When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Arini sangat grogi melihat Aldo hanya terlilit sepotong handuk yang menutupi bagian pinggang hingga lututnya. Tapi, Arini ingat pesan bunda. Sebagai istri dia harus menyiapkan baju suamunya ketika selesai mandi. Aldo masih mematung, ada getaran aneh yang menjalar ketubuhnya. Ditatapnya Arini yang berdiri tepat didepannya. Dari tubuh langsing itu tercium harum parfum yang sangat lembut. "Kemeja putih warna abu," jawabnya setelah hening beberpa detik. Arini mengambil kemeja itu dan membuka kancingnya. "Ini," Arini menyerahkan kemeja itu tanpa berbalik. "Celananya?" tanyanya lagi. "Yang hitam," jawab Aldo. Arini mengambil celana bahan hitam yang terlipat rapi di lemari. Ia menyerahkan celana itu dalam posisi membelakangi Aldo kemudian menjauh, ia kembali ke depan cermin. Aldo meng