menemukan Kate.
Sore tadi, Dale telah berdiskusi panjang dengan Hugh. Ia sepakat untuk memulai penyelidikan itu dengan mewawancarai Emma. Bagi penyelidik swasta, menggali informasi dari beberapa pihak yang bersangkutan dalam sebuah kasus tidaklah semudah polisi yang bekerja untuk negara. Mereka tidak memiliki kuasa dari pemerintah untuk melakukan penggeledahan dan yang terpenting, sumber mereka sangat terbatas. Tapi Hugh adalah seseorang yang cukup cerdas untuk melihat peluang. Sejak bergabung dua tahun yang lalu, Dale banyak belajar dari Hugh. Ditambah lagi pengalamannya sebagai mata-mata telah mempermudah Dale untuk menyelesaikan setiap kasusnya hingga tuntas. Tidak terkecuali kasus yang satu ini.
Dale masih memiliki beberapa orang kenalan yang akan membantunya untuk mengumpulkan informasi. Ia telah bersumpah akan bekerja dengan cepat sehingga Dale tidak perlu melibatkan diri dengan Maggie Russell terlalu lama. Lagipula, nyawa temannya mungkin sedang dipertaruhkan. Siapa yang tahu apa yang terjadi dengan Kate, bagaimana wanita itu sekarang dan apa ada peluang untuk menemukan Kate? Semua pertanyaan itu telah memenuhi isi kepalanya sejak sore tadi. Akibatnya, Dale tidak bisa tidur nyenyak malam itu. Ia terus memikirkan segala kemungkinan dengan mempertimbangkan kesaksian yang didengarnya sendiri dari mulut Maggie Russell siang tadi.
Apakah mungkin Javier, atau siapapun pria yang dikatakan Maggie sebagai pacar Kate ini telah menculik Kate? Apa Lance, teman Javier juga ikut terlibat dalam penculikan itu? Jika benar kemana mereka membawa Kate? Mungkinkah Emma mengetahui sesuatu yang tidak dikatakannya pada Maggie?
Dengan sejumlah pertanyaan yang belum terjawab dalam otaknya, Dale jatuh tidur tepat pukul satu tengah malam. Dalam tidurnya, ia memimpikan sosok Kate yang cantik sedang duduk sendirian dan berteriak meminta tolong. Sementara Maggie yang berdiri di sudut ruangan tampak sedih, tidak ada yang dilakukan wanita itu selain menangis memandangi adiknya. Hal terakhir yang Dale ingat, ia ditarik menjauh dalam kegelapan.