Masa lalu

1669 Words
Harry tak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Dia banyak melamun di kantor sejak kembalinya Vina dalam hidupnya. Melepaskan Vina adalah suatu kebodohan terbesar yang pernah ia lakukan. Dia tidak menyangka jika Vina adalah anak Raisa istrinya. Demi harta kekayaan milik papanya dia rela melepaskan Vina. Harry kira dia bisa melupakan Vina seiring berjalannya waktu tapi dia salah. Semakin dia mencoba melupakan maka semakin dia tidak bisa melepas bayang Vina dalam pikiran dan hatinya. Selama 2 tahun mereka berpacaran. Harry bertemu Vina di toko buku. Saat itu Harry yang jenuh mampir kesana untuk mencari buku filsafat periode socrates karya Frederick Charles Copleston. Saat ia ingin mengambil buku itu seorang gadis muda juga ingin mengambilnya. "Aku duluan om yang mengambilnya" gadis itu merebut buku itu darinya. "Jelas-jelas aku duluan" Harry tidak mau mengalah dan ingin merebut kembali buku itu. "Yakkk m***m!! tolong om ini melecehkan aku!! " tuduh gadis itu membuat Harry menjadi pusat perhatian orang-orang. Gadis itu langsung berlari meninggalkannya. Dia membayar buku itu dengan cepat lalu kabur dari toko buku itu. "Sialan gadis itu mengerjaiku" rutuk Harry. Buku itu hanya tinggal satu dan tidak ada lagi stok. Harry harus menunggu selama satu bulan buku itu restock lagi. Dia pulang dan melihat sebuah mobil berwarna kuning mogok di pinggir jalan. Bukannya itu gadis di toko buku tadi. Gadis itu tampak kebingungan karena mobilnya mogok dan tidak ada bengkel di dekat sini. Harry meminggirkan mobilnya dan turun menghampiri gadis itu. "Ada apa dengan mobilmu? " tanya Harry tepat disamping gadis itu. "Eh om yang tadi hehe" tawa gadis itu nyengir. " Gak tau om kenapa tiba-tiba mogok" lanjutnya. "Biar aku periksa" Harry memeriksa keadaan mesin mobil gadis itu. Dia kembali ke bagasi mobilnya untuk mengambil alat-alat untuk memperbaiki mesin mobil gadis itu. Lalu kembali lagi dan mulai mengotak-atiknya hingga mesin mobil gadis itu selesai diperbaiki. Gadis itu mencoba menghidupkan mesin mobilnya. Syukurlah tidak mogok lagi. "Terima kasih ya om dan maafkan kelakuan kurang ajarku di toko buku tadi ya. Sebagai ucapan terima kasih ini buat om" gadis itu memberikan buku yang Harry incar di toko buku tadi. "Tidak usah untuk kamu saja" tolak Harry. "Terima om jangan buat aku merasa bersalah. Aku pulang dulu ya om" mau tak mau Harry menerimanya. Gadis itu pergi melajukan mobilnya. Harry juga pulang ke apartemen miliknya. Dia merebahkan diri di atas ranjang sebentar lalu memilih mandi dan berendam di dalam bathub. Selesai mandi dan berganti pakaian, Harry duduk di ruang kerjanya. Harry membuka buku yang diberikan oleh gadis muda itu. Baru membuka di halaman pertama mata Harry terbelalak saat melihat coretan gadis itu. "Om namaku Vina ini nomorku +628xxxxx mungkin kita akan bertemu kembali dan berjodoh ❤" Harry hanya tertawa saat melihatnya. Baru kali ini seorang gadis muda menggodanya. Biasanya hanya wanita dewasa yang berani menggodanya apalagi sekretarisnya di kantor. Hanya saja Harry tidak tertarik dengan mereka. Sampai saat ini dia belum menemukan wanita yang cocok untuk mendampingi hidupnya. Awalnya Harry mengabaikan coretan itu. Tapi lama-lama Harry penasaran dan mulai mengirim pesan pada Vina. Tanpa diduga Vina tidak membaca pesannya. Harry makin dibuat penasaran olehnya. Pesan Harry dijawab satu minggu kemudian. "Maaf om aku baru jawab, aku kemarin sibuk mengikuti Olimpiade matematika di Jepang om" balas Vina. "Kamu kuliah? " tanya Harry lewat pesan. "Iya om hihi" jawab Vina. "Umur kamu berapa? " "Menurut om berapa? " "24 tahun? " "Iya om 24 tahun" jawab Vina. Percakapan Harry dan Vina makin intens. Tiada hari tanpa tawa saat mereka saling berkirim pesan dan menelpon. Lalu Harry dan Vina sudah mulai video call. Saat ini Vina memakai daster mini yang memperlihatkan pahanya yang mulus. Harry sampai menelan ludahnya kasar. "Kenapa om? " tanya Vina saat mata Harry menatap pahanya yang terbuka. "Tidak apa-apa. Apa besok kamu ada waktu? ayo kita bertemu" ajak Harry. "Ketemu dimana om?" tanya Vina antusias. Vina sudah menyukai Harry sejak Harry memperbaiki mobilnya. Harry terlihat tampan, dewasa, dan kaya raya. Paket komplit suami masa depan untuknya. "Nanti aku jemput kamu pulang kuliah ya besok di depan kampusmu, kamu pulang jam berapa? " "Ahh itu ehmm jam 12 om" jawab Vina gugup sambil garuk-garuk kepala. "Yasudah sampai besok nanti ya" ucap Harry seraya tersenyum. Dia sepertinya jatuh hati dengan Vina. Besok Harry akan menyatakan perasaannya pada Vina dan ingin menikahinya secepatnya. Keesokan harinya Harry sudah menunggu Vina tapi gadis itu tak kunjung datang juga. Sudah 30 menit Harry menunggu, dia mencoba menghubungi Vina tiba-tiba saja ada yang mengetuk kaca mobilnya. Terlihat Vina dengan nafas ngos-ngosan masuk kedalam mobil Harry dan duduk di sampingnya. "Maaf om tadi ada kuis mendadak" ucap Vina sambil mengatur nafasnya. "Tidak apa-apa ayo kita berangkat" Harry menjalankan mobilnya ke sebuah restoran mewah yang sengaja Harry booking seharian agar lebih nyaman berduaan dengan Vina. Saat masuk kedalam restoran itu Vina merasa heran karena terlihat sepi sekali. Hanya ada mereka berdua disana. Vina juga hanya memakai kaos oversize dan celana jeans. "Om kita gak ke KFC aja om? " tanya Vina tak nyaman. Harry tertawa saat Vina mau mengajaknya ke KFC. "Lain kali ya" mereka memesan steak dan makan dengan tenang. Sesekali Harry melihat Vina yang makan dengan bibir belepotan saus. Harry mengusap bibir Vina dengan jarinya lalu menjilat jarinya itu. Melihat itu Vina tertunduk malu dan salah tingkah. "Om suka Vina ya? " tanya Vina malu-malu. "Menurut kamu gimana? " Harry malah bertanya balik padanya. "Om jangan buat Vina bingung dong. Kalau suka nembak dong jangan main tarik ulur kayak anak kemarin sore" sindir Vina. Harry tiba-tiba memberi kode kepada pelayan untuk membawa suprise yang sudah ia persiapkan untuk Vina. Seorang pelayan membawa bunga dan cincin lalu menyerahkannya pada Harry. Harry memberikan bunga itu pada Vina dan langsung memasangkan cincin di jari manisnya. Vina tak menyangka Harry sudah menyiapkan semua ini. Sulit untuk menggambarkan perasaannya saat ini yang pasti dia sangat bahagia. Suara musik beriringan menambah suasana makin romantis. "Sejak melihatmu aku sudah yakin bahwa kau ditakdirkan hanya untukku. Maukah kamu jadi kekasihku Vina? " tanya Harry sambil mengecup punggung tangan Vina. Mata Vina berkaca-kaca saat Harry menembak dirinya. Cintanya akhirnya berbalas juga. "Iya aku mau" jawab Vina. Harry sangat bahagia mendengar jawab Vina lalu memeluknya dengan erat. Hubungan Harry dan Vina lengket bagai perangko. Harry diserang virus-virus kebucinan dan sering membawa Vina ke perusahaannya. Mereka awalnya hanya saling mencium tidak lebih hingga suatu hari Harry khilaf karena melihat Vina begitu menggoda dengan rok pendek dan kaos ketat yang dipakainya. Harry dan Vina melakukan hubungan badan di luar nikah untuk pertama kalinya di apartemen Harry. "Ahkk sakit!! hiks hiks hiks" tangis Vina karena ini adalah pengalaman pertamanya bercinta. Mata Harry terbelalak saat melihat darah yang mengalir dari sana. "Ka.. kamu masih perawan sayang?! " Harry kaget sekaligus senang karena dialah orang pertama yang memperawani Vina. Vina hanya menangis karena dia sudah tidak perawan lagi. "Sttt maaf sayang maafkan aku, aku janji akan bertanggung jawab dan menikahimu" ucap Harry agar Vina berhenti menangis. "Kamu janji? " tanya Vina polos. "Iya janji" jawab Harry. Mereka melanjutkan percintaan mereka dan melakukannya lagi dan lagi seperti tiada hari esok. Harry dekap Vina dalam pelukannya dengan posesif. Setiap hari cintanya makin bertambah untuk Vina. Dia ingin menikahi Vina dan menjadikannya istrinya. Mata Harry mengernyit saat melihat sesuatu yang terjatuh dari tas Vina. Itu adalah dompet kekasihnya. Rencananya Harry ingin menaruh blackcard dan beberapa uang tunai disana. Tapi matanya terbelalak saat melihat KTP dan kartu pelajar Vina. Ternyata Vina masih berusia 18 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SMA. "Sayang... " Vina mengucek-ngucek matanya dan terkejut melihat Harry memegang KTP dan kartu pelajarnya. "Vina kamu bohong ya? kenapa gak jujur dari awal? " tanya Harry kecewa. Dia merasa bersalah karena seperti p*****l yang sudah meniduri anak dibawah umur. "Maaf.. kalau aku jujur pasti kamu gak akan mau dekat sama aku" jawab Vina merasa bersalah. Harry sudah terlanjur menyelam dan dia harus bertanggung jawab. Hubungan mereka bertahan sampai 2 tahun lamanya. Hingga suatu hari papanya meminta dia menikahi Raisa anak rekan bisnisnya kalau tidak semua harta yang ia miliki dan perusahaan akan diberikan pada Robi saudara tirinya. "Kamu harus menikah dengan Raisa jika tidak semua harta dan perusahaan akan papa berikan pada Robi" ucap papanya. "Tapi pa.. " "Terserah jika kamu ingin kehilangan segalanya dan angkat kaki dari rumah ini" "Baik pa aku mau menikah dengan Raisa" jawab Harry pasrah. Papanya tersenyum mendengar jawabnya. Harry tidak rela melepas semua hartanya pada Robi anak haram papanya dan sekretarisnya. Ia begitu membenci Robi dan akhirnya dia membuat keputusan untuk meninggalkan Vina. Ia pikir Vina masih muda dan bisa mendapatkan pria yang lebih baik darinya. Meski saat ini Harry sangat mencintainya tapi dia yakin seiring berjalannya waktu dia melupakannya tapi dia salah dia makin tidak bisa melepaskan Vina dalam ingatan dan hatinya. Kembali ke masa depan Harry sekarang duduk termenung menyesali semua yang terjadi. Tuhan menghukumnya dengan sangat cepat. Satu tahun setelah menikah dengan Raisa, Harry mengalami kecelakaan dan dinyatakan mandul gara-gara kecelakaan itu. Kenyataan itu meluluhlantakkan perasaannya. Selamanya dia tidak akan mempunyai keturunan. Dia menyembunyikan hal ini dari istri dan keluarganya. Tiba-tiba saja Robi datang dengan kurang ajar ke dalam ruangannya. Harry langsung menyimpan kembali foto Vina di dalam lacinya. "Hai saudaraku.. lama tidak bertemu" sapa Robi dengan gaya tengiknya. "Mau apa kau kemari? " tanya Harry waspada. Robi adalah orang yang licik dan menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. "Aku hanya ingin mengunjungimu saudaraku apa itu salah? aku hanya ingin memberi tau keputusan papa jika kamu tidak punya anak maka anakku yang akan mewarisi seluruh harta dan perusahaanmu" ucap Robi sambil tertawa. Harry mengeraskan rahangnya. Dia tidak ingin seluruh hartanya menjadi milik Robi. Robi sekarang sudah menikah dan memiliki satu orang putra. Sedangkan dia selamanya tidak akan memiliki keturunan. "Kurang ajar sekali kau kemari dan mengatakan hal itu!! cepat atau lambat aku akan memiliki anak!! pergi dari sini!! " usir Harry marah. "Santai Harry aku akan pergi. Tapi ingatlah ucapanku tadi. Aku akan merebut harta milikmu cepat atau lambat" Robi menepuk bahu Harry lalu keluar dari sana. Harry sangat marah dan menghancurkan barang-barang yang ada di mejanya. Sampai mati dia tidak akan merelakan hartanya untuk anak haram itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD