Zayn datang kerumah Vina. Ia sengaja tidak memberi tau kalau dia akan datang. Tak lupa Zayn membelikan buket bunga mawar untuk wanita pujaannya.
"Zayn? ya ampun mama sampai pangling loh. Ini beneran kamu nak? " tanya Raisa tak percaya. Dulu Zayn berbadan kurus dan berkaca mata. Sekarang Zayn terlihat tampan, gagah, dan tubuhnya sixpack.
"Iya tante maaf datang tiba-tiba gak ngabarin lagi" ucap Zayn sambil menyalami Raisa. " Mana Vina tante? " tanya Zayn.
"Oh Vina ada diatas sebentar ya tante panggilin" Raisa naik keatas untuk memanggil Vina.
Tok tok tok
Vina membuka pintu kamarnya. Ternyata mamanya yang mengetuk pintu.
"Vina ada Zayn dibawah. Dia ganteng banget loh sekarang" ucap Raisa
"Zayn? dia kemari? " Vina dan Raisa turun kebawah. Vina melongo tak percaya saat melihat penampilan Zayn berubah 180 derajat.
"Zayn ini beneran kamu? " tanya Vina saat ada di hadapannya.
"Kenapa? kamu nervous ya? nyesel dulu nolak aku demi om-om itu? " goda Zayn. Vina langsung membekap mulut Zayn yang ember. Bisa-bisa dia digorok oleh mamanya jika tau Vina pernah pacaran sama om-om.
"Apa?! Vina pernah pacaran sama om-om?! beneran itu Zayn? " Raisa syok karena setaunya Vina adalah anak yang tertutup dan tidak pernah pacaran.
Vina melotot marah pada Zayn. Ingin rasanya ia menempelkan bibir Zayn pakai p****t ayam.
"Eh bukan tante. Vina kan anak teladan yang baik, pandai menabung, tidak sombong, dan dermawan mana mungkin pacarnya om-om hehe" tawa Zayn sambil melirik Vina yang menatapnya tajam.
"Syukurlah deh jangan sampe Vina kamu pacaran sama om-om. Kamu kan anak mama yang paling cantik harusnya kamu dapat pacar kayak Zayn yang sepadan sama kamu. Kalau kamu pacaran sama om-om mama tidak akan merestuinya!! " peringat Raisa.
"Emang kenapa sih ma? kan Vina udah dewasa udah 24 tahun. Bukannya tambah dewasa pria lebih mengayomi ya? " tanya Vina yang sampai kini penasaran mengapa mamanya melarang dia pacaran dengan pria lebih tua. Wajah Raisa berubah gugup. Dia seperti menghindari pertanyaan dari Vina.
"Eh kalian ngobrol aja dulu. Mama mau ke dapur kayaknya kue buatan mama gosong deh" Raisa langsung berlalu meninggalkan mereka berdua. Tinggallah Zayn dan Vina di ruang tamu.
"Vina kamu tambah cantik aja. Kamu gak mau pacaran sama aku? " tanya Zayn pede. Dia yakin seratus persen kali ini Vina tidak akan menolaknya lagi. Vina menggeleng pelan. Sekarang baginya Raka sudah cukup. Dia belum kepikiran untuk pacaran atau menikah. Mungkin sampai mati dia tidak akan menikah.
"Maaf Zayn bisakah hubungan kita hanya sebagai sahabat? aku menyayangimu seperti saudara. Kita bersahabat dari kecil sampai SMA. Aku tidak ingin memberikan harapan palsu kepadamu" ujar Vina. Zayn tersenyum lalu menggenggam tangan Vina. Sakit jika cinta kita tidak pernah berbalas. Tapi lebih sakit lagi jika dia tidak pernah melihat dan berdekatan dengan wanita yang dicintainya.
"Beri aku kesempatan ya? aku janji akan membuatmu bahagia. Kita coba dulu satu tahun. Jika dalam setahun kamu tidak mencintaiku, aku akan mundur teratur" tawar Zayn. Vina tampak bimbang. Melihat Zayn terus memohon akhirnya Vina mengiyakannya. Zayn sangat bahagia dan memeluk Vina dalam dekapannya. Tak diduga Harry pulang dan melihat Vina berpelukan dengan pria lain. Zayn melepas pelukannya dan melihat seorang pria yang terlihat familiar dimatanya. Bukannya itu mantannya Vina waktu SMA?
"Vina.. dia? " Zayn bingung dengan situasi ini. Kenapa mantan Vina ada disini.
"Sayang kamu sudah pulang? " sambut Raisa sambil mencium bibir Harry di depan mereka. Harry yang cemburu membalas ciuman Raisa di depan mereka. Vina menundukkan pandangannya. Bohong jika dia tidak cemburu. Zayn melongo melihat Raisa berciuman dengan mantannya Vina.
"Sudah pa malu dilihat anak-anak. Maaf suami saya memang nafsuan begini hehe. Kenalkan Zayn ini papa tirinya Vina" ucap Raisa tak enak. Zayn berdiri dan menyalami tangan Harry dengan sopan. Harry hanya diam saja tanpa banyak bicara. Dia menatap Zayn dengan tajam. Benar-benar sangat menyeramkan hingga membuat Zayn bergidik ketakutan. Kenapa mantan Vina bisa menjadi papa tirinya. Zayn benar-benar sangat bingung.
"Ayo mas kita ke kamar. Kalian ngobrol lagi ya itu sudah mama siapin kue dan minuman" Raisa dan Harry naik ke atas dan masuk ke kamar mereka.
"Vina.. kamu berhutang penjelasan padaku" ucap Zayn serius. Vina menghembuskan nafasnya kasar.
"Aku sama sepertimu awalnya Zayn. Aku harap hanya kamu yang tau kalau dia mantan kekasihku. Jangan sampai orang dirumah ini tau termasuk mamaku. Jaga mulut embermu itu!! tolong jangan bahas dia lagi karena sekarang aku sudah move on. " jelas Vina.
"Oke baiklah tapi sebagai ganti tutup mulut kamu harus mau mencium bibirku ini untuk bayarannya" Zayn memejamkan matanya. Vina memanggil bi Inem dengan gerakan tangannya. Bi Inem mendekat dan Vina menyuruhnya untuk duduk di tempatnya. Bibir Zayn mendekat ke bibir bi Inem tapi baru jarak satu senti Zayn mencium bau balsem yang sangat menyengat.
"Kok kamu bau balsem sih sayang? " Zayn membuka matanya sedikit dan terkejut melihat wajah bi Inem sangat dekat dengan wajahnya. Ia berteriak dan langsung menjauhkan wajahnya.
"Ahkkk!! Vina!! kamu ngerjain aku ya!! " Zayn menangkap tubuh Vina dan menggelitikinya.
"Ahahahhaha maafkan aku ahahahaha lepaskan Zayn geli" tawa Vina. Tawa mereka mengundang kecemburuan Harry. Dia melampiaskan kecemburuannya pada Raisa. Ia mengajak Raisa bercinta sambil membayangkan Vina.
"Mas, kamu tumben ngajak duluan?"tanya Raisa heran. Harry tidak menjawab dan melampiaskan nafsunya pada Raisa. Raisa sangat bahagia. Sudah lama Harry tidak menyentuhnya. Sekarang Harry mengajaknya lebih dulu dan melakukannya berkali-kali. Raisa melenguh keras saat Harry menghentak-hentakkan miliknya sangat dalam disana. Ia harap bisa hamil anaknya Harry agar cinta mereka makin lekat dan erat.
***
Malam harinya mereka makan malam bersama. Vina duduk berdampingan dengan Zayn sedangkan Raisa duduk berdampingan dengan Harry. Raisa tampak telaten melayani suaminya. Raisa mengambilkan lauk dan nasi untuk suaminya itu. Vina juga tidak mau kalah dia juga mengambil nasi dan lauk untuk Zayn dengan porsi yang sangat banyak. Mungkin setara dengan jatah makan tukang bangunan.
"Vina lo mau bunuh gue? " bisik Zayn. Dia tidak bisa menghabiskan makanan yang sebanyak itu.
"Dimakan ya sayang ini Vina yang masak loh" Vina menyuapi Zayn makan seperti mama yang memberi makan anaknya. Harry hanya menatap tajam pada mereka. Dia juga tidak mau kalah dan menyuapi Raisa istrinya.
"Mas? " Raisa senang Harry berubah perhatian padanya. Dia dengan senang hati menerima suapan dari suaminya.
"Sayang suapin Vina dong" Vina membuka mulutnya lebar-lebar di hadapan Zayn. Zayn langsung menyuapi Vina. Kakek yang melihat mereka suap-suapan hanya geleng-geleng kepala.
"Dasar anak muda. Gak malu sama yang sudah tua" gumamnya. Saat asik suap-suapan Vina mendapatkan telepon dari Stefani. Dia permisi sebentar untuk mengangkat telepon.
"Halo Stef, ada apa? " tanya Vina setengah berbisik.
"Vina!! gawat Vina gawat!!! " ucap Stefani panik.
"Gawat apanya? coba ngomong pelan-pelan" tanya Vina gusar. Apa ada sesuatu terjadi pada Raka anaknya?
"Gawat Vina. Raka... Raka.. Raka menghilang!!! "
"Apa?!! " seru Vina kaget. Semua orang melihat kearah Vina. Mereka bingung kenapa Vina berteriak seperti itu.
"Raka kamu dimana nak" batin Vina resah.