Alena menguap berulang-ulang kali karena kurang tidur. Bayangkan saja karena takut, dia sanggup untuk tidak memejamkan mata satu detik pun sampai adzan subuh berkumandang. Lihat sekarang, badannya lemas dan kepalanya terasa berat. Alena masih berada di atas ranjang, ia bahkan belum membersihkan diri padahal matahari sudah meninggi. Jujur saja Alena belum terbiasa hidup seperti ini, ia sangat-sangat kesulitan. Kadang Alena menangis sendiri karena cukup lelah untuk menjalani hari yang cukup berat. Jangankan untuk kemana-mana, untuk ke dapur saja dia kadang hampir terjatuh karena salah melangkah. Sebelum tubuhnya drop dan makin tidak bisa diajak bekerja sama maka Alena memaksakan diri untuk bangkit dari ranjang. Perutnya benar-benar ingin berperang sekarang sehingga mau tidak mau Alena haru