Perbincangan ayah dan anak

1011 Words
"Isshhh apaan sih, Ayah tuh pengen neduh di bawah pohon mangga itu loh nak, lagian gerah banget ini." jawab Pak Nasir. lantas Alika langsung berlalu ke dapur dan Pak Nasir menuju ke bawah pohon mangga yang di tunjuk. Tak berapa lama Alika pun muncul dengan 2 gelas jus alpukat di tangannya. "Ada angin apa kok Ayah tiba-tiba Ayah ada disini? kangen ya sama Alika? hayo ngaku." goda Alika terhadap Ayahnya. "Kebiasaan godain Ayahnya ini, minta di jewer memang," kata Pak Nasir sambil pura-pura hendak menjewer telinga Alika. Setelah berbincang-bincang dan puas saling menggoda kini mereka sedang di mode serius, "Ayah bilang ada yang mau di bicarakan sama Alika? Ada apa Yah? kok Alika jadi deg-degan loh yah," kata Alika mengingatkan Ayahnya. "Ayah mau nanya kekamu, tapi ayah mau kamu menjawabnya dengan jujur, Bisa?" tanya sang ayah kepada putri semata wayangnya. "Insyaaalloh Alika akan jawab jujur yah," jawab Alika serius. "Apa rumah tanggamu baik baik saja nak? Apa kamu sedang tidak menyembunyikan apapun dari ayah? Apa suamimu Bimo berfungsi sebagai suami sebagaimana mestinya? Kalian sedang tidak menyembunyikan sesuatu dari ayah kan?" Tanya Pak Nasir panjang lebar tanpa memberi kesempatan untuk Alika memotongnya. Alika menatap sendu Ayahnya, Alika tak mampu berkata apapun, hanya matanya yang menyiratkan kelukaan yang mewakili perasaannya, tanpa di komando air mata itu terjun bebas tanpa bisa di cegah, kini Alika sesenggukan dan tak bisa berkata apa-apa untuk menjawab pertanyaan Ayahnya. Pak Nasir yang menyaksikan anaknya tampak hancur langsung mendekap dan memeluknya, "Menagislah putriku, menagislah, cinta pertamamu ini akan selalu siap menjadi penopangmu saat rapuh, kamu wanita kuat, jangan tunjukkan kelemahanmu di hadapan lawanmu, cukup kau perlihatkan di hadapan orang tua ini. lelaki tua ini punya bahu yang cukup kuat untukmu bersandar." kata-kata Pak Nasir semakin membuat Alika pecah tangisnya. Tanpa Alika jawab pun tentu sang ayah sudah tahu apa yang terjadi apalagi bukti yang di temukan di kantor tadi. "Sejak kapan Bimo seperti itu nak? sejak kapan dia memiliki wanita lain?" tanya Pak Nasir tanpa basa-basi. "Sehari setelah Mas Bimo menikahiku Yah, tapi pernikahan mereka di catatan sipil 3 bulan kemudian." Jawab Alika menahan sedih. "Selama itu kamu menyimpannya sendiri nak?" Tanya Pak Nasir kembali. Alika menggelengkan kepalanya tanda bahwa pernyataan ayahnya itu salah. "Nggak yah, baru beberapa hari yang lalu Alika mengetahuinya. Alika merasa menjadi manusia paling bodoh di dunia ini, ternyata selama ini Alika hanya di manfaatkan saja oleh mereka semua tak terkecuali Mas Bimo dan keluarganya. Coba ayah selidiki perusahaan keluarga Mas Bimo yang di kota B yang konon di kelola oleh mbak Sheila Yah, Alika curiga, sepertinya perusahaan itu sudah bukan punya mereka deh, tapi nggak tau juga sih." kata Alika mulai tenang dari tangisnya. "Terus kenapa bisa Bimo malah memiliki anak dari wanita itu 3 pulak, sedangkan kamu satu aja belum, apa jangan jangan kamu ada masalah dengan kesuburan nak? Apa kamu sudah pernah periksa ke dokter?" Tanya sang ayah kepada putrinya. "Dulu sudah pernah yah, tapi Alhamdulillah Alika baik baik saja," jawab Alika santai seolah tidak pernah menangis tadi. "Kalau tidak ada masalah kok kamu belum hamil juga? Sedangkan si Ono udah mau louncing yang ke 3?" Seketika tawa Alika pecah menggema bersahutan dengan angin yang cukup kencang di bawah pohon mangga tersebut. kemudian Alika pun menceritakan apa yang di alaminya. "Gimana Alika mau hamil yah, lawong Mas Bimo nggak pernah menyentuh Alika sama sekali, emangnya Alika ini Bunda Siti Maryam yang bisa mengandung tanpa di sentuh? ayah ini ada-ada saja....!" jawab Alika sambil berusaha menyembunyikan kesedihannya. Pak Nasir yang mendengar itu lantas kaget bukan kepalang, tidak di sentuh sama sekali? Terus pernikahan mereka? Apa maknanya? Hanya untuk mencuri hartaku?" Batin Pak Nasir dalam hati. "Kurang ajar," geram Pak Nasir menahan marah. "Tentang kecurangan di kantor Ayah, apa kamu juga mengetahuinya?" tanya ayahnya penuh emosi. "Jadi sampai sekarang kamu masih virgin?" Tanya pak Nasir tiba tiba teringat akan hal itu. "Tentang kantor, Alika hanya tahu kalau Mas Bimo Megambil gaji 500 juta setiap bulan." terang Alika. "Semua di berikan kepadamu? Sebagai nafkah?" Tanya sang ayah menyelidiki. "Tidak Yah, Alika di berikannya 20 juta saja." Jawab Alika jujur kepada Ayahnya. "Keterlaluan memang si Bimo itu, kamu tahu Al? data yang di masukkan di kantor sebagai istri bukanlah dirimu tapi Rosma. apa tidak keterlaluan itu? apa dia beranggapan tidak akan ketahuan? ko ya dangkal sekali pemikiran Bimo itu...!"kemudian Pak Nasir menceritakan penemuannya di kantor hari ini. Bimo yang datang terlambat, keuangan kantor yang mengalir besar besaran Tanpa penjelasan yang akurat, juga tentang rumah dan mobil yang di pakai Bimo, tentang kepindahan Bimo, dan masih banyak lagi penemuan-penemuan yang lainnya. Alika yang mendengar penjelasan Ayahnya pun tersenyum. "Tenang yah, sejak Alika mengetahui bahwa pernikahan Alika tidak sehat dan Alika hanya di manfaatkan saja, Alika sudah mengambil tindakan yah, penarikan mobil dan rumah mewah adalah ulah putri ayah ini, Alika tak terlalu kejam untuk memiskinkan mereka tanpa pemasukan yah, apalagi ada anak kecil antara mereka, cuma Alika menutup semua kebocoran aliran dana oleh keluarga Mas Bimo, sehingga mereka tak bisa seenak jidat mereka menghabiskan uang perusahaan....!" Jelas Alika. "Biarkan Mas bimo hanya menikmati gaji dari hasil kerja kerasnya saja, sudah cukup uang perusahaan mereka hamburkan...!"jelas Alika ke Ayahnya. "Kamu memang anak ayah yang hebat, terus bagaimana dengan rumah tangga mu? kamu masih mau bertahan dengan rumah tangga seperti ini? Tanpa nafkah lahir dan batin? Cuma istri di atas kertas?" Tanya pak Nasir menelisik kepada Alika. "Alika akan memilih mundur dan mengakhirinya saja yah. secepatnya Alika akan mengurus perceraian kami." Alika menjelaskan. "Janda tapi perawan dong ceritanya" canda Pak Nasir kemudian *** Sementara itu, Rosma benar-benar jengkel dengan kebodohan suaminya selama ini. "Gila, ternyata aku menikahi manusia bodoh seperti dia, aku kira dia cukup cerdas untuk mengatas namakan semua aset yang di gunakan, ternyata malah seperti ini, tiada satu aset pun di dapatkan. kalau cuma mengandalkan gajinya saja bisa habis hanya untuk bayar semua pekerja di rumah ini, apa aku berhentikan para baby sister itu ya? aku gunakan jasa art saja untuk membantuku mengurus rumah ini sekalian jaga anak-anakku, toh rumah ini terbilang kecil dari rumah yang sebelumnya, jadi 2 Art cukup lah." Rosma bermonolog sendiri dalam hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD