8. Protect by Mafia

1489 Words
"Pada akhirnya, kita akan mengerti dengan sendirinya, bahwa jodoh bukan tentang yang terbaik, tapi yang menerima kita dengan baik." ----- Valentino Guzman pagi ini terlihat santai menikmati udara pagi sembari berjemur di pelataran mansion tempatnya tinggal. Sambil mendengarkan music classic, seorang anak buah datang menghampirinya. "Don Valentino." Pria itu meraih tangan Valentino lalu mencium punggung tangannya dengan takzim. Bersikap begitu sopan dan penuh hormat. "Ada tamu penting yang ingin bertemu denganmu." Valentino membuka kacamata hitam yang ia kenakan. Sembari menyesap caramel machiato di tangannya, pria itu mengangguk, mempersilahkan anak buahnya untuk membawa sang tamu masuk menemui empunya rumah. "Don Valentino," sapa seorang tamu yang sudah dipersilahkan untuk duduk. Dilihat dari perawakannya, tamu yang seorang pria itu mungkin sudah berumur sekitar 60 tahun. Tubuhnya tinggi besar. Dari cara berpakaiannya dapat ditebak kalau ia seorang pejabat besar atau memiliki pengaruh yang kuat. "Alfonso Walters. Kenapa harus repot-repot datang kemari?" tanya Valentino. Pria paruh baya itu menegakkan tubuhnya. "Aku hanya khawatir dengan apa yang terjadi dengan kita beberapa waktu belakangan ini. Itu sebababnya aku memutuskan untuk datang kemari." ungkapnya. "Asal kau tahu, para petinggi M16 mengerahkan agen terbaik mereka untuk menyelidiki di mana posisi Giorgino sekarang berada. Mereka bahkan terus mencari selah untuk membuktikan keterlibatanku dalam bisnis senjata ilegal dan pencucian uang negara." Valentino tersenyum sinis. Air mukanya tetap saja terlihat tenang. Ia memang sudah terbiasa menghadapi masalah genting seperti ini. "Aku sudah meminta anak buahku untuk mencari Giorgino ke seluruh Italia dan Inggris. Aku sangat yakin bisa menemukan pria itu lebih dulu dari pada agen intelijen milik negaramu. Aku bisa pastikan hal ini." "Sepertinya kau juga harus melebarkan area pencarian," saran Alfonso. "Bisa saja pria itu bersembunyi di tempat terpencil yang tidak pernah kita sadari selama ini. Giorgino itu agen khusus. Keahliannya pasti di atas rata-rata." Valentino kali ini mengangguk. "Tapi feelingku mengatakan bukan Giorgino yang menyimpan chip berisi salinan transaksi bisnis kita selama ini." "Lalu siapa?" Kening Alfonso berkerut dalam. Selama ini ia tidak terpikirkan ada orang lain selain Raul yang mungkin membantu Giorgino menyembunyikan salinan data rahasia organisasi mereka. "Bisa saja teman, saudara, atau kerabat lainnya." Alfonso turut mengangguk. Yang dikatakan Valentino memang mungkin sekali terjadi. Tapi kalau sampai pria itu melibatkan keluarga, pasti membutuhkan perhitungan yang sangat matang. Bisa-bisa malah sanak keluarganya yang mati sia-sia ditangkap para musuh. "Lakukan apa yang bisa kau lakukan. Kerahkan semua anak buahmu untuk segera membereskan masalah ini. Aku tidak perduli soal dana yang akan dikeluarkan. Asalkan posisiku tetap aman di parlemen. Kau juga harus memastikan bisnis kita ini tetap berjalan sebagaimana mestinya." Valentino membakar cerutu di tangannya. Menyesap benda keluaran negara Kuba itu dalam-dalam lalu mengembuskannya pelan di udara. "Kau tenang saja. Aku tidak pernah mengecewakan partner kerjaku. Hal seperti ini sudah sering ku alami dan semuanya bisa terselesaikan dengan rapi." Memiliki ribuan anggota yang tersebar di seluruh penjuru memudahkan Valentino menjalankan seluruh bisnisnya. Bukan hanya itu, ia juga begitu gampang melumpuhkan musuh yang berani mengganggu apalagi menghalangi. Partner bisnisnya pun meliputi banyak kalangan. Dari anggota parlemen, pejabat militer, hingga pengusaha kelas kakap lainnya. Setelah berbincang cukup lama, Alfonso akhirnya pamit pergi meninggalkan kediaman kepala mafia Sisilia itu. Sementara Valentino langsung bergegas meraih ponselnya. Menghubungi orang kepercayaan yang ia tugasi secara khusus mencari keberadaan Giorgino di negara Inggris. "Mateo ... " panggil pria itu saat sambungan telponnya di sambut di seberang sana. "Kau sudah mendapatkan informasi terbaru." "Aku sudah mendapatkan beberapa informasi," ungkapnya. "Tapi, sebelumnya aku minta maaf mungkin apa yang akan aku sampaikan membuat anda sedikit tidak nyaman." "Apa maksudmu?" desis Valentino. "Menurut informan terpercaya, sebelum menghilang, Giorgino sempat melakukan pertemuan dengan seseorang yang di duga adalah anaknya. Kemungkinan besar, pria itu memberikan chip rahasia organisasi kita pada salah seorang anaknya." "Dan kau sudah menemukan di mana posisi dari mereka berdua?" Terdengar helaan napas panjang di seberang sana sebelum akhirnya menyahut. "Untuk Giorgino, aku belum bisa memastikan di mana persembunyiannya, Tuan. Tapi kalau putrinya, ia berada di Inggris saat ini." "Kalau begitu, cepat siapkan penangkapan. Bawa saja putrinya kemari. Kalau pun bukan dia yang menyimpan chip tersebut, kita bisa menjadikannya tawanan di kemudian hari." "Sayangnya Tuan harus tahu terlebih dahulu di mana putri Giorgino tinggal." Sambil menggenggam ponselnya, alis mata Valentino terangkat tinggi. "Memangnya wanita itu tinggal di mana?" "Four Season Hotel milik Kiano Aldrich Winata." "Bajingann!" Valentino tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat. Rahangnya mengeras akibat emosi yang berhasil terpancing setelah mendengar berita dari Mateo. "Kenapa harus pria itu yang melindungi anak dari musuh kita." "Entahlah Tuan bagaimana awalnya. Yang pasti, kita tidak bisa menyerang Kiano yang jelas-jelas tinggal di kawasan Netral. Jangan lupakan juga, pria itu dalam lindungan klan witch hunter. Musuh kita yang satu itu tidak bisa diremehkan begitu saja." Witch Hunter sendiri adalah sekelompok mafia besar yang memiliki jaringan hampir di seluruh daratan Eropa. Dulunya, mereka terkenal karena menjalankan bisnis ilegal yang mencakup segala bidang. Bahkan dalam praktiknya, mereka tidak segan-segan berindak brutal terhadap rival bisnis yang berani menghalangi. Tapi setelah berganti pemimpin, Witch Hunter sekarang hanya terpokus pada perdagangan senjata api. Dan Kiano, memiliki hubungan pertemanan begitu erat dengan pemimpinnya sekarang. Valentino memejamkan matanya dramatis. Berpikir keras cara apa yang harus diambil untuk mewujudkan rencananya. "Kau harus mencari celah untuk membawa wanita itu pergi menjauh dari daerah Netral. Bagaimana pun caranya, chip itu harus segera kita musnahkan." Mateo tidak membantah. "Aku akan mengerahkan seluruh kemampuanku, Tuan. Aku kabari jika ada perkembangan berita terbaru." **** Kiano merasakan bagaimana tangan kirinya begitu keram ketika pelan-pelan membuka mata. Menoleh ke samping ia mendapati Anne masih tertidur pulas sambil memeluk tubuhnya dengan erat. Sejenak, pria bertubuh atletis itu malah menghabiskan waktu untuk memandang wajah Anne yang tampak tenang dalam tidurnya. Keadaan wanita itu berbeda jauh dengan semalam yang jelas-jelas menampilkan raut ketakutan. Bila dilihat secara seksama, Anne memang memiliki paras yang cantik serta postur tubuh ideal layaknya wanita-wanita idaman para pria. Tapi entah kenapa, Kiano berusaha menampik kenyataan itu. Yang ada di otak dan hatinya hanyalah kekesalah karena seorang Annastasia Judith Estelle berhasil mengacaukan hidupnya. Datang dari antah berantah tahu-tahu mengaku sedang hamil anaknya. Kalau orang tuanya sampai tahu berita ini, pasti mereka akan syok. Sejenak, Kiano memikirkan kembali ucapan Edward dan Kenzie semalam. Apa ia memang harus menikahi wanita itu untuk sementara waktu? Lama ia berpikir. Mencoba untuk meyakinkan diri keputusan apa yang harus ia ambil. Yang mana makin membuatnya frustrasi. "Ah, kenapa hidupku harus serumit ini!" umpatnya. Pelan-pelan Kiano mencoba untuk menarik tubuhnya dari dekapan Anne. Tapi bukannya terlepas, wanita itu malah semakin mengeratkan pelukan. Yang mana membuat Kiano mau tidak mau membangunkannya. "Anne ... " bisik pria itu. "Bangun," perintahnya. Anne tidak menggubris. Ia masih saja larut dalam tidurnya yang nyenyak. Memaksa Kiano pada akhirnya menyentuh bahkan sesekali menepuk pelan pipi wanita itu sambil terus memanggil. "Anne ... menyingkirlah sedikit dari tubuhku," pinta pria itu. Anne menggeliat. Membuka matanya sedikit seraya bergumam pelan. "Kai ... Aku masih mengantuk." "Ck!" Kiano berdecak. "Aku tidak melarangmu untuk tidur, tapi tolong menyingkir dari tubuhku sekarang juga. Aku harus bangun dan bersiap untuk kerja." "Ya Tuhan, Kiano. Kau benar-benar menyebalkan." Anne mendesah malas. Mengumpulkan seluruh kesadaran yang ia punya, wanita itu berusaha menegakkan tubuhnya. Lalu bergeser posisi. "Silahkan mandi. Atau kau ingin mengajakku sekalian?" sempat-sempatnya wanita itu menggoda. "Tidak perlu!" Kiano langsung menyahut. Sekarang cepat keluar dari kamarku," perintahnya. "Apa kau yakin? Aku tidak akan menolak bila kau mau mengajakku mandi bersama." "Annastasia!" Kiano meninggikan suaranya dengan sengaja. Yang disebut namanya hanya tertawa kecil. Tapi sebelum memutuskan untuk beringsut turun dari ranjang, Anne mendekatkan wajahnya pada Kiano. Mengecup singkat pipi pria itu seraya berbisik. "Terima kasih sudah mengizinkanku tidur bersamamu." Lalu tanpa dosa wanita itu pergi begitu saja. Meninggalkan Kiano yang lagi-lagi tidak bisa berkutik. Apa yang Anne lakukan berhasil membuat darahnya berdesir seketika. "Astaga, bisa gila aku kalau begini terus," gumamnya frustrasi. Kiano, memang terbiasa dekat dengan banyak wanita. Ia bahkan sering bergonta ganti teman kencan bila merasa bosan. Tapi, seingatnya, tidak ada wanita yang mampu membuat jantungnya berdebar seperti sekarang. Bersama Veronica saja ia tidak merasakan hal aneh seperti ini. "Tidak ... tidak ... " pria itu tiba-tiba menggelengkan kepalanya. "Anne bukan tipemu, Kai. Ingat itu! Lebih baik kau fokus saja pada Veronica. Wanita yang sudah jelas bibit bebet dan bobotnya." Kiano terus merapalkan kalimat itu dalam hati. Meneguhkan hati dan pendiriannya agar tidak goyah dengan segala godaan yang sering Anne sengaja tujukan padanya. "Pokoknya aku tidak boleh kalah!" . . (Bersambung) *Yang baru bergabung, boleh banget follow ig/sss ku @novafhe. Semua visual/jadwal update/spoiller cerita aku publish di status/story. *Yang mau gabung grup pembaca di f*******:, bisa cari nama grupnya : Fhelicious. *Yang mau gabung grup khusus pembaca di WA. Boleh klik link-nya di profile ig. . Thankiss semuanya. . . ====Note=== . Halo, Cerita ini eksklusif tayang/terbit di aplikasi Dreame/innovel dan hanya bisa di baca di sana. Jadi, jika kalian menemukan cerita ini dijual bebas dalam bentuk PDF oleh orang yang tidak bertanggung jawab, mohon bantuannya untuk melapor/memberitahu aku, yah. Karena tindakan tersebut bisa di proses secara hukum dan di tuntut untuk mengganti rugi. . Salam, Fhee.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD