Pelukan Bella seolah memberi Rion dalam perlindungan. Bella adalah satu-satunya pertemanan yang diciptakan tanpa sengaja, seolah takdir yang disuratkan. Perlahan, pria itu melepaskan pelukan untuk bisa berhadapan dengan wanita ini. Matanya yang indah berpendar kristal air mata. “Kamu udah terlalu banyak tau tentangku, Bella,” kata Rion sambil mengusap pipi basah itu. “Karena itu, ikut denganku dan kita bisa pergi dari sini, Rion. Cintamu pada keluargamu melemahkanmu. Sampai kapan pun kamu nggak akan bisa lepas dari jerat ini karena kamu sendiri yang nggak berniat pergi.” “Ini keluargaku. Aku mungkin bisa marah sama mama-papaku, tapi itu nggak bisa bikin aku ninggalin Naina. Dia adikku. Bahkan aku yang merawatnya sejak kecil lebih banyak dibanding mama.” Bella kembali memeluk erat Rion,